Cari Data Sistem Antariksa, Philae Sukses Mendarat di Komet
A
A
A
DARMSTADT - Para teknisi Badan Antariksa Eropa (ESA) menciptakan sejarah setelah mendaratkan suatu wahana, Philae, di komet 67P/Churyumov-Gerasimenko dengan manuver berisiko tinggi pada Rabu (12/11).
Setelah mendarat, sistem komunikasi Philae dengan para ilmuwan di Bumi berjalan lancar. Para ilmuwan ESA berharap Philae mampu menganalisis permukaan komet dan memberikan pandangan baru tentang asal usul sistem tata surya yang terbentuk 4,6 miliar tahun lalu.
“Philae mampu bekerja dengan baik. Sistem baterainya bekerja dengan baik dan menyediakan pasokan energi,” kata pemimpin misi Philae dari badan antariksa Prancis, CNES, Philippe Gaudon, kepada AFP. Foto pertama yang diterima menunjukkan Philae sedang berjalan di lereng. Sedangkan Jean-Yves Le Gall, kepala CNES, mengungkapkan tiga kabar baik tentang Philae.
“Pertama adalah Philae sukses mendarat di komet. Lalu, Philae mendapatkan energi karena panel mataharinya berjalan aktif, dan ketiga adalah kita selalu berhubungan dengan Philae melalui satelit Rosetta,” papar Gall. Philae, wahana buatan pertama manusia yang mampu mendarat di komet itu, terpental ratusan meter setelah mendarat.
Akibat itu, Philae tidak mampu menjangkarkan kakinya dengan sempurna. Menurut manajer pendaratan Philae, Stephan Ulamec, para ilmuwan sangat khawatir dalam mengendalikan wahana itu. Dia juga cemas tentang pengeboran komet karena itu akan berdampak pada stabilitas Philae. “Kita belum dapat menjangkarkan (kaki wahana),” kata Ulamec kepada BBC.
Philae awalnya mampu mendarat untuk pertama kalinya dan kemudian melompat lagi. Tinggi lompatan mencapai 1 kilometer. Setelah itu Philae mengalami beberapa kali lompatan dan kemudian berhasil mendarat sempurna. “Philae mulai mentransmisikan apa yang ada di komet dan kita mulai menginterpretasikannya,” ungkap Ulamec.
Philae dibawa oleh satelit milik ESA, Rosetta, yang telah menempuh perjalanan 6,4 miliar kilometer untuk menemukan komet Comet 67P/Churyumov-Gerasimenko. Rosetta terbang ke antariksa pada 2004. Membutuhkan lebih dari satu dekade untuk mendekati komet itu. Philae secara resmi mendarat di komet pada Rabu (12/11) pukul 16:05 GMT atau 23.05 WIB.
Robot yang berukuran sebesar mesin cuci itu diluncurkan dari satelit Rosetta pada Rabu dan membutuhkan waktu tujuh jam untuk menjangkau komet. Philae dilengkapi 10 instrumen dan didesain untuk membawa berbagai bahan material dari komet. Robot bernilai USD1,6 miliar atau Rp19,50 triliun itu dibuat selama dua dekade.
Sementara itu, menurut Holger Sierks, kepala penyelidik kamera sains pada satelit Rosetta, timnya kini sedang berusaha mengambil gambar tentang berbagai aktivitas robot di permukaan komet. Gambar-gambar itu menunjukkan apa yang sebenarnya terjadi di permukaan komet.
Andika hendra m
Setelah mendarat, sistem komunikasi Philae dengan para ilmuwan di Bumi berjalan lancar. Para ilmuwan ESA berharap Philae mampu menganalisis permukaan komet dan memberikan pandangan baru tentang asal usul sistem tata surya yang terbentuk 4,6 miliar tahun lalu.
“Philae mampu bekerja dengan baik. Sistem baterainya bekerja dengan baik dan menyediakan pasokan energi,” kata pemimpin misi Philae dari badan antariksa Prancis, CNES, Philippe Gaudon, kepada AFP. Foto pertama yang diterima menunjukkan Philae sedang berjalan di lereng. Sedangkan Jean-Yves Le Gall, kepala CNES, mengungkapkan tiga kabar baik tentang Philae.
“Pertama adalah Philae sukses mendarat di komet. Lalu, Philae mendapatkan energi karena panel mataharinya berjalan aktif, dan ketiga adalah kita selalu berhubungan dengan Philae melalui satelit Rosetta,” papar Gall. Philae, wahana buatan pertama manusia yang mampu mendarat di komet itu, terpental ratusan meter setelah mendarat.
Akibat itu, Philae tidak mampu menjangkarkan kakinya dengan sempurna. Menurut manajer pendaratan Philae, Stephan Ulamec, para ilmuwan sangat khawatir dalam mengendalikan wahana itu. Dia juga cemas tentang pengeboran komet karena itu akan berdampak pada stabilitas Philae. “Kita belum dapat menjangkarkan (kaki wahana),” kata Ulamec kepada BBC.
Philae awalnya mampu mendarat untuk pertama kalinya dan kemudian melompat lagi. Tinggi lompatan mencapai 1 kilometer. Setelah itu Philae mengalami beberapa kali lompatan dan kemudian berhasil mendarat sempurna. “Philae mulai mentransmisikan apa yang ada di komet dan kita mulai menginterpretasikannya,” ungkap Ulamec.
Philae dibawa oleh satelit milik ESA, Rosetta, yang telah menempuh perjalanan 6,4 miliar kilometer untuk menemukan komet Comet 67P/Churyumov-Gerasimenko. Rosetta terbang ke antariksa pada 2004. Membutuhkan lebih dari satu dekade untuk mendekati komet itu. Philae secara resmi mendarat di komet pada Rabu (12/11) pukul 16:05 GMT atau 23.05 WIB.
Robot yang berukuran sebesar mesin cuci itu diluncurkan dari satelit Rosetta pada Rabu dan membutuhkan waktu tujuh jam untuk menjangkau komet. Philae dilengkapi 10 instrumen dan didesain untuk membawa berbagai bahan material dari komet. Robot bernilai USD1,6 miliar atau Rp19,50 triliun itu dibuat selama dua dekade.
Sementara itu, menurut Holger Sierks, kepala penyelidik kamera sains pada satelit Rosetta, timnya kini sedang berusaha mengambil gambar tentang berbagai aktivitas robot di permukaan komet. Gambar-gambar itu menunjukkan apa yang sebenarnya terjadi di permukaan komet.
Andika hendra m
(bbg)