Permintaan Apartemen Meningkat

Senin, 17 November 2014 - 13:02 WIB
Permintaan Apartemen...
Permintaan Apartemen Meningkat
A A A
Permintaan dan suplai apartemen di Jakarta terus meningkat. Sejumlah pembangunan apartemen baru terus dilakukan.

Harga apartemen pun merangkak naik dari waktu ke waktu. Kendati begitu, tingkat permintaan terhadap hunian vertikal ini terus meningkat, khususnya di kalangan muda.

Lembaga konsultan global di sektor properti Colliers International beberapa waktu lalu melansir laporan bertajuk Research & Forecast Report Jakarta Apartment (3Q 2014).

Berdasarkan laporan tersebut, peningkatan harga apartemen dibanding tahun lalu berkisar 13% hingga 28%. Peningkatan terbesar terjadi pada apartemen yang terletak di kawasan Jakarta Selatan yang pada kuartal ketiga tahun ini mencapai Rp31,2 juta per meter per segi. Angka ini lebih tinggi 28% dibanding tahun lalu dan 9% dibanding kuartal sebelumnya.

Harga apartemen termahal tetap ada di daerah pusat bisnis (central business district/CBD) yang mencapai Rp41,7 juta per meter per segi. Angka ini meningkat sebesar 18% dibanding tahun lalu. Sementara apartemen yang berada di luar kawasan bisnis meningkat 13% dibanding tahun lalu dan 4% jika dibanding kuartal sebelumnya.

Menurut Associate Director Colliers International Indonesia Ferry Salanto, dinamika politik yang terjadi pada 2014 secara umum tidak mengganggu pasar apartemen. Malah, secara umum pasar apartemen memperlihatkan kinerja stabil. Memang dari sisi harga sempat terjadi perlambatan harga secara tahunan (year on year/YoY).

“Kenaikan harga apartemen melambat menjadi 17% YoY, dibanding 20% pada periode yang sama tahun lalu. Harga rata-rata di CBD tercatat Rp41,8 juta per meter persegi. Di Jakarta Selatan harganya adalah Rp31,2 juta per meter persegi dan Rp20,3 juta di daerah non-prime,” ujar Ferry.

Sementara dari sisi pasokan, pada kuartal ke-3 2014 peningkatan kumulatif apartemen strata-title hanya meningkat 2% dibanding kuartal sebelumnya. Menurut catatan Colliers, secara umum ada sejumlah penjadwalan ulang tentang proses pembangunan apartemen di Jakarta. Sejumlah masalah teknis seperti instalasi listrik hingga proses finishing menyebabkan perlambatan.

Ada delapan menara dari enam proyek yang menjadi penyumbang terbanyak pasokan pada kuartal ketiga tahun ini yaitu Ambassade Residence, My- Home Apartment, The Pakubuwono Signature, Sherwood Residence (Tower Regent), Sky Terrace Lagoon, dan Te Green Pramuka (Tower Bougenville). Hingga kuartal ketiga tahun ini, ada 33% dari total 20.899 unit yang telah diserahkan dan menyisakan 14.000 unit yang akan tersedia pada kuartal ke-4 atau pada tahun depan.

Saat ini ada 21 proyek yang tersisa yang diharapkan akan selesai pada akhir tahun 2014. Sekitar 48% dari proyek ini mungkin akan memenuhi target operasi, sedangkan sisanya diperkirakan akan dimulai pada kuartal I atau II/2015. “Berdasarkan database kami yang dikombinasikan dengan survei lapangan, sebanyak 51 proyek yang diharapkan akan selesai pada tahun 2015 ditambah proyek tambahan dari 2014, sekitar 66,7% proyek yang terdiri dari 19.213 unit apartemen cenderung akan memenuhi target,” tulis Colliers dalam laporan mereka.

Sementara dari sisi permintaan, pertumbuhan hanya sekitar 1,4% dibanding kuartal sebelumnya. Berdasarkan survei lapangan dan temuan dari pemasaran beberapa proyek apartemen, aktivitas penjualan sempat sedikit terhambat sebelum pemilihan presiden berlangsung. Namun, aktivitas penjualan telah bangkit kembali dalam tren positif saat ini.

Menurut catatan Colliers, permintaan apartemen ditopang keinginan untuk tinggal di dalam kota dan pergeseran hunian yang mulai vertikal. Permintaan apartemen juga ditopang rencana investasi yang dilakukan masyarakat Jakarta. Para pengguna (end user) dan investor juga memperlakukan unit apartemen sebagai aset.

Dari perspektif end user, apartemen dapat menjadi aset terlindungi terhadap inflasi. Sementara bagi investor, memiliki apartemen dapat memberikan pendapatan dari sewa dibanding hanya menyimpan uang. Berdasarkan segmen pasar, tingkat pra-penjualan proyek-proyek kelas menengah atas mencapai tingkat penerimaan tertinggi yaitu 84%, diikuti kelas atas sebesar 78%.

Penyerapan apartemen kelas atas ditopang permintaan yang besar untuk sejumlah daerah seperti Pondok Indah, Simprug, Senopati, Permata Hijau, Kemayoran, Kedoya dan di daerah CBD. Permintaan untuk kelas menengah atas lebih besar dibanding apartemen kelas menengah. Para pengembang, khususnya untuk proyek kelas menengah, menawarkan sejumlah keunggulan, di antaranya akses terdekat pada transportasi massal dan fasilitasumumlain.

Promosiinidilakukan untuk meningkatkan penjualan. Promosi lain yang dilakukan adalah dengan memberikan tawaran pembayaran yang lebih fleksibel, memberikan diskon, hadiah langsung, dan angsuran lebih lama.

Islahuddin
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7408 seconds (0.1#10.140)