Tangkap Lima Kapal Bodong, TNI AL Makin Fokus Berantas Illegal Fishing
A
A
A
SURABAYA - TNI Angkatan Laut membidik kapal-kapal asing yang masuk perairan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) secara ilegal dan melakukan illegal fishing.
Ini salah satu memantapkan upaya pemerintah menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, utamanya di kawasan Asia-Pasifik. “Kami baru saja menangkap lima kapal bodong (tidak berizin) di wilayah barat (Armada RI Kawasan Barat/Armabar). Kapal- kapal bodong ini tidak bersurat. Komitmen bersama, kapal ini disita,” ungkap Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Dr Marsetio seusai upacara serah terima jabatan (sertijab) tiga jabatan TNI AL di Dermaga Ujung Koarmatim, Surabaya, Jawa Timur, kemarin.
Menurutnya, awak kapal tersebut dipenjarakan dan perusahaan pemilik kapal dikenakan penalti yang besar. Semua sanksi itu dijatuhkan setelah melalui proses di pengadilan. Menurut Marsetio, TNI AL dari sisi senjata armada terpadu untuk pengamanan maritim. Korps matra laut ini memiliki pesawat udara di bawah Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal), pasukan marinir dengan persenjataan lengkap, dandidukungpangkalanmiliter.
Karena itu, TNI AL mempercayakan pengamanan maritim kepada tiga komando utama. Armada (barat dan timur) menyiapkan satuan armadanya guna mengamankan dan mengawal NKRI. Mereka dibantu kapalkapal Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) dan Akademi Angkatan Laut (AAL) yang mencetak perwira-perwira TNI AL.
Target sekaligus upaya pemerintah menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia utamanya di kawasan Asia-Pasifik terus dimantapkan. Terlebih setelah dukungan negara-negara di dunia terus mengalir. Sebut saja dukungan Pemerintah Rusia seperti yang disampaikan Ketua Dewan Federasi Majelis Federal Federasi Rusia Valentina Ivanovna Matviyenko saat bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla kemarin.
“Saat sambutan, pidato pertama kali, Presiden Joko Widodo menyampaikan Jalesveva Jayamahe. Kabinet (Kerja) membangkitkan kejayaan maritim, Indonesia sebagai poros maritim dunia,” kata Marsetio. Kadispenal Laksma TNI Manahan Simorangkir menambahkan, TNI AL selama ini banyak menangkap kapal-kapal asing yang memasuki perairan Indonesia secara ilegal.
“Melalui pengadilan, awak dipenjarakan dan dikenai denda sampai Rp2 miliar,” sebut dia. Untuk kapal sitaan diserahkan ke jaksa. Kapal-kapal tersebut bisa dilelang atau diserahkan kepada nelayan. “Operasi aktif digelar di perairan Tual Maluku, Natuna (Kabupaten Natuna), Provinsi Kepulauan Riau, Anambas, Riau, Batam, Arafuru, dan lainnya. Seperti di daerah Dorak, di bagian bawah Merauke kaya ikan, sementara di selatan Biak kaya tuna,” papar Simorangkir.
Kapal-kapal ilegal itu biasanya dilengkapi dokumen kapal lain yang digandakan, seakan dokumen itu sah. Tiga jabatan strategis di lingkungan TNI Angkatan Laut yang diserahterimakan kemarin adalah jabatan Panglima Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) diserahterimakan dari Laksamana Muda TNI Sri Mohamad Darojatim kepada Laksamana Muda TNI Arie Henrycus Sembiring Meliala.
Darojatim yang merupakan alumnus Akademi Angkatan Laut (AAL) angkatan XXVII 1982 selanjutnya menempati jabatan baru sebagai kepala pelaksana harian (kalakhar) Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla). Sementara Pangarmatim baru, Arie Henrycus Sembiring Meliala adalah alumnus AAL angkatan XXVIII pada 1983.
Sebelumnya dia menjabat Panglima Komando Lintas Laut Militer (Pangkolinlamil). Jabatan Pangkolinlamil kini diisi Laksamana Pertama TNI Darwanto, alumnus AAL angkatan XXIX pada 1984 yang sebelumnya menjabat wakil asisten operasi Panglima TNI. Gubernur AAL merupakan jabatan berikut yang diserahterimakan.
Gubernur AAL Laksamana Muda TNI A Taufiqoerochman M menyerahkan posisinya kepada Mayjend TNI (Mar) Guntur Irianto CL.Taufiqoerochman yang alumni AAL angkatan XXX pada 1985 menempati jabatan barunya sebagai koordinator staf ahli (koorsahli) KSAL. Guntur Irianto, alumni AAL angkatan XXX pada 1985 sebelumnya menjabat wakil komandan Paspampres.
Soeprayitno
Ini salah satu memantapkan upaya pemerintah menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, utamanya di kawasan Asia-Pasifik. “Kami baru saja menangkap lima kapal bodong (tidak berizin) di wilayah barat (Armada RI Kawasan Barat/Armabar). Kapal- kapal bodong ini tidak bersurat. Komitmen bersama, kapal ini disita,” ungkap Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Dr Marsetio seusai upacara serah terima jabatan (sertijab) tiga jabatan TNI AL di Dermaga Ujung Koarmatim, Surabaya, Jawa Timur, kemarin.
Menurutnya, awak kapal tersebut dipenjarakan dan perusahaan pemilik kapal dikenakan penalti yang besar. Semua sanksi itu dijatuhkan setelah melalui proses di pengadilan. Menurut Marsetio, TNI AL dari sisi senjata armada terpadu untuk pengamanan maritim. Korps matra laut ini memiliki pesawat udara di bawah Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal), pasukan marinir dengan persenjataan lengkap, dandidukungpangkalanmiliter.
Karena itu, TNI AL mempercayakan pengamanan maritim kepada tiga komando utama. Armada (barat dan timur) menyiapkan satuan armadanya guna mengamankan dan mengawal NKRI. Mereka dibantu kapalkapal Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) dan Akademi Angkatan Laut (AAL) yang mencetak perwira-perwira TNI AL.
Target sekaligus upaya pemerintah menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia utamanya di kawasan Asia-Pasifik terus dimantapkan. Terlebih setelah dukungan negara-negara di dunia terus mengalir. Sebut saja dukungan Pemerintah Rusia seperti yang disampaikan Ketua Dewan Federasi Majelis Federal Federasi Rusia Valentina Ivanovna Matviyenko saat bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla kemarin.
“Saat sambutan, pidato pertama kali, Presiden Joko Widodo menyampaikan Jalesveva Jayamahe. Kabinet (Kerja) membangkitkan kejayaan maritim, Indonesia sebagai poros maritim dunia,” kata Marsetio. Kadispenal Laksma TNI Manahan Simorangkir menambahkan, TNI AL selama ini banyak menangkap kapal-kapal asing yang memasuki perairan Indonesia secara ilegal.
“Melalui pengadilan, awak dipenjarakan dan dikenai denda sampai Rp2 miliar,” sebut dia. Untuk kapal sitaan diserahkan ke jaksa. Kapal-kapal tersebut bisa dilelang atau diserahkan kepada nelayan. “Operasi aktif digelar di perairan Tual Maluku, Natuna (Kabupaten Natuna), Provinsi Kepulauan Riau, Anambas, Riau, Batam, Arafuru, dan lainnya. Seperti di daerah Dorak, di bagian bawah Merauke kaya ikan, sementara di selatan Biak kaya tuna,” papar Simorangkir.
Kapal-kapal ilegal itu biasanya dilengkapi dokumen kapal lain yang digandakan, seakan dokumen itu sah. Tiga jabatan strategis di lingkungan TNI Angkatan Laut yang diserahterimakan kemarin adalah jabatan Panglima Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) diserahterimakan dari Laksamana Muda TNI Sri Mohamad Darojatim kepada Laksamana Muda TNI Arie Henrycus Sembiring Meliala.
Darojatim yang merupakan alumnus Akademi Angkatan Laut (AAL) angkatan XXVII 1982 selanjutnya menempati jabatan baru sebagai kepala pelaksana harian (kalakhar) Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla). Sementara Pangarmatim baru, Arie Henrycus Sembiring Meliala adalah alumnus AAL angkatan XXVIII pada 1983.
Sebelumnya dia menjabat Panglima Komando Lintas Laut Militer (Pangkolinlamil). Jabatan Pangkolinlamil kini diisi Laksamana Pertama TNI Darwanto, alumnus AAL angkatan XXIX pada 1984 yang sebelumnya menjabat wakil asisten operasi Panglima TNI. Gubernur AAL merupakan jabatan berikut yang diserahterimakan.
Gubernur AAL Laksamana Muda TNI A Taufiqoerochman M menyerahkan posisinya kepada Mayjend TNI (Mar) Guntur Irianto CL.Taufiqoerochman yang alumni AAL angkatan XXX pada 1985 menempati jabatan barunya sebagai koordinator staf ahli (koorsahli) KSAL. Guntur Irianto, alumni AAL angkatan XXX pada 1985 sebelumnya menjabat wakil komandan Paspampres.
Soeprayitno
(bbg)