Sepatu Mewah Para Jomblo
A
A
A
Jomblo sebagai target konsumen baru menjadi topik hangat yang mulai diperbincangkan para pegiat bisnis saat ini.
Memang belum banyak artikel maupun seminar yang mengusung tema ini sebagai kajian khusus, namun beberapa produsen telah menyadari bahwa produkproduk mereka mesti diarahkan untuk menggaet ceruk pasar ini.
Salah satu produsen yang membidik pasar orang-orang tanpa pasangan adalah produk sepatu bermerek Selittoes. Bisnis ini didirikan dua remaja putri, yaitu Karisa Pepitasari, 26 dan Affania Fariza Balqis, 26.
Sejak berdiri pada 21 November 2010, Selittoes sudah diorientasikan mengikuti tren yang sedang berkembang di kalangan anak muda. Anak-anak muda suka dengan produk yang trendi, gaul, dan bergaya masa kini. Namun seiring dengan berkembangnya fenomena konsumen jomblo di kalangan remaja, akhirnya Selittoes mulai mencoba menggarap pasar ini. Target promosi ini dilakukan dalam rangka menyesuaikan dengan permintaan konsumen.
Sehingga, saat ini berbagai tipe sepatu Selittoes lebih mudah diterima komunitas remaja. Karisa mengungkapkan, orang sering mengatakan jomblo adalah ungkapan yang negatif ketika disematkan kepada teman sekitar, tapi siapa sangka jika ini menjadi perbincangan yang menarik dalam dunia bisnis. Karena itu, demi memenuhi kebutuhan konsumen anak-anak muda yang jomlo, Selittoes menawarkan aneka sepatu bergaya mewah, bermode modern, dan stylish .
Bisnis sepatu yang digeluti Karisa dan Affania bukan hal yang baru, namun idenya menarik konsumen jomblo adalah kecerdasan yang luar biasa. Meski usaha di bidang fashion ini bermula dari tugas kuliah dan menyesuaikan hasrat mereka, strategi marketing keduanya patut diapresiasi. Kepintaran membaca keinginan pasar telah mereka kuasai karena dipengaruhi komunitas mereka yang setiap hari berkumpul dengan teman seusianya. Dari intensitas pergaulan dengan teman- teman sebayanya, keduanya bisa memetakan keinginan pasar.
Perbincangan, sindiran, maupun joke-joke ringan tentang kesendirian teman, baik lewat sosial media maupun perbincangan langsung, memengaruhi cara bisnis pebisnis muda tersebut. Tak butuh waktu lama, siapa sangka jika bidikan pasar jomblo ini memberi keuntungan berlipat bagi Selittoes. Karisa dan Affania memulai usaha ini dari ketidaktahuan apa-apa mengenai cara membuat sepatu. Namun, keduanya sering membolak-balik majalah fashion dan melihat berbagai jenis sepatu yang cantik dan cocok dengan suasana hati.
Setiap ada yang bagus menurut mereka, dikumpulkan fotofoto sepatu itu dan membingkainya dalam satu buku. Pikiran bisnis mulai ada ketika koleksi foto sepatu tersebut sudah menumpuk, sehingga pada akhirnya muncul keinginan untuk memodifikasi sesuai kesukaan. “Tapi, kita kesulitan mencari toko atau seseorang yang bisa memodifikasi itu. Setelah lama berjalan, akhirnya kita mendapatkan perajin yang bisa mengkreasikannya menjadi sepatu yang nyata sesuai yang kita inginkan,” tutur Karisa.
Selittoes berdiri dengan modal yang tidak terlalu besar. Namun, karena bisnis yang dijalankan bermula dari hobi, akhirnya usaha ini sekarang menghasilkan profit yang cukup menjanjikan. “Bagian terbesar dari hidup kami sekarang bisa membagikan sepatu yang kita cintai ini kepada orang lain,” tutur Karisa. Selittoes hadir untuk memenuhi keinginan pasar jomblo dan anak-anak muda yang trendi.
Berbagai model dan warna sepatu yang ditawarkan sangat cocok bagi para perempuan yang mementingkan gaya, penampilan, dan fashion mewah. Harga yang dipatok pun tidak mahal, mudah dijangkau dan yang terpenting adalah menyesuaikan keinginan para jomlo. “Target market -nya adalah semua ladies and girls , khususnya yang peduli pada penampilan dan gaya. Harganya hanya berkisar antara Rp270.000 hingga Rp650.000, tergantung pada modelnya,” urai Karisa.
Karisa dan Affania mempercayai bahwa semua produk sepatu yang ditawarkannya mampu meningkatkan penampilan para jomblo masa kini. Sebab, desain dan modifikasi yang dibuat sudah dikonsepkan memenuhi tren yang diinginkan anak muda. Paling tidak dalam satu bulan di satu outlet Selittoes bisa terjual 50 pasang sepatu.
“Kita tidak bisa menyebutkan totalnya berapa karena harganya bedabeda. Namun yang pasti, produk kami sangat diminati kalangan perempuan masa kini,” ujar Affania. Selittoes merupakan kependekan kata dari Seven Light Shoes. Kedua pebisnis muda ini ingin pelanggan merasa yakin dan percaya diri saat memakai produk sepatu kami. Alasan itu yang membuat pemilik usaha ini meletakkan kata “light “ di tengah kata Selittoes.
Melihat pasar jomblo yang diprediksi akan berkembang seiring dengan karakter masyarakat urban yang cenderung mementingkan karier dan pekerjaan, tak ada alasan bagi kalangan pelaku usaha untuk tidak menjadikan ceruk ini sebagai target pasar yang baru dalam beberapa tahun ke depan.
Nafi muthohirin
Memang belum banyak artikel maupun seminar yang mengusung tema ini sebagai kajian khusus, namun beberapa produsen telah menyadari bahwa produkproduk mereka mesti diarahkan untuk menggaet ceruk pasar ini.
Salah satu produsen yang membidik pasar orang-orang tanpa pasangan adalah produk sepatu bermerek Selittoes. Bisnis ini didirikan dua remaja putri, yaitu Karisa Pepitasari, 26 dan Affania Fariza Balqis, 26.
Sejak berdiri pada 21 November 2010, Selittoes sudah diorientasikan mengikuti tren yang sedang berkembang di kalangan anak muda. Anak-anak muda suka dengan produk yang trendi, gaul, dan bergaya masa kini. Namun seiring dengan berkembangnya fenomena konsumen jomblo di kalangan remaja, akhirnya Selittoes mulai mencoba menggarap pasar ini. Target promosi ini dilakukan dalam rangka menyesuaikan dengan permintaan konsumen.
Sehingga, saat ini berbagai tipe sepatu Selittoes lebih mudah diterima komunitas remaja. Karisa mengungkapkan, orang sering mengatakan jomblo adalah ungkapan yang negatif ketika disematkan kepada teman sekitar, tapi siapa sangka jika ini menjadi perbincangan yang menarik dalam dunia bisnis. Karena itu, demi memenuhi kebutuhan konsumen anak-anak muda yang jomlo, Selittoes menawarkan aneka sepatu bergaya mewah, bermode modern, dan stylish .
Bisnis sepatu yang digeluti Karisa dan Affania bukan hal yang baru, namun idenya menarik konsumen jomblo adalah kecerdasan yang luar biasa. Meski usaha di bidang fashion ini bermula dari tugas kuliah dan menyesuaikan hasrat mereka, strategi marketing keduanya patut diapresiasi. Kepintaran membaca keinginan pasar telah mereka kuasai karena dipengaruhi komunitas mereka yang setiap hari berkumpul dengan teman seusianya. Dari intensitas pergaulan dengan teman- teman sebayanya, keduanya bisa memetakan keinginan pasar.
Perbincangan, sindiran, maupun joke-joke ringan tentang kesendirian teman, baik lewat sosial media maupun perbincangan langsung, memengaruhi cara bisnis pebisnis muda tersebut. Tak butuh waktu lama, siapa sangka jika bidikan pasar jomblo ini memberi keuntungan berlipat bagi Selittoes. Karisa dan Affania memulai usaha ini dari ketidaktahuan apa-apa mengenai cara membuat sepatu. Namun, keduanya sering membolak-balik majalah fashion dan melihat berbagai jenis sepatu yang cantik dan cocok dengan suasana hati.
Setiap ada yang bagus menurut mereka, dikumpulkan fotofoto sepatu itu dan membingkainya dalam satu buku. Pikiran bisnis mulai ada ketika koleksi foto sepatu tersebut sudah menumpuk, sehingga pada akhirnya muncul keinginan untuk memodifikasi sesuai kesukaan. “Tapi, kita kesulitan mencari toko atau seseorang yang bisa memodifikasi itu. Setelah lama berjalan, akhirnya kita mendapatkan perajin yang bisa mengkreasikannya menjadi sepatu yang nyata sesuai yang kita inginkan,” tutur Karisa.
Selittoes berdiri dengan modal yang tidak terlalu besar. Namun, karena bisnis yang dijalankan bermula dari hobi, akhirnya usaha ini sekarang menghasilkan profit yang cukup menjanjikan. “Bagian terbesar dari hidup kami sekarang bisa membagikan sepatu yang kita cintai ini kepada orang lain,” tutur Karisa. Selittoes hadir untuk memenuhi keinginan pasar jomblo dan anak-anak muda yang trendi.
Berbagai model dan warna sepatu yang ditawarkan sangat cocok bagi para perempuan yang mementingkan gaya, penampilan, dan fashion mewah. Harga yang dipatok pun tidak mahal, mudah dijangkau dan yang terpenting adalah menyesuaikan keinginan para jomlo. “Target market -nya adalah semua ladies and girls , khususnya yang peduli pada penampilan dan gaya. Harganya hanya berkisar antara Rp270.000 hingga Rp650.000, tergantung pada modelnya,” urai Karisa.
Karisa dan Affania mempercayai bahwa semua produk sepatu yang ditawarkannya mampu meningkatkan penampilan para jomblo masa kini. Sebab, desain dan modifikasi yang dibuat sudah dikonsepkan memenuhi tren yang diinginkan anak muda. Paling tidak dalam satu bulan di satu outlet Selittoes bisa terjual 50 pasang sepatu.
“Kita tidak bisa menyebutkan totalnya berapa karena harganya bedabeda. Namun yang pasti, produk kami sangat diminati kalangan perempuan masa kini,” ujar Affania. Selittoes merupakan kependekan kata dari Seven Light Shoes. Kedua pebisnis muda ini ingin pelanggan merasa yakin dan percaya diri saat memakai produk sepatu kami. Alasan itu yang membuat pemilik usaha ini meletakkan kata “light “ di tengah kata Selittoes.
Melihat pasar jomblo yang diprediksi akan berkembang seiring dengan karakter masyarakat urban yang cenderung mementingkan karier dan pekerjaan, tak ada alasan bagi kalangan pelaku usaha untuk tidak menjadikan ceruk ini sebagai target pasar yang baru dalam beberapa tahun ke depan.
Nafi muthohirin
(ars)