Jokowi Pulang, BBM Naik
A
A
A
JAKARTA - Berulang kali jadi kontroversi, rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akhirnya menemui titik terang. Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mengumumkan kenaikan itu seusai pulang dari lawatannya di luar negeri.
Informasi tersebut kemarin disampaikan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi. Dia mengungkapkan, Presiden telah menyinggung kenaikan harga BBM itu saat mengikuti pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (Asia- Pacific Economic Cooperation/ APEC) di Beijing, China.
”Pulang pastilah Pak Jokowi naikkan (harga BBM). Masak di APEC bilang mau naikkan, pas pulang enggak?” ujarnya di Jakarta kemarin. Pernyataan Sofjan mempertegas keterangan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said. ”Presiden Joko Widodo akan menyampaikan langsung pengumuman tersebut,” kata Sudirman, Selasa (11/11).
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengemukakan, pemerintah pasti menyesuaikan harga BBM. Awalnya rencana itu akan dilakukan awal bulan ini, tetapi terpaksa ditunda karena pemerintah harus menghitung ulang. ”Harga minyak dunia turun ke USD80-85 perbarel, tentu ada penghitungan ulang lagi, berapa harga yang harus kita naikkan,” kata JK di acara Indonesia Economic Outlook 2015 ”New Era for Better Opportunities” di Jakarta tadi malam.
JK menegaskan, penyesuaian harga BBM tersebut dilakukan untuk mengatasi defisit fiskal yang tahun ini diperkirakan pada kisaran 2,4% hingga 2,5% dari produk domestik bruto (PDB). ”Pemerintah tetap akan memberikan subsidi BBM meski tak setinggi sebelumnya,” kata dia.
Seperti diberitakan, rencana kenaikan harga BBM terus menggelinding tanpa kejelasan. Wapres JK dalam beberapa kesempatan menyatakan kenaikan akan dilakukan November ini. Ironisnya, proyeksi itu terlihat belum bulat. Presiden Jokowi berulang-ulang mengatakan pemerintah masih mengalkulasi.
Mantan Wali Kota Solo ini juga tak kunjung memberi kepastian kapan harga BBM akan dinaikkan. Hingga kemarin Presiden masih berada di luar negeri. Selepas forum APEC, Kepala Negara tiba di Myanmar untuk mengikuti KTT ASEAN. Agenda lawatan luar negeri itu kemudian berlanjut ke Brisbane, Australia, untuk mengikuti pertemuan G-20. Presiden dijadwalkan kembali ke Tanah Air, Minggu (16/11) .
Sofjan Wanandi mengakui kenaikan harga BBM akan menimbulkan gejolak sesaat baik sosial maupun politik, tetapi dampak positif lebih besar akan diperoleh. Karena itu dia berharap kenaikan dilakukan langsung, bukan bertahap. ”Naikkan saja sekali, kerja lagi. Jangan bolak-balik tiga tahun enggak naik-naik, akhirnya kita berspekulasi dan enggak ada kepastian sehingga investasi menunggu,” katanya.
Sementara itu PT Pertamina (Persero) memastikan telah melakukan berbagai persiapan untuk merespons kenaikan harga BBM. Sejak dua pekan terakhir, satuan tugas yang dibentuk sudah diterjunkan ke lapangan.
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya menuturkan pihaknya juga telah menemui Kabereskrim Polri untuk meminta bantuan dalam menjaga keamanan di seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Upaya ini dilakukan untuk mengatasi antrean akibat kepanikan masya-rakat menghadapi kenaikan harga BBM bersubsidi.
Demo Penolakan Meluas
Aksi menentang rencana kenaikan harga BBM terus meluas. Diberbagai daerah, unjuk rasa menolak kebijakan yang dianggap tak populis itu makin masif. Mereka mendesak pemerintah membatalkan rencana itu karena kenaikan harga BBM justru membuat masyarakat miskin tertindas.
”Ini namanya bukan menyejahterakan rakyat, tapi justru sebaliknya,” kata Koordinator aksi mahasiswa Universitas Negeri Surabaya Erwin Eko saat unjuk rasa di depan Gedung DPRD kemarin. Aksi serupa juga terjadi di Medan, Makassar, Padang, dan Jambi. Puluhan mahasiswa sempat terlibat aksi dorong dengan aparat keamanan ketika menggelar aksi di depan Gedung DPRD Jambi.
”Kami akan katakan ‘Tidak’ kepada pemerintahan Jokowi,” kata Supardi, salah satu orator. Akademisi dari Pasuruan Joes Dwiharto mengingatkan pemerintah bahwa masyarakat menengah ke bawah masih membutuhkan BBM bersubsidi. Kenaikan harga akan berpengaruh besar terhadap kehidupan mereka.
Ria martati/Nanang w/Sindonews.com/ant
Informasi tersebut kemarin disampaikan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi. Dia mengungkapkan, Presiden telah menyinggung kenaikan harga BBM itu saat mengikuti pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (Asia- Pacific Economic Cooperation/ APEC) di Beijing, China.
”Pulang pastilah Pak Jokowi naikkan (harga BBM). Masak di APEC bilang mau naikkan, pas pulang enggak?” ujarnya di Jakarta kemarin. Pernyataan Sofjan mempertegas keterangan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said. ”Presiden Joko Widodo akan menyampaikan langsung pengumuman tersebut,” kata Sudirman, Selasa (11/11).
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengemukakan, pemerintah pasti menyesuaikan harga BBM. Awalnya rencana itu akan dilakukan awal bulan ini, tetapi terpaksa ditunda karena pemerintah harus menghitung ulang. ”Harga minyak dunia turun ke USD80-85 perbarel, tentu ada penghitungan ulang lagi, berapa harga yang harus kita naikkan,” kata JK di acara Indonesia Economic Outlook 2015 ”New Era for Better Opportunities” di Jakarta tadi malam.
JK menegaskan, penyesuaian harga BBM tersebut dilakukan untuk mengatasi defisit fiskal yang tahun ini diperkirakan pada kisaran 2,4% hingga 2,5% dari produk domestik bruto (PDB). ”Pemerintah tetap akan memberikan subsidi BBM meski tak setinggi sebelumnya,” kata dia.
Seperti diberitakan, rencana kenaikan harga BBM terus menggelinding tanpa kejelasan. Wapres JK dalam beberapa kesempatan menyatakan kenaikan akan dilakukan November ini. Ironisnya, proyeksi itu terlihat belum bulat. Presiden Jokowi berulang-ulang mengatakan pemerintah masih mengalkulasi.
Mantan Wali Kota Solo ini juga tak kunjung memberi kepastian kapan harga BBM akan dinaikkan. Hingga kemarin Presiden masih berada di luar negeri. Selepas forum APEC, Kepala Negara tiba di Myanmar untuk mengikuti KTT ASEAN. Agenda lawatan luar negeri itu kemudian berlanjut ke Brisbane, Australia, untuk mengikuti pertemuan G-20. Presiden dijadwalkan kembali ke Tanah Air, Minggu (16/11) .
Sofjan Wanandi mengakui kenaikan harga BBM akan menimbulkan gejolak sesaat baik sosial maupun politik, tetapi dampak positif lebih besar akan diperoleh. Karena itu dia berharap kenaikan dilakukan langsung, bukan bertahap. ”Naikkan saja sekali, kerja lagi. Jangan bolak-balik tiga tahun enggak naik-naik, akhirnya kita berspekulasi dan enggak ada kepastian sehingga investasi menunggu,” katanya.
Sementara itu PT Pertamina (Persero) memastikan telah melakukan berbagai persiapan untuk merespons kenaikan harga BBM. Sejak dua pekan terakhir, satuan tugas yang dibentuk sudah diterjunkan ke lapangan.
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya menuturkan pihaknya juga telah menemui Kabereskrim Polri untuk meminta bantuan dalam menjaga keamanan di seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Upaya ini dilakukan untuk mengatasi antrean akibat kepanikan masya-rakat menghadapi kenaikan harga BBM bersubsidi.
Demo Penolakan Meluas
Aksi menentang rencana kenaikan harga BBM terus meluas. Diberbagai daerah, unjuk rasa menolak kebijakan yang dianggap tak populis itu makin masif. Mereka mendesak pemerintah membatalkan rencana itu karena kenaikan harga BBM justru membuat masyarakat miskin tertindas.
”Ini namanya bukan menyejahterakan rakyat, tapi justru sebaliknya,” kata Koordinator aksi mahasiswa Universitas Negeri Surabaya Erwin Eko saat unjuk rasa di depan Gedung DPRD kemarin. Aksi serupa juga terjadi di Medan, Makassar, Padang, dan Jambi. Puluhan mahasiswa sempat terlibat aksi dorong dengan aparat keamanan ketika menggelar aksi di depan Gedung DPRD Jambi.
”Kami akan katakan ‘Tidak’ kepada pemerintahan Jokowi,” kata Supardi, salah satu orator. Akademisi dari Pasuruan Joes Dwiharto mengingatkan pemerintah bahwa masyarakat menengah ke bawah masih membutuhkan BBM bersubsidi. Kenaikan harga akan berpengaruh besar terhadap kehidupan mereka.
Ria martati/Nanang w/Sindonews.com/ant
(bbg)