Kereta Api Bandara Beroperasi Januari 2016
A
A
A
JAKARTA - Kereta api (KA) Jakarta-Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) dipastikan beroperasi Januari 2016 mendatang. Pengerjaan tersisa merupakan pemasangan jalur ganda rel sepanjang 175 meter di kawasan Batu Ceper-Bandara Soetta.
“Rel kereta dan perangkatnya sudah siap, tinggal pasang. Hanya tinggal menunggu pembebasan lahan sepanjang 175 meter saja. Saat ini sedang tahap negosiasi,” kata Direktur Utama PT Railink selaku pihak yang menangani pembangunan KA Jakarta-Soetta M Fadillah di Jakarta kemarin.
Dia menambahkan proyek KA Jakarta-Bandara Soetta menghabiskan biaya sekitar Rp2,7 triliun. Biaya tersebut digunakan untuk membangun dua stasiun, yakni Stasiun Sudirman dan Stasiun Bandara, pembangunan jalur ganda sepanjang 12,3 km dari Batu Ceper hingga Bandara Soetta, beserta dengan pembelian lokomotif dan gerbongnya.
Perjalanan KA Jakarta-Bandara Soetta sepanjang 38 km itu akan dimulai dari Stasiun Manggarai-Sudirman-Tanah Abang-Duri-Tangerang-Batu Ceper hingga stasiun dalam lingkungan bandara yang saat ini sedang dalam tahap pembangunan. Pada tahap awal, kata Fadillah, pihaknya akan menurunkan 10 rangkaian KRL Commuter Line.
Tiap rangkaian memiliki 6 gerbong berkapasitas 272 kursi penumpang. “KRL Comutter Line nantinya akan beroperasi sejak pukul 04.00 hingga pukul 24.00 WIB,” imbuhnya. Adapun tarif KRL bandara, menurut Fadillah, masih dalam penghitungan. “Kalau tarif pastinya di bawah tarif taksi,” ujarnya.
Komentar senada diucapkan Direktur Angkutan Lalulintas Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan, Hanggoro Budi Wiryawan. Dia mengatakan permasalahan lahan untuk kereta bandara yang dibangun PT KAI sepenuhnya sudah bisa diatasi. Menurutnya, jika proses berjalan lancar, jalur kereta tersebut paling lama bisa beroperasi pada awal 2016.
“Dari Direktorat Perkeretaapian sudah diteken penyelenggaraannya. Saya kira sedang dalam proses kontruksi. Mengenai masalah pembebasan lahan saya kira sudah bisa ditangani sepenuhnya oleh PT KAI, sebab pengoperasian kereta bandara ini juga sudah mendesak dibutuhkan masyarakat,” ujar dia.
Menurut Hanggoro, pembebasan lahan yang harus ditangani masih menyisakan lahan sekitar 5%. Menurut dia, dalam perjanjian, disebutkan masa pembangunan kontruksi ditarget satu tahun sehingga pengoperasiannya diharapkan bisa berjalan pada awal 2016. Perjalanan menggunakan KRL tersebut sebelumnya telah didukung dengan beroperasinya jalur ganda dari Stasiun Duri hingga Stasiun Tangerang (Pasar Anyar).
“Jadi nanti akan melintas langsung dari Manggarai melewati trayek yang ada sebelumnya memanfaatkan jalur ganda Duri-Tangerang,” ujar dia. Sementara itu, berdasarkan pantauan, jalur rel dari Tangeran hingga Duri yang digandakan untuk menunjang pembangunan KA Jakarta-Bandara Soetta sudah dioperasikan sejak Juni 2014.
Sayangnya pembangunan rel ganda tersebut tidak dibarengi dengan pembuatan palang pintu kereta dan pembatas antara rel dengan permukiman padat penduduk sepanjang rel. Akibatnya banyak warga menjadi korban. Menanggapi hal tersebut, Kepala Humas Daop I PT KAI Agus Komarudin mengatakan, jalur perlintasan kereta api Tangerang- Duri memang masih banyak yang tidak berpalang.
Sedikitnya ada sekitar 10 dari 40 pintu perlintasan KA Tangerang- Duri yang tidak berpalang. “Sebenarnya kami sudah membuat imbauan dan sosialisasi mengenai pengaktifan jalur ganda mengingat banyak yang tidak berpalang dan banyak pemukiman. Namun kami berharap Pemprov DKI segera mengajukan surat ke Dirjen PT KAI untuk membuat jalur kereta tidak sebidang,” jelasnya.
Bima setiyadi/Ichsan amin
“Rel kereta dan perangkatnya sudah siap, tinggal pasang. Hanya tinggal menunggu pembebasan lahan sepanjang 175 meter saja. Saat ini sedang tahap negosiasi,” kata Direktur Utama PT Railink selaku pihak yang menangani pembangunan KA Jakarta-Soetta M Fadillah di Jakarta kemarin.
Dia menambahkan proyek KA Jakarta-Bandara Soetta menghabiskan biaya sekitar Rp2,7 triliun. Biaya tersebut digunakan untuk membangun dua stasiun, yakni Stasiun Sudirman dan Stasiun Bandara, pembangunan jalur ganda sepanjang 12,3 km dari Batu Ceper hingga Bandara Soetta, beserta dengan pembelian lokomotif dan gerbongnya.
Perjalanan KA Jakarta-Bandara Soetta sepanjang 38 km itu akan dimulai dari Stasiun Manggarai-Sudirman-Tanah Abang-Duri-Tangerang-Batu Ceper hingga stasiun dalam lingkungan bandara yang saat ini sedang dalam tahap pembangunan. Pada tahap awal, kata Fadillah, pihaknya akan menurunkan 10 rangkaian KRL Commuter Line.
Tiap rangkaian memiliki 6 gerbong berkapasitas 272 kursi penumpang. “KRL Comutter Line nantinya akan beroperasi sejak pukul 04.00 hingga pukul 24.00 WIB,” imbuhnya. Adapun tarif KRL bandara, menurut Fadillah, masih dalam penghitungan. “Kalau tarif pastinya di bawah tarif taksi,” ujarnya.
Komentar senada diucapkan Direktur Angkutan Lalulintas Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan, Hanggoro Budi Wiryawan. Dia mengatakan permasalahan lahan untuk kereta bandara yang dibangun PT KAI sepenuhnya sudah bisa diatasi. Menurutnya, jika proses berjalan lancar, jalur kereta tersebut paling lama bisa beroperasi pada awal 2016.
“Dari Direktorat Perkeretaapian sudah diteken penyelenggaraannya. Saya kira sedang dalam proses kontruksi. Mengenai masalah pembebasan lahan saya kira sudah bisa ditangani sepenuhnya oleh PT KAI, sebab pengoperasian kereta bandara ini juga sudah mendesak dibutuhkan masyarakat,” ujar dia.
Menurut Hanggoro, pembebasan lahan yang harus ditangani masih menyisakan lahan sekitar 5%. Menurut dia, dalam perjanjian, disebutkan masa pembangunan kontruksi ditarget satu tahun sehingga pengoperasiannya diharapkan bisa berjalan pada awal 2016. Perjalanan menggunakan KRL tersebut sebelumnya telah didukung dengan beroperasinya jalur ganda dari Stasiun Duri hingga Stasiun Tangerang (Pasar Anyar).
“Jadi nanti akan melintas langsung dari Manggarai melewati trayek yang ada sebelumnya memanfaatkan jalur ganda Duri-Tangerang,” ujar dia. Sementara itu, berdasarkan pantauan, jalur rel dari Tangeran hingga Duri yang digandakan untuk menunjang pembangunan KA Jakarta-Bandara Soetta sudah dioperasikan sejak Juni 2014.
Sayangnya pembangunan rel ganda tersebut tidak dibarengi dengan pembuatan palang pintu kereta dan pembatas antara rel dengan permukiman padat penduduk sepanjang rel. Akibatnya banyak warga menjadi korban. Menanggapi hal tersebut, Kepala Humas Daop I PT KAI Agus Komarudin mengatakan, jalur perlintasan kereta api Tangerang- Duri memang masih banyak yang tidak berpalang.
Sedikitnya ada sekitar 10 dari 40 pintu perlintasan KA Tangerang- Duri yang tidak berpalang. “Sebenarnya kami sudah membuat imbauan dan sosialisasi mengenai pengaktifan jalur ganda mengingat banyak yang tidak berpalang dan banyak pemukiman. Namun kami berharap Pemprov DKI segera mengajukan surat ke Dirjen PT KAI untuk membuat jalur kereta tidak sebidang,” jelasnya.
Bima setiyadi/Ichsan amin
(bbg)