Perempuan Keturunan Iran- Inggris Dipenjara Setahun

Senin, 03 November 2014 - 19:27 WIB
Perempuan Keturunan...
Perempuan Keturunan Iran- Inggris Dipenjara Setahun
A A A
DUBAI - Media Iran menyebut, pemerintah menghukum seorang perempuan keturunan Iran-Inggris penjara setahun karena terlibat dalam demonstrasi di Teheran yang menentang larangan perempuan menghadiri event olahraga lelaki.

Ghoncheh Ghavami, 25, yang ditangkap 20 Juni di luar Stadion Azadi, ketika bersama sejumlah perempuan lainnya memprotes kebijakan yang melarang perempuan menghadiri olahraga laki-laki, akhirnya dijatuhi hukuman. Waktu itu dia meminta agar penonton perempuan diizinkan menyaksikan laga voli antara Iran vs Italia.

Perbuatan tersebut dianggap sebagai propaganda melawan aturan Republik Islam. Iran melarang perempuan menonton dua jenis olahraga lelaki, sepak bola dan voli. Kantor berita semi resmi Iran, ILNA, mengutip pernyataan pengacaranya, Alireza Tabatabaie, pada Sabtu (1/11) bahwa kliennya harus menerima hukuman tersebut sebagai bentuk pertanggung jawaban perbuatannya.

Namun, menurut Tabatabaie, hukumannya bisa dipotong dengan catatan berkelakuan baik selama berada dalam masa tahanan. Ghavami sebelumnya sempat dilepaskan setelah ditahan pada Juni, namun ditahan lagi beberapa hari kemudian ketika dia meminta sejumlah barang pribadinya yang ditahan otoritas dikembalikan.

Pada Oktober, dia juga sempat melakukan aksi protes mogok makan. Peristiwa tersebut mengundang perhatian dunia. Inggris, yang tak memiliki perwakilan diplomatik permanen di Iran, sedang berencana untuk membuka kembali perwakilannya. Inggris juga memprotes penahanan Ghavami. Sayangnya, belum ada pernyataan lebih lanjut terkait masalah ini dari kementerian luar negeri di London.

Penahanan Ghavami sendiri dilakukan tak lama setelah sebelumnya, pada Juli, juga terjadi penahanan atas kasus dua kewarganegaraan yang menimpa Jason Rezaian. Jason adalah wartawan Iran-Amerika untuk Washington Post. Anehnya, penahanannya tidak disertai alasan hukum. Pekan lalu ibu serta saudara perempuannya telah meminta agar Jason dibebaskan.

“Setelah 100 hari, sudah saatnya Iran melepaskan Jason yang tak bersalah,” terang Mary Breme Rezaian dan Ali Rezaian dalam pernyataan yang di-posting secara online.

Sugeng wahyudi
(ars)
Berita Terkait
Rakyat Myanmar Siap...
Rakyat Myanmar Siap Laksanakan Pemilihan Umum Minggu Ini
Polisi Italia Sita 6,6...
Polisi Italia Sita 6,6 Ton Ganja dalam Kapal Pesiar Bendera Amerika
Film Horor hingga Superhero,...
Film Horor hingga Superhero, 5 Film Indonesia Go International
Israel Meradang karena...
Israel Meradang karena Iran Sukses Luncurkan Satelit Militer
Kartun Menghina Khamenei,...
Kartun Menghina Khamenei, Pemred Media Iran Ditangkap
Pesawat Pakistan Jatuh,...
Pesawat Pakistan Jatuh, Kemlu Sebut Sementara Tidak Ada Korban WNI
Berita Terkini
HT Tegaskan Masih Eksis...
HT Tegaskan Masih Eksis di Perindo: Struktur Organisasi Harus Solid Songsong 2029
7 menit yang lalu
6 Jenazah Jemaah Umrah...
6 Jenazah Jemaah Umrah WNI Korban Kecelakaan Bus Dimakamkan di Saudi, Ini Nama-namanya
57 menit yang lalu
Presiden Prabowo: 200...
Presiden Prabowo: 200 Sekolah Rakyat untuk Masyarakat Miskin Diluncurkan Tahun Depan
1 jam yang lalu
Raih Most Trusted Financial...
Raih Most Trusted Financial Brand Awards 2025, BPKH Harap Jadi Kepercayaan Masyarakat
1 jam yang lalu
Kuota Mudik Gratis Kemenhub...
Kuota Mudik Gratis Kemenhub Berkurang, Komisi V Minta Tepat Sasaran
1 jam yang lalu
Prabowo dan Menteri...
Prabowo dan Menteri Buka Puasa Bersama, Dapat Kultum dari Ustaz Adi Hidayat
1 jam yang lalu
Infografis
Houthi Klaim Mampu Gagalkan...
Houthi Klaim Mampu Gagalkan Serangan Udara AS dan Inggris
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved