Akbar Restui Ical Jadi Calon Ketum Golkar
A
A
A
JAKARTA - Jalan bagi Aburizal Bakrie (Ical) untuk kembali memimpin Partai Golkar bakal mulus. Peluang Ical makin terbuka setelah mendapat restu Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Partai Golkar Akbar Tanjung untuk menjadi calon ketua umum (ketum).
Akbar mengatakan, semua kader Golkar memiliki hak yang sama untuk maju mencalonkan diri sebagai ketua umum. Pernyataan tokoh senior Golkar ini seolah menepis upaya sejumlah kader muda Golkar yang mendorong terjadinya regenerasi kepemimpinan di Golkar.
“Siapa pun yang merasa terpanggil untuk maju dalam pemilihan ketua umum, ya, silakan saja, termasuk Aburizal Bakrie. Saya dengan Pak Aburizal mau maju, ya, silakan saja,” ujarnya saat menerima sejumlah calon ketua umum di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, tadi malam.
Dukungan politik Akbar Tanjung dalam pemilihan ketua umum pada musyawarah nasional (munas) pada Januari 2015 dinilai sangat menentukan. Alasannya, Akbar merupakan satu-satunya tokoh yang saat ini mampu mengimbangi pengaruh Ical di partai beringin ini.
Jika saja Akbar mendukung calon lain selain Ical, diperkirakan persaingan di munas akan berjalan ketat. Sebaliknya, jika tokoh senior HMI tersebut membuka jalan bagi Ical, munas diperkirakan akan dengan mudah dimenangi Ketua Presidium Koalisi Merah Putih (KMP) tersebut. Menurut Akbar, dalam AD/ ART Golkar disebutkan bahwa siapa pun yang ingin menjadi ketua umum sangat dimungkinkan dan memiliki peluang yang sama.
Dia mencontohkan dirinya juga pernah mencalonkan diri kembali menjadi ketua umum pada 2004. “Tapi karena yang maju pada waktu itu Wakil Presiden Jusuf Kalla, ditambah dukungan yang masif dan berbagai upaya yang dilakukan timnya, ya akhirnya beliau (JK) yang menang. Artinya kalau Aburizal maju sekarang ini, ya, tidak salah,” katanya menegaskan.
Partai Golkar, menurut Akbar, mempunyai kriteria baku dalam melihat seseorang yang ingin menjadi ketua umum, yakni prestasi, dedikasi, loyalitas, dan tidak tercela. “Itu sudah menjadi acuan resmi kami, paling tidak dalam 30 tahun terakhir ini, untuk seseorang yang kita anggap patut menduduki posisi-posisi penting dan strategis di Partai Golkar,” ucapnya.
Saat disinggung apakah sosok Ical memiliki kriteria yang disebutkan di atas, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga itu mengatakan baru akan memberikan pandangannya pada munas mendatang. “Forum untuk memberikan penilaian terhadap kiprah partai selama kurun lima tahun terakhir adalah munas. Hanya munaslah instansi yang penting untuk menilai,” katanya.
Akbar mengaku telah mendengar bahwa Ical mendapat banyak dukungan dari DPD I dan DPD II. Bahkan, katanya, saat pertemuan konsultasi nasional di Bandung tidak ada satu pun pengurus DPD yang merasa diintimidasi DPP di balik akan majunya Ical kembali di bursa ketua. “Pada akhirnya akan kita lihat sejauh mana dukungan itu, biarlah munas yang menilai dan memutuskansiapayangakanduduk sebagai ketua umum,” jelasnya.
Mantan Ketua Umum Golkar itu membantah ada upaya untuk mempercepat munas. Sebab sesuai dengan keputusan Munas VIII Riau pada 2009 lalu diamanatkan bahwa munas digelar pada 2015. “Jadi tidak ada alasan untuk dipercepat, nanti malah kita dianggap tidak konsisten dengan keputusan munas. Kami dari Wantim mengusulkan agar munas dapat dilakukan awal 2015, kira-kira Januari-Februari,” katanya.
Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Jakarta, Hendri Satrio menilai dukungan Akbar Tanjung kepada Ical merupakan hal yang sangat positif untuk memudahkan langkah mantan Menko Kesra tersebut di munas. “Ical memang pasti maju lagi. Dengan diberinya jalan oleh Akbar, itu sama saja angin segar buat Ical,” ujarnya.
Diketahui, sebelum Munas Golkar digelar, terlebih dulu akan digelar rapimnas di Yogyakarta pada 17-19 November. Sejumlah kader muda Golkar menengarai ada upaya untuk menskenariokan agar Ical disepakati untuk aklamasi. Bahkan dikabarkan melalui rapimnas tersebut akan disepakati pelaksanaan munas dipercepat sebelum 2015.
Politikus Golkar yang juga penggagas Tim 6, Agun Gunandjar Sudarsa, menegaskan, tidak perlu ada aksi saling jegal antarcalon ketua umum yang akan bertarung pada munas mendatang. Menurutnya, yang terpenting calon ketua umum yang maju memiliki prestasi. Agun termasuk kader yang mendorong agar dilakukan regenerasi di Golkar dan meminta agar kader tidak diintimidasi jika maju sebagai calon.
“Berpikirnya regenerasi, ukuran seseorang untuk maju, ya, harus punya prestasi,” ujar Agun di Kantor DPP Golkar, Jakarta, tadi malam. Salah satu calon ketua umum Golkar Airlangga Hartarto mengaku tidak keberatan jika Ical kembali maju di munas.
“Tidak ada yang menghalangi kader atau ketua umum maju kembali. Namun yang kami inginkan adalah mekanismenya sesuai dengan AD/ART. Artinya memberikan kesempatan kepada kader-kader yang lain untuk maju,” katanya. Menurut Airlangga, dalam AD/ART disebutkan siapa pun bisa maju menjadi ketua umum jika mendapat 30% total suara, baik dari DPD I dan II atau ormas. Ketua DPP Partai Golkar ini mengaku pertemuannya dengan Akbar Tanjung tadi malam adalah untuk menyikapi dinamika di partai.
“Kami bicarakan ini dengan Dewan Pertimbangan agar bisa menyikapi perkembangan terakhir,” ucapnya.
Sucipto/Kiswondari/ Okezone
Akbar mengatakan, semua kader Golkar memiliki hak yang sama untuk maju mencalonkan diri sebagai ketua umum. Pernyataan tokoh senior Golkar ini seolah menepis upaya sejumlah kader muda Golkar yang mendorong terjadinya regenerasi kepemimpinan di Golkar.
“Siapa pun yang merasa terpanggil untuk maju dalam pemilihan ketua umum, ya, silakan saja, termasuk Aburizal Bakrie. Saya dengan Pak Aburizal mau maju, ya, silakan saja,” ujarnya saat menerima sejumlah calon ketua umum di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, tadi malam.
Dukungan politik Akbar Tanjung dalam pemilihan ketua umum pada musyawarah nasional (munas) pada Januari 2015 dinilai sangat menentukan. Alasannya, Akbar merupakan satu-satunya tokoh yang saat ini mampu mengimbangi pengaruh Ical di partai beringin ini.
Jika saja Akbar mendukung calon lain selain Ical, diperkirakan persaingan di munas akan berjalan ketat. Sebaliknya, jika tokoh senior HMI tersebut membuka jalan bagi Ical, munas diperkirakan akan dengan mudah dimenangi Ketua Presidium Koalisi Merah Putih (KMP) tersebut. Menurut Akbar, dalam AD/ ART Golkar disebutkan bahwa siapa pun yang ingin menjadi ketua umum sangat dimungkinkan dan memiliki peluang yang sama.
Dia mencontohkan dirinya juga pernah mencalonkan diri kembali menjadi ketua umum pada 2004. “Tapi karena yang maju pada waktu itu Wakil Presiden Jusuf Kalla, ditambah dukungan yang masif dan berbagai upaya yang dilakukan timnya, ya akhirnya beliau (JK) yang menang. Artinya kalau Aburizal maju sekarang ini, ya, tidak salah,” katanya menegaskan.
Partai Golkar, menurut Akbar, mempunyai kriteria baku dalam melihat seseorang yang ingin menjadi ketua umum, yakni prestasi, dedikasi, loyalitas, dan tidak tercela. “Itu sudah menjadi acuan resmi kami, paling tidak dalam 30 tahun terakhir ini, untuk seseorang yang kita anggap patut menduduki posisi-posisi penting dan strategis di Partai Golkar,” ucapnya.
Saat disinggung apakah sosok Ical memiliki kriteria yang disebutkan di atas, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga itu mengatakan baru akan memberikan pandangannya pada munas mendatang. “Forum untuk memberikan penilaian terhadap kiprah partai selama kurun lima tahun terakhir adalah munas. Hanya munaslah instansi yang penting untuk menilai,” katanya.
Akbar mengaku telah mendengar bahwa Ical mendapat banyak dukungan dari DPD I dan DPD II. Bahkan, katanya, saat pertemuan konsultasi nasional di Bandung tidak ada satu pun pengurus DPD yang merasa diintimidasi DPP di balik akan majunya Ical kembali di bursa ketua. “Pada akhirnya akan kita lihat sejauh mana dukungan itu, biarlah munas yang menilai dan memutuskansiapayangakanduduk sebagai ketua umum,” jelasnya.
Mantan Ketua Umum Golkar itu membantah ada upaya untuk mempercepat munas. Sebab sesuai dengan keputusan Munas VIII Riau pada 2009 lalu diamanatkan bahwa munas digelar pada 2015. “Jadi tidak ada alasan untuk dipercepat, nanti malah kita dianggap tidak konsisten dengan keputusan munas. Kami dari Wantim mengusulkan agar munas dapat dilakukan awal 2015, kira-kira Januari-Februari,” katanya.
Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Jakarta, Hendri Satrio menilai dukungan Akbar Tanjung kepada Ical merupakan hal yang sangat positif untuk memudahkan langkah mantan Menko Kesra tersebut di munas. “Ical memang pasti maju lagi. Dengan diberinya jalan oleh Akbar, itu sama saja angin segar buat Ical,” ujarnya.
Diketahui, sebelum Munas Golkar digelar, terlebih dulu akan digelar rapimnas di Yogyakarta pada 17-19 November. Sejumlah kader muda Golkar menengarai ada upaya untuk menskenariokan agar Ical disepakati untuk aklamasi. Bahkan dikabarkan melalui rapimnas tersebut akan disepakati pelaksanaan munas dipercepat sebelum 2015.
Politikus Golkar yang juga penggagas Tim 6, Agun Gunandjar Sudarsa, menegaskan, tidak perlu ada aksi saling jegal antarcalon ketua umum yang akan bertarung pada munas mendatang. Menurutnya, yang terpenting calon ketua umum yang maju memiliki prestasi. Agun termasuk kader yang mendorong agar dilakukan regenerasi di Golkar dan meminta agar kader tidak diintimidasi jika maju sebagai calon.
“Berpikirnya regenerasi, ukuran seseorang untuk maju, ya, harus punya prestasi,” ujar Agun di Kantor DPP Golkar, Jakarta, tadi malam. Salah satu calon ketua umum Golkar Airlangga Hartarto mengaku tidak keberatan jika Ical kembali maju di munas.
“Tidak ada yang menghalangi kader atau ketua umum maju kembali. Namun yang kami inginkan adalah mekanismenya sesuai dengan AD/ART. Artinya memberikan kesempatan kepada kader-kader yang lain untuk maju,” katanya. Menurut Airlangga, dalam AD/ART disebutkan siapa pun bisa maju menjadi ketua umum jika mendapat 30% total suara, baik dari DPD I dan II atau ormas. Ketua DPP Partai Golkar ini mengaku pertemuannya dengan Akbar Tanjung tadi malam adalah untuk menyikapi dinamika di partai.
“Kami bicarakan ini dengan Dewan Pertimbangan agar bisa menyikapi perkembangan terakhir,” ucapnya.
Sucipto/Kiswondari/ Okezone
(ars)