Diplomasi ala Presiden Putin Menuai Kecaman

Selasa, 18 November 2014 - 13:25 WIB
Diplomasi ala Presiden...
Diplomasi ala Presiden Putin Menuai Kecaman
A A A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin menjadi sorotan karenagaya diplomasi yang dimainkannya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Brisbane, Australia, pada akhir pekan lalu.

Sikap Putin itu mendapatkan kecaman di berbagai media massa dan sosial karena menunjukkan bentuk arogansinya. Putin mempercepat kepergiannya dari Brisbane dengan alasan ingin beristirahat lebih lama dan harus siap bekerja pada Senin. Kepergian Putin itu lebih awal dari Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dan pemimpin Eropa lainnya yang membicarakan isu Ukraina.

Selain lebih cepat meninggalkan Forum G-20, saat sesi foto bersama para pemimpin negara G-20, Putin juga berada di pinggir dan makan malam sendiri. ”Putin menghindari konfrontasi,” tulis Kommersant, media Rusia. Diplomasi yang dilakukan Putin itu bertujuan agar Rusia menghindari skandal yang dapat mengisolasi Rusia.

Sedangkan harian bisnis Rusia, Vedomosti, menyatakan bahwa Putin sengaja menghindar untuk bereaksi atas pernyataan para pemimpin Barat. ”Putin mendemonstrasikan penyambutan yang dingin,” tulisnya.

Media-media Rusia yang berhaluan anti-Kremlin menganggap sikap menghindari konfrontasi bukan sebagai sikap mulia dari seorang pemimpin bangsa besar. Vedomosti menyebut Putin sebagai ”orang aneh di antara orang aneh”.

”G-20 di Brisbane, Australia, menjadi demonstrasi bagaimana kurangnya dialog konstruktif antara Rusia dan Barat,” tulis Vedomosti dalam editorialnya. Sebaliknya, media-media pro-Kremlin menyambut baik diplomasi berani Putin.

”Presiden mendapatkan hotel yang jelek dan berada di sisi kanan saat sesi foto,” tulis harian Izvestia. Putin juga melanggar protokol karena memberikan komentar kepada media sebelum pemimpin pemerintahan tuan rumah, Perdana Menteri (PM) Abbott menggelar konferensi pers penutup.

Putin membantah kalau dia menghina Abbott. Dia berdalih membutuhkan 18 jam penerbangan dari Australia ke Rusia. Bahasa tubuh Putin yang mendapatkan perhatian media massa dan para pengguna media sosial adalah ketika dia selalu menonjolkan dua jarinya saat bersalaman dengan PM Abbott.

Banyak analis politik yang heran dengan bahasa tubuh Putin itu dalam berinteraksi. Yang paling mengejutkan adalah ketika Putin terlihat tidak nyaman dan menguap ketika rapat para pemimpin pemerintahan pada Sabtu (15/11) lalu. Gaya diplomasi yang dimainkan Putin merupakan bentuk dari provokasi terhadap opini negatif terhadap Rusia dalam isu Ukraina.

Putin ingin menunjukkan penolakan terhadap ”diplomasi satu arah” yang dimainkan Presiden Obama dan para sekutunya. ”Putin ingin menyerukan tatanan baru untuk memimpin dunia dan pemahaman yang lebih baik antara Timur dan Barat,” demikian tulis The Financial Times.

Namun, gaya diplomasi keras Putin itu diakui akan berdampak buruk. Rusia akan semakin terisolasi dan risiko krisis di Ukraina akan semakin serius. Apalagi, Putin memainkan diplomasinya sendiri tanpa dukungan pemimpin negara lain. Sedangkan, Presiden China Xi Jinping sepertinya lebih memainkan diplomasi yang aman di panggung dunia dan konstruktif.

Andika hendra m
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5063 seconds (0.1#10.140)