Patung Ganesha Ditemukan saat Gali Kuburan
A
A
A
KAJEN - Warga Desa Jolotigo, Kecamatan Talun, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah digegerkan dengan penemuan patung yang diduga benda purbakala. Tiga patung itu ditemukan dua warga setempat saat melakukan penggalian makam.
“Saat menggali tanah untuk memakamkan Ibu Tumirah, 80, kira-kira pada kedalaman setengah meter, cangkul serta linggis saya mengenai benda keras. Awalnya kami kira batu biasa, tapi setelah diangkat ternyata patung,” kata Rubejo, 40. Setelah itu, keduanya tetap melanjutkan penggalian untuk makam tersebut.
Uniknya, mereka kembali menemukan dua patung yang berdampingan. Menurut Rubejo, patung pertama memiliki tinggi sekitar 45 cm, lebar 25 cm, dan berat 10 kg. Sedangkan dua patung yang berdampingan masing-masing memiliki tinggi sekitar 35 cm, lebar 20 cm, dan berat 6 kg, serta satu lainnya yakni tinggi 40 cm, lebar 40 cm, serta beratnya 15 kg.
“Patung Ganesha yang paling besar ini sekitar 45 cm. Sedangkan 2 patung berdampingan, yakni patung Ganesha kecil dengan tinggi sekitar 35 cm dan patung tiga dewa (Wisnu, Syiwa dan Brahma ) dengan tinggi 40 cm. Kami sudah melapor penemuan itu kepada polisi dan sementara patung itu kami simpan di rumah Pak Jatmiko (salah satu tokoh) setempat,” ujarnya.
Direktur LSM Komunity Forestri Thomas Hariadi mengungkapkan, ditemukannya sejumlah patung Ganesha di sekitar Kabupaten Pekalongan menunjukkan bahwa masyarakat Pekalongan tergolong pemuja pengetahuan atau ilmu pengetahuan. Pasalnya, Ganesha dikenal sebagai dewa kecerdasan dalam kepercayaan Hindu.
“Selain di sini (Jolotigo), saya juga pernah dengar ada temuan patung Ganesha di Desa Yosorejo, Kecamatan Petungkriyono, Desa Lemah Abang, Kecamatan Doro, dan di Kecamatan Wonokerto,” ungkapnya. Secara terpisah, Kabid Kebudayaan, Dinas Pendidikan, dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan Suwarno mengaku sudah menginventarisasi tiga temuan warga itu sebagai benda purbakala dan cagar budaya kabupaten.
“Kemarin (Kamis, 6/11), kami sudah terjunkan tim untuk mendata. Setelah kami data, akan kami laporkan ke tingkat provinsi dan pusat,” katanya saat dihubungi KORAN SINDO kemarin. Pihaknya memperkirakan patung itu berasal dari abad ke- 8 sampai dengan ke-10, yakni peninggalan zaman Hindu- Buddha.
“Perkiraan kami, itu patung antara abad ke-8 sampai ke-10, saat zaman Hindu-Buddha. Untuk jenisnya, kami perkirakan 2 patung Ganesha dan 1 patung Wisnu,” terangnya. Suwarno mengungkapkan, sebelumnya sudah ada temuan serupa di daerah Petungkriyono.
Menurutnya, peradaban Hindu-Buddha di Kabupaten Pekalongan terdapat di wilayah timur seperti Kecamatan Petungkriyono, Talun, dan Doro. “Kalau ditarik garis lurus urut-urutannya, pusatnya di Dieng itu. Temuan sebelumnya di Petungkriyono adalah Guci yang di dalamnya terdapat keramik, alat untuk bercocok tanam, alat untuk membuat patung, dan sejumlah benda purbakala lain,” ungkapnya.
Suwarno mengaku telah melakukan koordinasi dengan arkeolog nasional terkait temuan itu. Selain itu, juga akan mendatangkan ahli arkeologi dari Prambanan. “Kami akan melakukan penelitian lebih mendalam untuk memastikan bahwa tiga patung tersebut merupakan benda purbakala.
Sebelumnya, arkeolog nasional sudah melakukan penelitian di Kabupaten Pekalongan, sehingga ini sekalian saya laporkan. Saya juga sudah menghubungi ahli dari Prambanan untuk meneliti tiga patung itu,” ujarnya.
Prahayuda febrianto
“Saat menggali tanah untuk memakamkan Ibu Tumirah, 80, kira-kira pada kedalaman setengah meter, cangkul serta linggis saya mengenai benda keras. Awalnya kami kira batu biasa, tapi setelah diangkat ternyata patung,” kata Rubejo, 40. Setelah itu, keduanya tetap melanjutkan penggalian untuk makam tersebut.
Uniknya, mereka kembali menemukan dua patung yang berdampingan. Menurut Rubejo, patung pertama memiliki tinggi sekitar 45 cm, lebar 25 cm, dan berat 10 kg. Sedangkan dua patung yang berdampingan masing-masing memiliki tinggi sekitar 35 cm, lebar 20 cm, dan berat 6 kg, serta satu lainnya yakni tinggi 40 cm, lebar 40 cm, serta beratnya 15 kg.
“Patung Ganesha yang paling besar ini sekitar 45 cm. Sedangkan 2 patung berdampingan, yakni patung Ganesha kecil dengan tinggi sekitar 35 cm dan patung tiga dewa (Wisnu, Syiwa dan Brahma ) dengan tinggi 40 cm. Kami sudah melapor penemuan itu kepada polisi dan sementara patung itu kami simpan di rumah Pak Jatmiko (salah satu tokoh) setempat,” ujarnya.
Direktur LSM Komunity Forestri Thomas Hariadi mengungkapkan, ditemukannya sejumlah patung Ganesha di sekitar Kabupaten Pekalongan menunjukkan bahwa masyarakat Pekalongan tergolong pemuja pengetahuan atau ilmu pengetahuan. Pasalnya, Ganesha dikenal sebagai dewa kecerdasan dalam kepercayaan Hindu.
“Selain di sini (Jolotigo), saya juga pernah dengar ada temuan patung Ganesha di Desa Yosorejo, Kecamatan Petungkriyono, Desa Lemah Abang, Kecamatan Doro, dan di Kecamatan Wonokerto,” ungkapnya. Secara terpisah, Kabid Kebudayaan, Dinas Pendidikan, dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan Suwarno mengaku sudah menginventarisasi tiga temuan warga itu sebagai benda purbakala dan cagar budaya kabupaten.
“Kemarin (Kamis, 6/11), kami sudah terjunkan tim untuk mendata. Setelah kami data, akan kami laporkan ke tingkat provinsi dan pusat,” katanya saat dihubungi KORAN SINDO kemarin. Pihaknya memperkirakan patung itu berasal dari abad ke- 8 sampai dengan ke-10, yakni peninggalan zaman Hindu- Buddha.
“Perkiraan kami, itu patung antara abad ke-8 sampai ke-10, saat zaman Hindu-Buddha. Untuk jenisnya, kami perkirakan 2 patung Ganesha dan 1 patung Wisnu,” terangnya. Suwarno mengungkapkan, sebelumnya sudah ada temuan serupa di daerah Petungkriyono.
Menurutnya, peradaban Hindu-Buddha di Kabupaten Pekalongan terdapat di wilayah timur seperti Kecamatan Petungkriyono, Talun, dan Doro. “Kalau ditarik garis lurus urut-urutannya, pusatnya di Dieng itu. Temuan sebelumnya di Petungkriyono adalah Guci yang di dalamnya terdapat keramik, alat untuk bercocok tanam, alat untuk membuat patung, dan sejumlah benda purbakala lain,” ungkapnya.
Suwarno mengaku telah melakukan koordinasi dengan arkeolog nasional terkait temuan itu. Selain itu, juga akan mendatangkan ahli arkeologi dari Prambanan. “Kami akan melakukan penelitian lebih mendalam untuk memastikan bahwa tiga patung tersebut merupakan benda purbakala.
Sebelumnya, arkeolog nasional sudah melakukan penelitian di Kabupaten Pekalongan, sehingga ini sekalian saya laporkan. Saya juga sudah menghubungi ahli dari Prambanan untuk meneliti tiga patung itu,” ujarnya.
Prahayuda febrianto
(bbg)