Banjir Landa 12 Kecamatan di Aceh
A
A
A
BANDA ACEH - Sebanyak 12 kecamatan di Kabupaten Aceh Barat dilanda banjir mengusul hujan lebat yang terjadi sejak beberapa hari terakhir. Selain merusak rumah penduduk, banjir juga menyebabkan jalan ambruk dan membuat warga terkurung banjir.
“Secara umum, ada 12 kecamatan terkena banjir. Ada kawasan yang tidak bisa kami jangkau karena medan jalannya sangat sulit. Juga ada tanah longsor. Warga tidak dapat dievakuasi ke dataran lebih tinggi,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat Saiful AB di Meulaboh, Aceh, kemarin. Dia mengatakan, beberapa rumah yang ambruk dihantam banjir bandang berada di kawasan Kecamatan Pante Ceureumen.
Kemudian kawasan longsor dan terkurung banjir berada di Kecamatan Woyla Timur. Sementara jembatan permanen yang ambruk 10 meter terjadi di Blang Luah, Kecamatan Woyla Barat. Menurut Saiful, hingga kemarin tim SAR dari Kabupaten Aceh Selatan berdatangan ke Aceh Barat untuk membantu mengevakuasi warga yang terkurung banjir menyusul meluapnya sungai yang melingkari kawasan itu.
Selain itu, data yang diterima petugas di lapangan juga menyebutkan bahwa banjir terus meluas, bahkan sudah mengepung seputar Kota Meulaboh, ibu kota Kabupaten Aceh Barat. Mustafa, warga Blang Luah, Kecamatan Woyla Barat, mengatakan, kondisi banjir di sekitar tempat tinggalnya semakin parah.
Ketinggian air sudah mencapai atap rumah. “Kami mendesak pemerintah daerah segera mengirimkan tim evakuasi dan logistik karena kami sudah tidak bisa apa-apa selain bertahan,” kata Mustafa yang juga anggota Komunitas Masyarakat Peduli Bencana (KMPB) Aceh Barat.
Disisilain, gudangpenyimpanan beras Perum Bulog Meulaboh Aceh Barat juga kebanjiran. Akibatnya, beras tidak dapat diambil untuk kebutuhan masyarakat di barat selatan Aceh. “Perum Bulog banjir. Mobil tidak bisa masuk mengambil beras untuk korban bencana alam. Kalau sangat mendesak, kami akan meminta bantuan menggunakan perahu karet,” kata Kepala Subdivisi Perum Bulog Meulaboh M Junaidi.
Namun, kondisi beras masih aman dan belum terendam air. Hanya, akses ke gudang penyimpanan beras Perum Bulog Meulaboh yang berada di Gampong Darat, Kecamatan Johan Pahlawan sulit dijangkau karena genangan air di mana-mana. Namun, Junaidi menambahkan, Perum Bulog Meulaboh sudah mempersiapkan stok beras bencana alam untuk disalurkan ke tiga kabupaten, yakni Aceh Barat, Aceh Jaya, dan Nagan Raya.
Apalagi, sejumlah kabupaten di pantai barat Aceh sedang dilanda banjir sejak Sabtu (1/11). Dari tiga kabupaten tersebut, baru dua kabupaten yang sudah mengambil beras bencana alam di Perum Bulog Meulaboh, yakni Aceh Jaya sebanyak 15 ton dan Aceh Barat 40 ton. Sementara dari Kabupaten Nagan Raya belum diterima permintaan penyaluran. “Untuk stok beras, kami sediakan 100 ton per kabupaten. Apabila kebutuhan semakin meningkat, kami berupaya meminta bantuan dari Bulog Aceh,” kata Junaidi.
M Ridwan / ant
“Secara umum, ada 12 kecamatan terkena banjir. Ada kawasan yang tidak bisa kami jangkau karena medan jalannya sangat sulit. Juga ada tanah longsor. Warga tidak dapat dievakuasi ke dataran lebih tinggi,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat Saiful AB di Meulaboh, Aceh, kemarin. Dia mengatakan, beberapa rumah yang ambruk dihantam banjir bandang berada di kawasan Kecamatan Pante Ceureumen.
Kemudian kawasan longsor dan terkurung banjir berada di Kecamatan Woyla Timur. Sementara jembatan permanen yang ambruk 10 meter terjadi di Blang Luah, Kecamatan Woyla Barat. Menurut Saiful, hingga kemarin tim SAR dari Kabupaten Aceh Selatan berdatangan ke Aceh Barat untuk membantu mengevakuasi warga yang terkurung banjir menyusul meluapnya sungai yang melingkari kawasan itu.
Selain itu, data yang diterima petugas di lapangan juga menyebutkan bahwa banjir terus meluas, bahkan sudah mengepung seputar Kota Meulaboh, ibu kota Kabupaten Aceh Barat. Mustafa, warga Blang Luah, Kecamatan Woyla Barat, mengatakan, kondisi banjir di sekitar tempat tinggalnya semakin parah.
Ketinggian air sudah mencapai atap rumah. “Kami mendesak pemerintah daerah segera mengirimkan tim evakuasi dan logistik karena kami sudah tidak bisa apa-apa selain bertahan,” kata Mustafa yang juga anggota Komunitas Masyarakat Peduli Bencana (KMPB) Aceh Barat.
Disisilain, gudangpenyimpanan beras Perum Bulog Meulaboh Aceh Barat juga kebanjiran. Akibatnya, beras tidak dapat diambil untuk kebutuhan masyarakat di barat selatan Aceh. “Perum Bulog banjir. Mobil tidak bisa masuk mengambil beras untuk korban bencana alam. Kalau sangat mendesak, kami akan meminta bantuan menggunakan perahu karet,” kata Kepala Subdivisi Perum Bulog Meulaboh M Junaidi.
Namun, kondisi beras masih aman dan belum terendam air. Hanya, akses ke gudang penyimpanan beras Perum Bulog Meulaboh yang berada di Gampong Darat, Kecamatan Johan Pahlawan sulit dijangkau karena genangan air di mana-mana. Namun, Junaidi menambahkan, Perum Bulog Meulaboh sudah mempersiapkan stok beras bencana alam untuk disalurkan ke tiga kabupaten, yakni Aceh Barat, Aceh Jaya, dan Nagan Raya.
Apalagi, sejumlah kabupaten di pantai barat Aceh sedang dilanda banjir sejak Sabtu (1/11). Dari tiga kabupaten tersebut, baru dua kabupaten yang sudah mengambil beras bencana alam di Perum Bulog Meulaboh, yakni Aceh Jaya sebanyak 15 ton dan Aceh Barat 40 ton. Sementara dari Kabupaten Nagan Raya belum diterima permintaan penyaluran. “Untuk stok beras, kami sediakan 100 ton per kabupaten. Apabila kebutuhan semakin meningkat, kami berupaya meminta bantuan dari Bulog Aceh,” kata Junaidi.
M Ridwan / ant
(bbg)