Mahasiswa Langsung Bakar Ban
A
A
A
Sejumlah eksponen mahasiswa menyambut keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dengan melakukan demonstrasi.
Hal ini di antaranya dilakukan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jakarta dan Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diwarnai aksi bakar ban. Aksi aktivis HMI Jakarta digelar di Jalan Cikini Raya, tidak jauh dari SPBU Cikini, sekitar pukul 21.40 WIB. Dengan membawa atribut HMI, massa sempat membakar ban, kayu, dan kardus.
Mereka juga menghalangi kendaraan yang akan melintas dari arah Tugu Tani ke Salemba. Akibat itu, kepadatan kendaraan terjadi di jalan tersebut. Andri, seorang peserta Aksi, menandaskan aksi digelar untuk menolak kebijakan Jokowi. Kenaikan harga BBM sebesar Rp2.000 akan diikuti dengan kenaikan segala kebutuhan, mulai dari kebutuhan pokok hingga ongkos angkutan umum. Kondisi demikian akan memberatkan rakyat kecil. “Jokowi telah mengkhianati rakyat kecil,” ucapnya.
Hampir bersamaan aktivis KBM UIN Syarif Hidayatullah juga melakukan aksi membakar ban bekas di depan Kampus UIN Syarif Hidayatullah, Jalan Ir Haji Juanda No 95, Ciputat, Tangerang. Aksi ini sempat diwarnai ketegangan karena petugas berupaya menghalau aksi mereka. Selain menolak kenaikan harga BBM, para mahasiswa juga menuntut Jokowi turun.
Sebelumnya sejumlah aksi yang sama dilakukan di beberapa daerah di Jabodetabek. Di Bogor ratusan mahasiswa Universitas Djuanda Bogor menentang kenaikan harga BBM dengan melakukan blokade jalan akses menuju gerbang tol Ciawi, tepatnya di perempatan Pasar Ciawi, Kabupaten Bogor.
Mereka menuntut pemerintah membatalkan rencana kenaikan harga BBM. Sambil berorasi mahasiswa nyaris memblokade jalan tol. Namun, dengan cepat aparat Polres Bogor Kota menghadang langkah mereka. Para mahasiswa lantas mengalihkan sasaran yakni memblokade perempatan Ciawi dengan cara membakar ban bekas.
Akibat itu, kemacetan mengular hingga beberapa kilometer memasuki gerbang tol Ciawi. Di Tangerang aksi yang melibatkan puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Komite Rakyat Tangerang di Tugu Adipura, Jalan Veteran, Kota Tangerang berlangsung ricuh. Kericuhan terjadi ketika mahasiswa membakar replika keranda mayat saat demo. Petugas kepolisian sempat melarang mereka.
Namun, para mahasiswa menghalangi polisi dan tetap menyulutkan api hingga keranda terbakar. Saat itulah mahasiswa dan petugas kepolisian bersitegang. Polisi sempat menyeret seorang mahasiswa untuk diamankan. Namun, dia akhirnya dilepaskan setelah dipisahkan oleh rekannya. Aksi demo pun kembali berlanjut.
Sementara di Makassar, aksi menolak menaikkan harga BBM kembali berlangsung kemarin. Aksi yang dilakukan mahasiswa gabungan beberapa kampus di Makassar juga diwarnai bentrok antara demonstran dan anggota Satpol Pamong Praja dan pegawai negeri sipil di Kantor Gubernur Sulawesi Selatan di Jalan Urip Sumoharjo.
Dalam bentrokan ini dua orang terkena anak panah yakni seorang pegawai Kantor Gubernur Sulsel dan seorang mahasiswa. Yaser, ketua BEM Pertanian UMI, juga terkena lemparan batu dari arah kubu Satpol PP. Di Surabaya, ratusan mahasiswa menggelar aksi di Gedung Negara Grahadi.
Mereka menganggap kenaikan harga BBM hanya akan menyengsarakan rakyat. Dalam aksi yang melibatkan gabungan elemen mahasiswa se-Surabaya seperti PMII, HMI, LMND, dan IMM, mahasiswa menilai kenaikan harga BBM menunjukkan keberpihakan Presiden Jokowi terhadap masyarakat sebenarnya semu.
Atas penilaian tersebut, ratusan mahasiswa memberi salam khusus kepada presiden ketujuh tersebut berupa “Salam Gigit Jari”. Bukan “Salam Dua Jari” atau “Salam Tiga Jari” seperti ikon kampanye Jokowi- Jusuf Kalla selama ini.
“Salam Tiga Jari ternyata hanya menyengsarakan rakyat, lebih pantasnya kita beri Salam Gigit Jari kepada Jokowi,” kata salah satu koordinator aksi dari Left Democration Force (LDF), Ilham Arju, di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya. Aksi menolak kenaikan harga BBM juga digelar mahasiswa di Jabodetabek.
Ihya ulumuddin/Denny irawan/Haryudi /Ridwansyah
Hal ini di antaranya dilakukan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jakarta dan Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diwarnai aksi bakar ban. Aksi aktivis HMI Jakarta digelar di Jalan Cikini Raya, tidak jauh dari SPBU Cikini, sekitar pukul 21.40 WIB. Dengan membawa atribut HMI, massa sempat membakar ban, kayu, dan kardus.
Mereka juga menghalangi kendaraan yang akan melintas dari arah Tugu Tani ke Salemba. Akibat itu, kepadatan kendaraan terjadi di jalan tersebut. Andri, seorang peserta Aksi, menandaskan aksi digelar untuk menolak kebijakan Jokowi. Kenaikan harga BBM sebesar Rp2.000 akan diikuti dengan kenaikan segala kebutuhan, mulai dari kebutuhan pokok hingga ongkos angkutan umum. Kondisi demikian akan memberatkan rakyat kecil. “Jokowi telah mengkhianati rakyat kecil,” ucapnya.
Hampir bersamaan aktivis KBM UIN Syarif Hidayatullah juga melakukan aksi membakar ban bekas di depan Kampus UIN Syarif Hidayatullah, Jalan Ir Haji Juanda No 95, Ciputat, Tangerang. Aksi ini sempat diwarnai ketegangan karena petugas berupaya menghalau aksi mereka. Selain menolak kenaikan harga BBM, para mahasiswa juga menuntut Jokowi turun.
Sebelumnya sejumlah aksi yang sama dilakukan di beberapa daerah di Jabodetabek. Di Bogor ratusan mahasiswa Universitas Djuanda Bogor menentang kenaikan harga BBM dengan melakukan blokade jalan akses menuju gerbang tol Ciawi, tepatnya di perempatan Pasar Ciawi, Kabupaten Bogor.
Mereka menuntut pemerintah membatalkan rencana kenaikan harga BBM. Sambil berorasi mahasiswa nyaris memblokade jalan tol. Namun, dengan cepat aparat Polres Bogor Kota menghadang langkah mereka. Para mahasiswa lantas mengalihkan sasaran yakni memblokade perempatan Ciawi dengan cara membakar ban bekas.
Akibat itu, kemacetan mengular hingga beberapa kilometer memasuki gerbang tol Ciawi. Di Tangerang aksi yang melibatkan puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Komite Rakyat Tangerang di Tugu Adipura, Jalan Veteran, Kota Tangerang berlangsung ricuh. Kericuhan terjadi ketika mahasiswa membakar replika keranda mayat saat demo. Petugas kepolisian sempat melarang mereka.
Namun, para mahasiswa menghalangi polisi dan tetap menyulutkan api hingga keranda terbakar. Saat itulah mahasiswa dan petugas kepolisian bersitegang. Polisi sempat menyeret seorang mahasiswa untuk diamankan. Namun, dia akhirnya dilepaskan setelah dipisahkan oleh rekannya. Aksi demo pun kembali berlanjut.
Sementara di Makassar, aksi menolak menaikkan harga BBM kembali berlangsung kemarin. Aksi yang dilakukan mahasiswa gabungan beberapa kampus di Makassar juga diwarnai bentrok antara demonstran dan anggota Satpol Pamong Praja dan pegawai negeri sipil di Kantor Gubernur Sulawesi Selatan di Jalan Urip Sumoharjo.
Dalam bentrokan ini dua orang terkena anak panah yakni seorang pegawai Kantor Gubernur Sulsel dan seorang mahasiswa. Yaser, ketua BEM Pertanian UMI, juga terkena lemparan batu dari arah kubu Satpol PP. Di Surabaya, ratusan mahasiswa menggelar aksi di Gedung Negara Grahadi.
Mereka menganggap kenaikan harga BBM hanya akan menyengsarakan rakyat. Dalam aksi yang melibatkan gabungan elemen mahasiswa se-Surabaya seperti PMII, HMI, LMND, dan IMM, mahasiswa menilai kenaikan harga BBM menunjukkan keberpihakan Presiden Jokowi terhadap masyarakat sebenarnya semu.
Atas penilaian tersebut, ratusan mahasiswa memberi salam khusus kepada presiden ketujuh tersebut berupa “Salam Gigit Jari”. Bukan “Salam Dua Jari” atau “Salam Tiga Jari” seperti ikon kampanye Jokowi- Jusuf Kalla selama ini.
“Salam Tiga Jari ternyata hanya menyengsarakan rakyat, lebih pantasnya kita beri Salam Gigit Jari kepada Jokowi,” kata salah satu koordinator aksi dari Left Democration Force (LDF), Ilham Arju, di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya. Aksi menolak kenaikan harga BBM juga digelar mahasiswa di Jabodetabek.
Ihya ulumuddin/Denny irawan/Haryudi /Ridwansyah
(bbg)