Moral Tentara Suriah Meningkat
A
A
A
SURUC - Moral tentara Suriah untuk mempertahankan Kota Kobane meningkat. Pasukan Peshmerga (sebutan untuk tentara Kurdis) dari Irak dilaporkan siap bergabung bersama tentara Suriah melawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Kota Kobane, kemarin.
Namun, pejuang Peshmerga Irak tidak bisa berkontribusi banyak. Hanya 150 tentara yang bisa dibagi membantu tentara Suriah. Mereka masuk ke wilayah Suriah melalui jalur perbatasan Suriah-Turki sejak Jumat (31/10) malam sambil meneriakkan kata “Kobane!”. Kedatangan mereka disambut hangat tentara suku Kurdi.
“Mereka sedang melakukan persiapan, menurunkan semua senjata, dan mencoba melakukan pemetaan wilayah,” ujar juru bicara Unit Perlindungan Rakyat Kurdi atau YPG, Polat Can, Sabtu (1/11) kepada AFP. “Artileri dan senjata berat yang mereka miliki akan berperan penting dalam peperangan ini,” tambahnya. Bantuan infanteri dari Irak merupakan jawaban atas permintaan tentara Kobane yang kewalahan mempertahankan kota. Apalagi, pasukanPeshmerga juga membawa senjata otomatis dan peluncur roket.
Maklum, selain jumlah pasukan ISIS lebih banyak dari pasukan Kobane, pasukan ISIS didukung kendaraan lapis baja macam tank. Tentara Kobane hampir frustrasi meski sudah dibantu serangan udara Amerika Serikat (AS) dan koalisinya. Kota Kobane dikepung ISIS selama hampir enam pekan. Tentara Kobane bahkan sempat dipukul mundur dan beberapa bendera ISIS berkibar bebas di atas gedung. Sementara, serangan udara koalisi pimpinan AS hampir sia-sia.
“Masyarakat optimistis dengan kedatangan Peshmerga. Mereka mulai berdiskusi dengan saya tentang kapan kami mungkin bisa kembali pulang dan hidup damai seperti sediakala,” terang aktivis Kobane, Mustafa Ebdi, di perbatasan Turki, kemarin. Sebab, Turki juga mengizinkan belasan kendaraan lapis baja ringan memasuki Kobane. Namun, Ebdi sadar perang melawan ISIS belum tentu berakhir dalam waktu dekat.
Dia masih harus waspada mengingat ISIS bukan kelompok yang lemah. Apalagi, mereka memiliki tentara dan persenjataan yang canggih. Bantuan 150 pasukan Peshmerga akan memberikan perbedaan. “Tapi, saya pikir perang ini masih panjang,” katanya. Berdasarkan laporan Syrian Observatory untuk hak asasi manusia (HAM), kontak senjata di Kota Kobane masih sering terjadi, siang ataupun malam. ISIS berupaya mengambil alih keseluruhan kota dengan bergerak maju dan menyerang pasukan Kurdi di Kobane Utara pada Jumat (31/10).
Sehari kemudian, pesawat tempur koalisi pimpinan AS meluncurkan serangan udara. Mereka membombardir beberapa gedung yang diyakini menjadi markas atau gudang persenjataan ISIS di Kobane. Namun, ISIS tidak mau kalah. Mereka balik melakukan empat serangan mortar ke wilayah yang dikuasai tentara Kobane. Pemimpin Syrian Observatory Rami Abdel Rahman mengatakan, jumlah tentara ISIS dua kali lipat lebih banyak dari tentara YPG. Sekitar 3.000 sampai 4.000 tentara ISIS menginvasi Kobane dan menahan sekitar 1.500 hingga 2.000 tentara YPG.
Sedangkan, dalam tiga hari terakhir sekitar 100 tentara ISIS meninggal. Jumlah korban keseluruhan selama perang di Kobane sejak pertengahan September mencapai 958 orang, mayoritas dari tentara ISIS. Abdel menuturkan, tentara Kurdis hanya kehilangan 361 personel, sementara ISIS kehilangan 576 personel. Sisa jumlah korban berasal dari warga sipil yang tidak sempat mengungsi ke Turki.
Di Turki, ribuan suku Kurdi turun ke jalan untuk menunjukkan solidaritas. Sekitar 15.000 orang berkumpul di Diyarbakir dan 1.000 orang pendukung pro-Kurdi berkumpul di Istanbul. Dukungan yang sama juga dilakukan beberapa orang di kota Eropa macam Brussels, Hamburg, London, Munich, dan Paris. Di Diyarbakir, situasi sedikit ricuh setelah pengunjuk rasa melemparkan batu. Sikap itu memaksa polisi menembakkan gas air mata.
“Kami akan menoleransi demonstrasi yang damai. Pasukan keamanan akan melakukan kewenangan mereka jika situasi memburuk,” kata Perdana Menteri (PM) Turki Ahmet Davutoglu.
Muh shamil
Namun, pejuang Peshmerga Irak tidak bisa berkontribusi banyak. Hanya 150 tentara yang bisa dibagi membantu tentara Suriah. Mereka masuk ke wilayah Suriah melalui jalur perbatasan Suriah-Turki sejak Jumat (31/10) malam sambil meneriakkan kata “Kobane!”. Kedatangan mereka disambut hangat tentara suku Kurdi.
“Mereka sedang melakukan persiapan, menurunkan semua senjata, dan mencoba melakukan pemetaan wilayah,” ujar juru bicara Unit Perlindungan Rakyat Kurdi atau YPG, Polat Can, Sabtu (1/11) kepada AFP. “Artileri dan senjata berat yang mereka miliki akan berperan penting dalam peperangan ini,” tambahnya. Bantuan infanteri dari Irak merupakan jawaban atas permintaan tentara Kobane yang kewalahan mempertahankan kota. Apalagi, pasukanPeshmerga juga membawa senjata otomatis dan peluncur roket.
Maklum, selain jumlah pasukan ISIS lebih banyak dari pasukan Kobane, pasukan ISIS didukung kendaraan lapis baja macam tank. Tentara Kobane hampir frustrasi meski sudah dibantu serangan udara Amerika Serikat (AS) dan koalisinya. Kota Kobane dikepung ISIS selama hampir enam pekan. Tentara Kobane bahkan sempat dipukul mundur dan beberapa bendera ISIS berkibar bebas di atas gedung. Sementara, serangan udara koalisi pimpinan AS hampir sia-sia.
“Masyarakat optimistis dengan kedatangan Peshmerga. Mereka mulai berdiskusi dengan saya tentang kapan kami mungkin bisa kembali pulang dan hidup damai seperti sediakala,” terang aktivis Kobane, Mustafa Ebdi, di perbatasan Turki, kemarin. Sebab, Turki juga mengizinkan belasan kendaraan lapis baja ringan memasuki Kobane. Namun, Ebdi sadar perang melawan ISIS belum tentu berakhir dalam waktu dekat.
Dia masih harus waspada mengingat ISIS bukan kelompok yang lemah. Apalagi, mereka memiliki tentara dan persenjataan yang canggih. Bantuan 150 pasukan Peshmerga akan memberikan perbedaan. “Tapi, saya pikir perang ini masih panjang,” katanya. Berdasarkan laporan Syrian Observatory untuk hak asasi manusia (HAM), kontak senjata di Kota Kobane masih sering terjadi, siang ataupun malam. ISIS berupaya mengambil alih keseluruhan kota dengan bergerak maju dan menyerang pasukan Kurdi di Kobane Utara pada Jumat (31/10).
Sehari kemudian, pesawat tempur koalisi pimpinan AS meluncurkan serangan udara. Mereka membombardir beberapa gedung yang diyakini menjadi markas atau gudang persenjataan ISIS di Kobane. Namun, ISIS tidak mau kalah. Mereka balik melakukan empat serangan mortar ke wilayah yang dikuasai tentara Kobane. Pemimpin Syrian Observatory Rami Abdel Rahman mengatakan, jumlah tentara ISIS dua kali lipat lebih banyak dari tentara YPG. Sekitar 3.000 sampai 4.000 tentara ISIS menginvasi Kobane dan menahan sekitar 1.500 hingga 2.000 tentara YPG.
Sedangkan, dalam tiga hari terakhir sekitar 100 tentara ISIS meninggal. Jumlah korban keseluruhan selama perang di Kobane sejak pertengahan September mencapai 958 orang, mayoritas dari tentara ISIS. Abdel menuturkan, tentara Kurdis hanya kehilangan 361 personel, sementara ISIS kehilangan 576 personel. Sisa jumlah korban berasal dari warga sipil yang tidak sempat mengungsi ke Turki.
Di Turki, ribuan suku Kurdi turun ke jalan untuk menunjukkan solidaritas. Sekitar 15.000 orang berkumpul di Diyarbakir dan 1.000 orang pendukung pro-Kurdi berkumpul di Istanbul. Dukungan yang sama juga dilakukan beberapa orang di kota Eropa macam Brussels, Hamburg, London, Munich, dan Paris. Di Diyarbakir, situasi sedikit ricuh setelah pengunjuk rasa melemparkan batu. Sikap itu memaksa polisi menembakkan gas air mata.
“Kami akan menoleransi demonstrasi yang damai. Pasukan keamanan akan melakukan kewenangan mereka jika situasi memburuk,” kata Perdana Menteri (PM) Turki Ahmet Davutoglu.
Muh shamil
(ars)