Baku Tembak TNI-Polri di Markas Brimob Kepri
A
A
A
JAKARTA - Bentrokan kembali pecah di Markas Komando (Mako) Brimob Polda Kepulauan Riau, Kawasan Batu Aji, Tembesi, Batam, kemarin. Sekelompok orang memberondongkan tembakan ke bangunan itu.
Serangan bersenjata ini diduga kuat buntut dari keributan anggota Brimob dengan oknum anggota Batalion Infanteri (Yonif) 134/Tuah Sakti (TS) siang sebelumnya. Pantauan di lapangan, hingga pukul 22.00 WIB rentetan tembakan masih terdengar. Sesekali bahkan terdengar suara menggelegar seperti dentuman meriam.
Berondongan tembakan yang diarahkan ke mako Brimob datang dari sebuah bukit dekat Tower Pelopor di sisi Gedung Gegana Brimob. Informasi yang beredar, puluhan oknum anggota Yonif 134/TS mengepung markas itu dan melepaskan tembakan beruntun. Tak ingin menjadi korban, anggota Brimob pun melancarkan tembakan balasan. Situasi menjadi sangat mencekam.
Dari suara alat komunikasi radio handy talky yang dipegang polisi, barak dua Brimob telah terbakar. Semua sepeda motor di ruangan itu juga hangus. Serangan itu ditengarai telah dirancang. “Jangan sampai sasaran kena warga sipil. Perhatikan sasarannya,” komando seseorang di radio itu.
Penyerangan Mako Brimob Kepri diduga imbas dari bentrok antara oknum anggota Yonif 134/TS dan aparat Brimbob Kepri. Keributan berawal ketika prajurit TNI dan anggota Brimob bertemu di sebuah warung makan, Perumahan Buana Impian II Tembesi.
“Mereka saling pandang. Dari situ menantang dan nyaris terjadi perkelahian,” kata seorang saksi di lokasi kejadian yang tak mau disebutkan namanya. Perkelahian berhasil dicegah anggota Provost Brimob yang datang ke tempat itu. Namun, situasi ternyata tak sepenuhnya berhasil dikendalikan.
Pascakeributan di warung makan itu, puluhan pria yang diduga prajurit Yonif 134 mendatangi mako Brimob di Kawasan Batu Aji sekitar pukul 11.00 WIB. Bersenjatakan parang, pelaku berpakaian sipil itu menerobos masuk Barak Teratai dan memecahkan pintu barak. Kaca pun berantakan.
“Mereka datang tiba-tiba. Padahal kami baru mau istirahat,” kata seorang anggota Brimob. Serangan mendadak itu membuat anggota Brimob kocarkacir. Mereka tak memberi perlawanan. Setelah menghancurkan barak, para pelaku penyerangan pergi. Menghindari serangan lanjutan, mako Brimob dijaga ketat. Sejumlah perwira Polisi Militer berjaga-jaga.
Di lain pihak, setiap pintu masuk dan keluar markas Yonif 134/TS di jaga personel polisi militer. Akses menuju markas itu juga ditutup truk militer. Tapi, situasi benar-benar belum reda. Sekitar pukul 17.15 keributan kembali pecah. Situasi kali ini malah menakutkan. Tibatiba terjadi rentetan tembakan dari mako Brimob.
Tembakan itu diduga dari anggota Brimob yang ingin menghalau oknum anggota Yonif 134/TS yang ingin menerobos masuk. Dalam sekejap perang terjadi. Giliran rentetan tembakan menghujani mako Brimob. Tembakan itu datang dari bukit di belakang bangunan itu. Pada saat bersamaan, Wakil Gubernur Kepulauan Riau Soerya Respationo dan rombongan sedang berada di dalam markas.
Mereka pun terjebak. Termasuk dalam rombongan ini sejumlah wartawan, termasuk wartawan KORAN SINDO BATAM Muhammad Bunga Ashab, Gabriel P Sara (Batamtoday.com), Dedi Manurung (Haluan Kepri), dan Zabur A (Tribun Batam). Mereka sempat bersembunyi di Gedung Kompi A Pelopor sebelum dievakuasi ke rumah Kasat Brimob Polda Kepri.
“Wartawan jangan ke mana-mana, tetap di sini saja (dalam Gedung Kompi A Pelopor). Bapak-bapak juga (Staf Pemrov Kepri) di sini saja,” ujar Ipda Sugeng, salah satu anggota Brimob Kepri. Dari Jakarta, Mabes TNI menyatakan, keributan antara anggota TNI AD Yonif 134 dan Brimob di depan mako Brimob telah didamaikan.
Menurut Kapuspen TNI Mayjen TNI Fuad Basya, pascabentrokan siang hari semua prajurit TNI dan Brimob tidak ada yang diizinkan untuk keluar dari markas. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, polisi telah mengambil langkah-langkah terkait kejadian di Batam.
“Unsur pimpinan baik TNI maupun Polda setempat sudah menenangkan agar tidak ada kesalahankesalahan lagi,” katanya. Pengamat militer Wawan Purwanto mengatakan, dua pimpinan institusi tersebut sebenarnya telah saling bertemu dan mencari solusi. Hanya, situasi di lapangan berbeda.
“Mereka yang masih muda-muda dengan jiwa korsa tinggi sangat mudah terpicu keributan,” tuturnya. Menurut dia, saat menjalani pendidikan mereka sudah menerima berbagai materi. Tapi, kondisi di lapangan seringkali antarateoridanpraktikberbeda.
Muhammad bunga ashab/sucipto/dita angga
Serangan bersenjata ini diduga kuat buntut dari keributan anggota Brimob dengan oknum anggota Batalion Infanteri (Yonif) 134/Tuah Sakti (TS) siang sebelumnya. Pantauan di lapangan, hingga pukul 22.00 WIB rentetan tembakan masih terdengar. Sesekali bahkan terdengar suara menggelegar seperti dentuman meriam.
Berondongan tembakan yang diarahkan ke mako Brimob datang dari sebuah bukit dekat Tower Pelopor di sisi Gedung Gegana Brimob. Informasi yang beredar, puluhan oknum anggota Yonif 134/TS mengepung markas itu dan melepaskan tembakan beruntun. Tak ingin menjadi korban, anggota Brimob pun melancarkan tembakan balasan. Situasi menjadi sangat mencekam.
Dari suara alat komunikasi radio handy talky yang dipegang polisi, barak dua Brimob telah terbakar. Semua sepeda motor di ruangan itu juga hangus. Serangan itu ditengarai telah dirancang. “Jangan sampai sasaran kena warga sipil. Perhatikan sasarannya,” komando seseorang di radio itu.
Penyerangan Mako Brimob Kepri diduga imbas dari bentrok antara oknum anggota Yonif 134/TS dan aparat Brimbob Kepri. Keributan berawal ketika prajurit TNI dan anggota Brimob bertemu di sebuah warung makan, Perumahan Buana Impian II Tembesi.
“Mereka saling pandang. Dari situ menantang dan nyaris terjadi perkelahian,” kata seorang saksi di lokasi kejadian yang tak mau disebutkan namanya. Perkelahian berhasil dicegah anggota Provost Brimob yang datang ke tempat itu. Namun, situasi ternyata tak sepenuhnya berhasil dikendalikan.
Pascakeributan di warung makan itu, puluhan pria yang diduga prajurit Yonif 134 mendatangi mako Brimob di Kawasan Batu Aji sekitar pukul 11.00 WIB. Bersenjatakan parang, pelaku berpakaian sipil itu menerobos masuk Barak Teratai dan memecahkan pintu barak. Kaca pun berantakan.
“Mereka datang tiba-tiba. Padahal kami baru mau istirahat,” kata seorang anggota Brimob. Serangan mendadak itu membuat anggota Brimob kocarkacir. Mereka tak memberi perlawanan. Setelah menghancurkan barak, para pelaku penyerangan pergi. Menghindari serangan lanjutan, mako Brimob dijaga ketat. Sejumlah perwira Polisi Militer berjaga-jaga.
Di lain pihak, setiap pintu masuk dan keluar markas Yonif 134/TS di jaga personel polisi militer. Akses menuju markas itu juga ditutup truk militer. Tapi, situasi benar-benar belum reda. Sekitar pukul 17.15 keributan kembali pecah. Situasi kali ini malah menakutkan. Tibatiba terjadi rentetan tembakan dari mako Brimob.
Tembakan itu diduga dari anggota Brimob yang ingin menghalau oknum anggota Yonif 134/TS yang ingin menerobos masuk. Dalam sekejap perang terjadi. Giliran rentetan tembakan menghujani mako Brimob. Tembakan itu datang dari bukit di belakang bangunan itu. Pada saat bersamaan, Wakil Gubernur Kepulauan Riau Soerya Respationo dan rombongan sedang berada di dalam markas.
Mereka pun terjebak. Termasuk dalam rombongan ini sejumlah wartawan, termasuk wartawan KORAN SINDO BATAM Muhammad Bunga Ashab, Gabriel P Sara (Batamtoday.com), Dedi Manurung (Haluan Kepri), dan Zabur A (Tribun Batam). Mereka sempat bersembunyi di Gedung Kompi A Pelopor sebelum dievakuasi ke rumah Kasat Brimob Polda Kepri.
“Wartawan jangan ke mana-mana, tetap di sini saja (dalam Gedung Kompi A Pelopor). Bapak-bapak juga (Staf Pemrov Kepri) di sini saja,” ujar Ipda Sugeng, salah satu anggota Brimob Kepri. Dari Jakarta, Mabes TNI menyatakan, keributan antara anggota TNI AD Yonif 134 dan Brimob di depan mako Brimob telah didamaikan.
Menurut Kapuspen TNI Mayjen TNI Fuad Basya, pascabentrokan siang hari semua prajurit TNI dan Brimob tidak ada yang diizinkan untuk keluar dari markas. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, polisi telah mengambil langkah-langkah terkait kejadian di Batam.
“Unsur pimpinan baik TNI maupun Polda setempat sudah menenangkan agar tidak ada kesalahankesalahan lagi,” katanya. Pengamat militer Wawan Purwanto mengatakan, dua pimpinan institusi tersebut sebenarnya telah saling bertemu dan mencari solusi. Hanya, situasi di lapangan berbeda.
“Mereka yang masih muda-muda dengan jiwa korsa tinggi sangat mudah terpicu keributan,” tuturnya. Menurut dia, saat menjalani pendidikan mereka sudah menerima berbagai materi. Tapi, kondisi di lapangan seringkali antarateoridanpraktikberbeda.
Muhammad bunga ashab/sucipto/dita angga
(bbg)