Remaja Sering Tidak Fokus

Minggu, 02 November 2014 - 11:56 WIB
Remaja Sering Tidak Fokus
Remaja Sering Tidak Fokus
A A A
Baru-baru ini sejumlah ilmuwan menemukan fakta bahwa kalangan anak muda gampang terganggu perilaku yang dinilai tidak menguntungkan. Parahnya lagi, kebiasaan ini justru dilakukan remaja saat dirinya harus fokus pada ihwal tertentu seperti mengemudi.

Berdasarkan sebuah studi baru para peneliti di University of Iowa, Iowa City didapati bahwa kebanyakan anak muda memiliki reputasi membuat beberapa keputusan yang tidak terlalu pintar.

Anak muda lebih memilih menulis teks pada perangkat seluler mereka untuk berinteraksi dalam jejaring sosial meskipun mereka tahu harus fokus pada arah kendaraan saat mengemudi. Para peneliti melihat keputusan yang diambil anak muda berkaitan dengan ketidakmatangan prefrontal cortex, bagian otak untuk membuat rencana dan keputusan. Para ilmuwan juga menemukan jawaban sederhana yakni terkait daya pikat anak muda.

Anak-anak muda kerap gampang terpikat dengan ihwal yang seharusnya tidak dilakukan dalam kondisi tertentu, khususnya ketika mengemudi. Dalam penelitian ini psikolog Zachary Roper dan timnya menggunakan sampel dua kelompok relawan yakni anak usia 13 hingga 16 tahun dan orang dewasa berusia 20 sampai 35 tahun. Setiap kelompok sukarelawan diminta melakukan permainan pada sebuah komputer.

Selama fase penelitian, komputer menampilkan enam lingkaran yang masing-masing memiliki warna berbeda. Mereka harus menemukan lingkaran merah atau hijau. Target ini memiliki garis horizontal atau vertikal di dalamnya. Sementara lingkaran yang tersisa memiliki garisgaris pada sudut lain. Ketika peserta menemukan target yang benar, mereka harus menekan salah satu dari dua tombol pada keyboard .

Salah satu kunci akan melaporkan bahwa mereka telah menemukan garis vertikal. Yang lain melaporkan menemukan garis horizontal. Ketika relawan menekan tombol yang tepat, layar monitor akan menampilkan jumlah hadiah yang mereka dapatkan. Untuk beberapa relawan, hadiah lingkaran hijau 10 sen dan lingkaran merah 2 sen. Untuk relawan lain, jumlah hadiah justru terbalik, lingkaran merah lebih berharga. Sementara lingkaran warna lain tidak punya hadiah.

Para peneliti juga mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan orang untuk menemukan hadiah dan merekam jawaban mereka. Bila tidak ada lingkaran merah atau hijau di antara pilihan layar, baik orang dewasa dan remaja menjawab dengan cepat. Tapi, ketika lingkaran merah atau hijau muncul, kelompok relawan dewasa mengambil keputusan lebih cepat. Sebaliknya, relawan remaja bereaksi secara berbeda. Mereka membutuhkan waktu lebih lama untuk merespons setiap kali lingkaran merah atau hijau muncul.

Perhatian mereka masih tertarik pada lingkaran yang ada hadiah lebih besar. ”Studi ini menunjukkan bahwa perhatian remaja tertarik pada informasi yang menurut mereka bermanfaat,” kata Brian Anderson, psikolog Universitas Johns Hopkins Baltimore, seperti dilansir Psychological Science . Hopkins menegaskan, penelitian ini dapat membantu menjelaskan mengapa remaja kerap terlibat dalam perilaku berisiko.

Beberapa perilaku seperti mengetik pesan singkat (SMS) atau menggunakan media sosial memicu sistem penghargaan otak. Itu sebabnya remaja cenderung memilih media sosial ketika mereka harus belajar atau mengapa mereka merespons teks saat mengemudi. Lantas bagaimana seseorang dapat mengatasi upaya otak mereka untuk mengalihkan perhatian? Peneliti University of Iowa Jatin Vaidya menyarankan untuk menghilangkan gangguan saat mengemudi misalnya mematikan telepon saat berkendara.

”Ketika gangguan tidak tersedia, akan lebih mudah memusatkan perhatian pada ihwal yang paling berarti, fokus pada arah kendaraan. Selamat kembali ke rumah,” ucapnya.

Yani a
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5373 seconds (0.1#10.140)