Australia Didesak Ikuti AS dan China dalam Penanganan Perubahan Iklim

Jum'at, 14 November 2014 - 12:47 WIB
Australia Didesak Ikuti...
Australia Didesak Ikuti AS dan China dalam Penanganan Perubahan Iklim
A A A
BRISBANE - Kesepakatan mengejutkan antara Amerika Serikat (AS) dan China dalam memasang target baru untuk membatasi emisi gas rumah kaca di Beijing, Rabu (12/11), secara tidak langsung menekan pemerintah Australia.

Pemerhati lingkungan di Australia meminta pemerintah mengikuti AS dan China dalam kebijakan pengurangan emisi gas rumah kaca. AS berambisi mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 26–28% atau angka di bawahnya pada 2025. Sementara Beijing juga berjanji meningkatkan pemanfaatan sumber energi tanpa emisi, seperti angin dan tenaga matahari ke angka 20% pada 2030.

Presiden AS Barack Obama mengatakan perubahan iklim merupakan tantangan global yang perlu direspons cepat dan tepat. “Dengan membuat keputusan ini, kami berharap dapat mendorong semua negara, baik yang sedang berkembang ataupun sudah maju, sehingga kita bisa menyepakati iklim global tahundepan,” katanya, dikutip AFP.

Perdana Menteri (PM) Australia Tony Abbott menyambut dengan baik imbauan Obama, termasuk kritikan pemerhati lingkungan. Namun, Australia, yang akan menjadi tuan rumah KTT G-20 di Brisbane pekan ini, ingin fokus pada pembenahan ekonomi seperti perluasan lapangan pekerjaan dan investasi.

“Kami sudah mengikuti KTT APEC di Beijing, China. Di sana, perubahan iklim sudah dibahas banyak,” ujar Abbott kepada wartawan di Myanmar saat menghadiri KTT Asia Timur. “Perubahan iklim secara sepintas juga disampaikan satu pemimpin di Beijing. Masih ada banyak ruang untuk membahas hal itu,” sambungnya.

Abbott menambahkan, Australia akan tetap berkomitmen dengan target sebelumnya dalam hal pembatasan emisi gas rumah kaca. Dia mengaku tidak ingin fokus dengan apa yang akan terjadi dalam 16 tahun ke depan. Pasalnya, Australia ingin fokus pada apa yang terjadi sekarang. Itu pun harus terealisasi terlebih dahulu.

Australia, kata Abbott, sudah melangkah cukup jauh dalam pemangkasan gas emisi rumah kaca. Dia tidak menampik target dalam jangka panjang baik. Namun, dia tidak ingin rencana itu terbengkalai atau hanya berjalan setengah matang. Dengan menargetkan 5% dalam enam tahun, Abbott optimistis Australia akan sukses.

“Itulah apa yang kami inginkan. Dunia akan melihat Australia melakukan aksi konkret. Jadi, kami berbicara di sini dan sekarang. Kami berbicara praktik. Kami tidak berbicara tentang apa yang mungkin terjadi dalam 15, 20, 25, atau 30 tahun ke depan,” tegas Abbott mengacu pada rencana AS dan China, dilansir Guardian.

Peran Australia dalam memperbaiki iklim global terbilang sentral. Menurut Abbott sendiri, emisi gas rumah kaca Australia “menyumbang” sekitar 1% dalam perubahan iklim global, sedangkan AS 15% dan China 24%. Beberapa ahli lingkungan tidak berbicara. Namun, beberapa masih merasa keberatan dengan kebijakan Abbott.

John Connor, seorang pakar lingkungan dari Institut Iklim Independen Australia, menilai kesepakatan baru AS-China mempermalukan Australia yang masih kurang perhatian terhadap iklim. “Saya pikir Abbott melamunsaat duaekonomiterbesar di dunia menjadikan ini sebagai agenda utama untuk saat ini dan masa depan,” pungkasnya.

Muh shamil
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4493 seconds (0.1#10.140)