Golkar Minim Figur Mumpuni

Jum'at, 14 November 2014 - 13:23 WIB
Golkar Minim Figur Mumpuni
Golkar Minim Figur Mumpuni
A A A
JAKARTA - Partai Golkar dinilai mengalami krisis figur mumpuni sehingga dari pemilu ke pemilu pascareformasi terus mengalami penurunan. Selain perolehan suara di pemilu legislatif (pileg) menurun, Golkar juga tidak pernah memenangi pemilu presiden.

Situasi itu masih mungkin dialami Golkar mengingat menjelang musyawarah nasional (munas) pada Januari 2015, partai ini justru tidak memiliki figur menonjol dari 10 aspek. Penilaian terhadap figur calon ketua umum Golkar ini dilakukan Poltracking Institute melalui risetnya.

Peneliti Poltracking Institute Arya Budi mengungkapkan, dari riset dan survei terhadap pakar yang dilakukan lembaganya menunjukkan fakta bahwa tingkat elektoral delapan orang yang diprediksi maju sebagai calon ketua umum di munas mendatang memiliki kapasitas yang cenderung pas-pasan.

“Figur menjadi penting diukur bagaimana partai itu melakukan transformasi. Persoalannya, Golkar tidak pernah memiliki figur yang dicalonkan dan menang,” kata Arya Budi di Jakarta, kemarin. Survei terhadap pakar dan opinion leaders ini dilakukan menggunakan metode uji kelayakan melalui tiga tingkatan penyaringan penting.

Riset ini dilakukan pada 3-11 November 2014 di Jakarta dan di beberapa daerah lain di Indonesia. Adapun delapan figur yang disurvei adalah Aburizal Bakrie, Priyo Budi Santoso, Hajriyanto Y Thohari, Agung Laksono, MS Hidayat, Agus Gumiwang Kartasasmita, Airlangga Hartarto, dan Zainuddin Amali.

Arya Budi Menjelaskan, berdasarkan penilaian pakar semua kandidat calon ketua umum Partai Golkar perolehan nilainya hanya di kisaran 4-6 saja. Selisih antarkandidat pun tidak mencapai 1 dengan perincian nilai rata-rata dari 10 aspek penilaian yakni Priyo Budi Santoso 6,51, Hajriyanto Y Thohari 6,31, Agung Laksono 6,03, MS Hidayat 5,99, Agus Gumiwang Kartasasmita 5,8, Airlangga Hartarto 5,73, Aburizal Bakrie 5,61, dan Zainuddin Amali 4,98.

Nilai itu hasil dari 10 aspek yang diujikan pada mereka yakni integritas, kompetensi dan kapabilitas, visi dan gagasan, komunikasi elite, komunikasi publik, akseptabilitas publik, pengalaman dan prestasi kepemimpinan, kemampuan memimpin organisasi kepartaian.

“Juga kemampuan memimpin koalisi partai politik di pemerintahan, dan kemampuan memimpin pemerintahan dan negara,” katanya. Dikonfirmasi terkait hasil survei ini, Priyo yang nilainya tertinggi mengatakan berterima kasih dan tersanjung karena dinilai pantas memimpin partai sebesar Golkar. “Saya siap jika memang diberikan kepercayaan dan amanah untuk memimpin partai sehebat Golkar,” ungkap Priyo.

Rahmat sahid
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0640 seconds (0.1#10.140)