Italia Identik Espresso, China Bau Dupa, Indonesia Rokok Keretek
A
A
A
Ciri khas suatu negara tidak hanya direpresentasikan oleh seni dan budaya atau ikon-ikon bangunan tertentu. Percaya atau tidak, satu negara dapat diidentikkan dari aroma tertentu.
Dalam laman perjalanan yang dirilis CNN, bau-bauan tertentu, meskipun bersifat relatif, dapat dianggap sebagai jati diri negara itu. Italia, misalnya, identik dengan aroma espresso. Prancis kental dengan aroma roti baguette , India dengan cabai, dan Swiss khas oleh salju. Menurut laman tersebut, Jerman khas dengan aroma bir dan sosis.
Hal itu tak mengejutkan karena produksi bir sangatlah besar di negara ini dengan Oktober fest sebagai magnet. Lalu Belanda yang khas dengan wewangian dari bunga tulip dan Belgia yang identik dengan cokelat. Indonesia juga tercantum dalam catatan ini. Aroma apa yang khas dari sini? Ternyata rokok keretek.
“Suka atau tidak, (bau) asap rokok keretek tak bisa dihindari dan tak terlupakan di Indonesia,” bunyi laman itu. Dengan segala keunikan aroma khas di berbagai negara itu, bagaimana jika disatukan dalam satu bandara internasional? Bukan suatu ide buruk. Di Inggris, konsep ini telah digagas Bandara Heathrow.
Beberapa pengunjung atau pelancong bisa merasakan sensasi suatu negara melalui beragam bebauan. Tapi, jangan buru-buru takut untuk menemukan bau cabai atau rokok keretek. Bandara tersibuk di Eropa ini sementara hanya memasang bebauan khas Brasil, China, Jepang, Thailand, dan Afrika Selatan.
Kelima negara ini merupakan destinasi terbesar. Dalam konsep Heathrow, yang bekerja sama dengan Design in Cent, aroma khas Brasil terpatri kuat dari beragam wewangian hutan hujan tropis. Fitur bagi wisatawan China juga tidak kalah. Kombinasi bunga osmanthus dan asap dupa membuat ruangan tunggu tidak berbeda jauh dengan suasana di kuil suci.
Pemimpin Operasional Bandara Heathrow, Normand Boivin, belum berkomentar terperinci mengenai konsep tersebut. “Aroma spesial itu merupakan tinjauan eksklusif bagi para pengguna Bandara Heathrow sebelum mereka mendarat di daerah tujuan,” ujarnya. Menurut dia, konsep “Scent Globe” itu hanya dipasang di Terminal 2 yang baru dibuka lima bulan lalu.
MUH SHAMIL
Jakarta
Dalam laman perjalanan yang dirilis CNN, bau-bauan tertentu, meskipun bersifat relatif, dapat dianggap sebagai jati diri negara itu. Italia, misalnya, identik dengan aroma espresso. Prancis kental dengan aroma roti baguette , India dengan cabai, dan Swiss khas oleh salju. Menurut laman tersebut, Jerman khas dengan aroma bir dan sosis.
Hal itu tak mengejutkan karena produksi bir sangatlah besar di negara ini dengan Oktober fest sebagai magnet. Lalu Belanda yang khas dengan wewangian dari bunga tulip dan Belgia yang identik dengan cokelat. Indonesia juga tercantum dalam catatan ini. Aroma apa yang khas dari sini? Ternyata rokok keretek.
“Suka atau tidak, (bau) asap rokok keretek tak bisa dihindari dan tak terlupakan di Indonesia,” bunyi laman itu. Dengan segala keunikan aroma khas di berbagai negara itu, bagaimana jika disatukan dalam satu bandara internasional? Bukan suatu ide buruk. Di Inggris, konsep ini telah digagas Bandara Heathrow.
Beberapa pengunjung atau pelancong bisa merasakan sensasi suatu negara melalui beragam bebauan. Tapi, jangan buru-buru takut untuk menemukan bau cabai atau rokok keretek. Bandara tersibuk di Eropa ini sementara hanya memasang bebauan khas Brasil, China, Jepang, Thailand, dan Afrika Selatan.
Kelima negara ini merupakan destinasi terbesar. Dalam konsep Heathrow, yang bekerja sama dengan Design in Cent, aroma khas Brasil terpatri kuat dari beragam wewangian hutan hujan tropis. Fitur bagi wisatawan China juga tidak kalah. Kombinasi bunga osmanthus dan asap dupa membuat ruangan tunggu tidak berbeda jauh dengan suasana di kuil suci.
Pemimpin Operasional Bandara Heathrow, Normand Boivin, belum berkomentar terperinci mengenai konsep tersebut. “Aroma spesial itu merupakan tinjauan eksklusif bagi para pengguna Bandara Heathrow sebelum mereka mendarat di daerah tujuan,” ujarnya. Menurut dia, konsep “Scent Globe” itu hanya dipasang di Terminal 2 yang baru dibuka lima bulan lalu.
MUH SHAMIL
Jakarta
(bbg)