Bocah Tewas Tersetrum di Senayan Trade Center
A
A
A
JAKARTA - Tragis. Seorang bocah perempuan berusia 7 tahun tewas tersengat listrik di pusat perbelanjaanSenayanTradeCenter (STC) Jakarta. Sang korban, Amanda Dewi Nugroho, sempat dibawa ke Rumah Sakit Pusat Pertamina untuk mendapatkan pertolongan.
Namun dokter mengatakan nyawanya tak tertolong. ”Kami masih selidiki peristiwa ini, apakah benar ada faktor kelalaian (dari pihak pengelola mal) atau tidak. Kalau terbukti tentu ditindak,” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Hendro Pandowo di Jakarta kemarin. Dia mengungkapkan, polisi masih meminta keterangan saksi-saksi. Sejauh ini lima orang telah diperiksa.
Peristiwa nahas tersebut terjadi Senin (10/11) malam. Bermula dari Evelin Sandra Dewi, 30, mengajak kedua anaknya, Amanda dan Fia, 5, berjalan-jalan di STC. Mereka menikmati pusat perbelanjaan itu sekaligus menunggu Sasmito Nugroho, suami Evelin, pulang kerja. ”Bapaknya (Sasmito) janji maubelikanFiamainan. Amanda juga mau diajak main game di STC,” ucap Evelin menceritakan kisah malang itu seraya sesenggukan.
Dia melanjutkan, karena lelah habis kehujanan, mereka duduk di sebuah bangku kayu yang berada di antara dua eskalator di lantai satu mal tersebut. Posisi Evelin di tengah, Amanda di kanannya, sedangkan Fia berdiri di sisi kiri. Ketika itu Amanda terlihat memegang pagar pembatas. Dia juga menjulurkan kaki ke arah luar atau melewati terali pembatas. Tanpa disangka, Amanda mendadak tergeletak tak sadarkan diri.
Evelin pun terkejut. Di tengah kepanikannya, dia mencoba membangunkan anak sulungnya itu dengan menepuk-nepuk badannya. Evelin mulai histeris ketika hampir 10 menit anaknya tak kunjung sadar. Kejadian itu mengundang perhatian pengunjung mal. Mereka pun mengerumuni dan ada yang coba membantu. Karena tak juga pulih, Amanda akhirnya dibawa ke RSPP Pertamina.
”Oleh dokter, anak saya dinyatakan telah meninggal dunia,” kata Evelin tersedu. Tangisnya kembali meledak. Dari RSPP, jenazah itu kemudian dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk divisum. Kemarin siang, jasad Amanda telah dikebumikan di Cengkareng diiringi tangis haru orang tua, kerabat, dan temanteman sepermainannya.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Tatan Dirsan Atmaja mengungkapkan, insiden itu terjadi sekitar pukul 19.15 WIB. Dia menduga meninggalnya korban akibat tersengat arus listrik dari kabel bertegangan tinggi dari neonbox. ”Didugakaki korbanmenyentuh kabel yang terkelupas,” katanya.
Tatan menegaskan, polisi belum mengambil kesimpulan mengenai kejadian ini. Petugas sedang mengumpulkan alat bukti dari olah tempat kejadian perkara (TKP) dan keterangan saksi-saksi. Dia tidak mau berspekulasi mengenai apakah ada faktor kelalaian dari pengelola STC.
Yang jelas, jika memang ditemukan bukti, polisi akan menjeratnya dengan Pasal 359 dan 360 KUHP dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara. Hingga kemarin belum ada konfirmasi dari pengelola STC. Beberapa pihak, termasuk sekuriti yang coba dimintai keterangan, memilih tutup mulut. Mereka hanya mengatakan bahwa kasus ini telah ditangani kepolisian.
Dari pantauan KORAN SINDO di lokasi kejadian, bangku kayu bewarna cokelat tempat korban tewas telah dipasangi garis kepolisian. Di selasela kursi dan pagar pembatas terdapat kabel miniature circuit breaker (MCB) yang menjulur ke luar. MCB ini berfungsi sebagai penyalur arus listrik yang ke kotak neon iklan. Diduga, kabel yang mencuat keluar itulah yang menyebabkan Amanda kehilangan nyawa.
Tuntut Tanggung Jawab
Evelin menegaskan dirinya akan menuntut pertanggungjawaban pengelola STC. Dia mengaku sangat kesal karena tidak ada upaya dari manajemen pusat perbelanjaan itu untuk meminta maaf atau membantu. Bahkan ketika belakangan diketahui bahwa meninggalnya Amanda karena tersetrum kabel, pengelola juga mencoba membantahnya.
”Sedih sekali ditinggal anak. Berangkat bersama, pulang tinggal kenangan,” katanya diiringi tangis.Evelin mengenang, Amanda adalah anak yang rajin dan sayang orang tua. Di sekolah, dia berprestasi dan tidak nakal. Evelin mengaku sangat kehilangan. Menurutnya, dia sama sekali tak mengira putrinya itu meninggal karena tersetrum. ”Sebab saya duduk di bangku sama dan tidak merasakan apaapa,” katanya.
Namun dia menyadari kemungkinan dia tidak tersengat karena mengenakan sandal karet. Sementara Amanda saat itu melepas sandalnya. Kepastian bahwa Amanda meninggal tersengat listrik setelah Fia mengaku merasakan getaran pada saat kejadian. ”Dia bilang badanya terasa bergetar, tersengat. Saya tanya gemetaran gimana? Dia bilang seperti kesetrum. Dari situ saya langsung berpikir Amanda meninggal kesetrum,” paparnya.
Insiden yang melibatkan anak kecil di mal bukan sekali terjadi. Dari catatan KORAN SINDO, sejumlah peristiwa menelan korban jiwa atau mengakibatkan luka-luka menimpa anak-anak saat berada di pusat perbelanjaan. Peristiwa itu terjadi akibat ketidakhati-hatian orang tua menjaga anak atau diduga karena kelalaian penyelenggara mal.
Pada 2 Februari 2012, misalnya, siswa SD Witama School Pekanbaru, Gilbert, tewas mengenaskan setelah terjatuh dari Lantai 3 Mal Ciputra Seraya Pekanbaru, Riau (selengkapnya lihat infografis ). Pengamat perkotaan Yayat Supriatna sebelumnya mengungkapkan, peristiwa seperti itu berulang kali terjadi.
Penyebabnya bermacam-macam, bisa kelalaian orang tua atau kurangnya pengamanan dari pengelola pusat perbelanjaan. ”Kalau anakanak kan tidak tahu apa-apa sehingga harus ada pendampingan dari orang tua,” katanya.
Ridwansyah/Helmi syarif
Namun dokter mengatakan nyawanya tak tertolong. ”Kami masih selidiki peristiwa ini, apakah benar ada faktor kelalaian (dari pihak pengelola mal) atau tidak. Kalau terbukti tentu ditindak,” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Hendro Pandowo di Jakarta kemarin. Dia mengungkapkan, polisi masih meminta keterangan saksi-saksi. Sejauh ini lima orang telah diperiksa.
Peristiwa nahas tersebut terjadi Senin (10/11) malam. Bermula dari Evelin Sandra Dewi, 30, mengajak kedua anaknya, Amanda dan Fia, 5, berjalan-jalan di STC. Mereka menikmati pusat perbelanjaan itu sekaligus menunggu Sasmito Nugroho, suami Evelin, pulang kerja. ”Bapaknya (Sasmito) janji maubelikanFiamainan. Amanda juga mau diajak main game di STC,” ucap Evelin menceritakan kisah malang itu seraya sesenggukan.
Dia melanjutkan, karena lelah habis kehujanan, mereka duduk di sebuah bangku kayu yang berada di antara dua eskalator di lantai satu mal tersebut. Posisi Evelin di tengah, Amanda di kanannya, sedangkan Fia berdiri di sisi kiri. Ketika itu Amanda terlihat memegang pagar pembatas. Dia juga menjulurkan kaki ke arah luar atau melewati terali pembatas. Tanpa disangka, Amanda mendadak tergeletak tak sadarkan diri.
Evelin pun terkejut. Di tengah kepanikannya, dia mencoba membangunkan anak sulungnya itu dengan menepuk-nepuk badannya. Evelin mulai histeris ketika hampir 10 menit anaknya tak kunjung sadar. Kejadian itu mengundang perhatian pengunjung mal. Mereka pun mengerumuni dan ada yang coba membantu. Karena tak juga pulih, Amanda akhirnya dibawa ke RSPP Pertamina.
”Oleh dokter, anak saya dinyatakan telah meninggal dunia,” kata Evelin tersedu. Tangisnya kembali meledak. Dari RSPP, jenazah itu kemudian dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk divisum. Kemarin siang, jasad Amanda telah dikebumikan di Cengkareng diiringi tangis haru orang tua, kerabat, dan temanteman sepermainannya.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Tatan Dirsan Atmaja mengungkapkan, insiden itu terjadi sekitar pukul 19.15 WIB. Dia menduga meninggalnya korban akibat tersengat arus listrik dari kabel bertegangan tinggi dari neonbox. ”Didugakaki korbanmenyentuh kabel yang terkelupas,” katanya.
Tatan menegaskan, polisi belum mengambil kesimpulan mengenai kejadian ini. Petugas sedang mengumpulkan alat bukti dari olah tempat kejadian perkara (TKP) dan keterangan saksi-saksi. Dia tidak mau berspekulasi mengenai apakah ada faktor kelalaian dari pengelola STC.
Yang jelas, jika memang ditemukan bukti, polisi akan menjeratnya dengan Pasal 359 dan 360 KUHP dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara. Hingga kemarin belum ada konfirmasi dari pengelola STC. Beberapa pihak, termasuk sekuriti yang coba dimintai keterangan, memilih tutup mulut. Mereka hanya mengatakan bahwa kasus ini telah ditangani kepolisian.
Dari pantauan KORAN SINDO di lokasi kejadian, bangku kayu bewarna cokelat tempat korban tewas telah dipasangi garis kepolisian. Di selasela kursi dan pagar pembatas terdapat kabel miniature circuit breaker (MCB) yang menjulur ke luar. MCB ini berfungsi sebagai penyalur arus listrik yang ke kotak neon iklan. Diduga, kabel yang mencuat keluar itulah yang menyebabkan Amanda kehilangan nyawa.
Tuntut Tanggung Jawab
Evelin menegaskan dirinya akan menuntut pertanggungjawaban pengelola STC. Dia mengaku sangat kesal karena tidak ada upaya dari manajemen pusat perbelanjaan itu untuk meminta maaf atau membantu. Bahkan ketika belakangan diketahui bahwa meninggalnya Amanda karena tersetrum kabel, pengelola juga mencoba membantahnya.
”Sedih sekali ditinggal anak. Berangkat bersama, pulang tinggal kenangan,” katanya diiringi tangis.Evelin mengenang, Amanda adalah anak yang rajin dan sayang orang tua. Di sekolah, dia berprestasi dan tidak nakal. Evelin mengaku sangat kehilangan. Menurutnya, dia sama sekali tak mengira putrinya itu meninggal karena tersetrum. ”Sebab saya duduk di bangku sama dan tidak merasakan apaapa,” katanya.
Namun dia menyadari kemungkinan dia tidak tersengat karena mengenakan sandal karet. Sementara Amanda saat itu melepas sandalnya. Kepastian bahwa Amanda meninggal tersengat listrik setelah Fia mengaku merasakan getaran pada saat kejadian. ”Dia bilang badanya terasa bergetar, tersengat. Saya tanya gemetaran gimana? Dia bilang seperti kesetrum. Dari situ saya langsung berpikir Amanda meninggal kesetrum,” paparnya.
Insiden yang melibatkan anak kecil di mal bukan sekali terjadi. Dari catatan KORAN SINDO, sejumlah peristiwa menelan korban jiwa atau mengakibatkan luka-luka menimpa anak-anak saat berada di pusat perbelanjaan. Peristiwa itu terjadi akibat ketidakhati-hatian orang tua menjaga anak atau diduga karena kelalaian penyelenggara mal.
Pada 2 Februari 2012, misalnya, siswa SD Witama School Pekanbaru, Gilbert, tewas mengenaskan setelah terjatuh dari Lantai 3 Mal Ciputra Seraya Pekanbaru, Riau (selengkapnya lihat infografis ). Pengamat perkotaan Yayat Supriatna sebelumnya mengungkapkan, peristiwa seperti itu berulang kali terjadi.
Penyebabnya bermacam-macam, bisa kelalaian orang tua atau kurangnya pengamanan dari pengelola pusat perbelanjaan. ”Kalau anakanak kan tidak tahu apa-apa sehingga harus ada pendampingan dari orang tua,” katanya.
Ridwansyah/Helmi syarif
(bbg)