Ego Dua Kekuatan Besar Asia

Selasa, 11 November 2014 - 12:21 WIB
Ego Dua Kekuatan Besar Asia
Ego Dua Kekuatan Besar Asia
A A A
Kedua pemimpin dua kekuatan ekonomi terbesar Asia tersebut melakukan pertemuan di sela-sela agenda Asia Pacific Economic Cooperation (APEC)guna membahas sejumlah persoalan penting. Pertemuan tersebut membuka harapan perbaikan hubungan kedua negara .

Dalam pertemuan di sela-sela forum Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) tersebut, kedua pemimpin kekuatan ekonomi besar Asia tersebut tampak tidak saling menatap mata satu dengan lainnya. Kebekuan tergambar dari pertemuan mereka. Padahal, banyak yang berharap pertemuan pertama sejak dua tahun lalu tersebut akan menghasilkan solusi perbaikan hubungan dua negara.

Hubungan China-Jepang terus memburuk akibat sengketa wilayah atas pulau-pulau di wilayah China Timur, pulau yang tidak berpenghuni namun sangat strategis. Pulau yang dikenal sebagai Diaoyu oleh orang-orang China dan disebut Senkaku oleh penduduk Jepang ini dikendalikan oleh Jepang, tapi juga diklaim milik China.

Keputusan Tokyo membeli tiga pulau sengketa tersebut pada 2012 dari seorang penduduk Jepang menyebabkan ketegangan China-Jepang semakin meningkat. Jepang berharap konflik dengan China dapat segera berakhir agar keduanya dapat melakukan kerja sama di berbagai bidang. Abe bahkan mengusulkan untuk mendirikan hotlineyang bertujuan mencegah adanya bentrok di laut.

Hal tersebut diusulkan karena ada kekhawatiran munculnya bentrokan disengaja maupun tidak antara China dan Jepang, mengingat banyaknya kapal patroli dari kedua negara yang berlayar di perairan sekitar pulau-pulau yang disengketakan. Jika tidak dilakukan pencegahan sejak dini, kawasan tersebut bisa memicu lahirnya konflik baru.

“Saya pikir kami akan mulai bekerja pada langkah-langkah konkret ke arah itu, yakni mencegah adanya konflik di lautan,” jelas Abe dilansir Channelnewsasia. Pertemuan para pemimpin China dan Jepang tersebut adalah kemajuan penting dalam hubungan antar negara ekonomi terbesar kedua dan ketiga di dunia tersebut.

Namun, sejarah perselisihan wilayah terus membawa kedua negara tetangga itu sulit berdamai, bahkan bahasa tubuh Jinping menunjukkan pertemuan China-Jepang tidak membuatnya gembira. Selama jabat tangan Jinping tidak tersenyum atau menggapai upaya Abe memulai percakapan. Beberapa pejabat yang turut hadir juga terlihat canggung ketika diminta untuk berfoto bersama.

China dan Jepang mencoba bersatu pada saat yang tersulit dalam sejarah. Jinping berharap keinginan Abe bukan hanya sekadar kata-kata. China meminta Jepang dapat mengikuti semua jalan pembangunan damai dan mengadopsi kebijakan militer serta keamanan dengan lebih bijaksana. Jinping mengingatkan Jepang untuk hati-hati dalam melahirkan kebijakan. Pasalnya, konflik wilayah tersebut menyangkut perasaan lebih dari 1,3 miliar penduduk China.

Jika ada kebijakan yang menyinggung masyarakat China, Jepang berpotensi kembali memulai konflik. Peringatan itu dilontarkan lantaran Jepang pernah melanggar perjanjian dengan China. Pada masa lalu anggota parlemen Jepang termasuk Abe sempat melakukan kunjungan ke Kuil Yasukuni.

Kuil tersebut terletak di pulau yang disengketakan. Kunjungan tersebut menjadi pemicu konflik lantaran kedua belah pihak sebelumnya sudah sepakat untuk tidak berkunjung ke wilayah yang disengketakan. Kabar tersebut pernah dibantah Wakil Sekretaris Kabinet Jepang Katsunubo Kato.

Dia menegaskan Jepang tak pernah mengunjungi pulaupulau yang disengketakan. Namun apa pun kebenarannya, China tidak peduli. Kini mereka menginginkan kejadian tersebut tidak lagi terulang. “Kami akan berusaha untuk kembali memperbaiki hubungan dengan China dan mengembalikan Jepang-China ke hubungan yang saling menguntungkan berdasarkan kepentingan strategis bersama,” tegas Abe.

Rini agustina
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7384 seconds (0.1#10.140)