Partai Pendukung Jokowi Tolak BBM Naik, Itu Cuma Lelucon
A
A
A
JAKARTA - Sikap politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menolak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) hanya jadi lelucon. Pasalnya, PDIP merupakan partai utama pendukung Pemerintah Joko Widodo (Jokowi).
Hal itu dikatakan, politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Teguh Juwarno. Menurutnya, PDIP sebagai partai pendukung pemerintah seharusnya mendukung kebijakan pemerintah periode 2014-2019 tersebut.
"Kabinet dipimpin kader PDIP, masak PDIP menolak. (Penolakan ini) upaya yang akan menjadi tertawaan masyarakat," kata Teguh saat dihubungi Sindonews, Kamis (6/11/2014).
PDIP memang getol menolak kenaikan harga BBM bersubsidi saat pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Bahkan waktu itu ada politikus PDIP sampai turun ke jalan untuk berdemo.
Teguh menilai, sikap beberapa politikus PDIP yang menolak kenaikan harga BBM hanya takut malu. Karena masyarakat akan melihat ketidak konsistenan dalam menyikapi kenaikan BBM.
"Kalau PDIP satu sisi kita bisa memahami dulu yang paling menentang kenaikan BBM, tapi sekarang sedang memimpin. Kalau sekarang teriak bahwa menolak kenaikan BBM, curiga agar tidak kehilangan muka, karena tidak konsisten dengan sikap mereka," tegas Teguh.
Hal itu dikatakan, politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Teguh Juwarno. Menurutnya, PDIP sebagai partai pendukung pemerintah seharusnya mendukung kebijakan pemerintah periode 2014-2019 tersebut.
"Kabinet dipimpin kader PDIP, masak PDIP menolak. (Penolakan ini) upaya yang akan menjadi tertawaan masyarakat," kata Teguh saat dihubungi Sindonews, Kamis (6/11/2014).
PDIP memang getol menolak kenaikan harga BBM bersubsidi saat pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Bahkan waktu itu ada politikus PDIP sampai turun ke jalan untuk berdemo.
Teguh menilai, sikap beberapa politikus PDIP yang menolak kenaikan harga BBM hanya takut malu. Karena masyarakat akan melihat ketidak konsistenan dalam menyikapi kenaikan BBM.
"Kalau PDIP satu sisi kita bisa memahami dulu yang paling menentang kenaikan BBM, tapi sekarang sedang memimpin. Kalau sekarang teriak bahwa menolak kenaikan BBM, curiga agar tidak kehilangan muka, karena tidak konsisten dengan sikap mereka," tegas Teguh.
(maf)