Fitur Keamanan Rumah Jarak Jauh
A
A
A
Semakin banyak anak Indonesia yang pandai mengelaborasi kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini. Meski inovasi yang mereka kembangkan hanya sedikit, ide kreatif tersebut memiliki dampak sangat besar bagi kehidupan masyarakat.
Misalnya dua siswa kelas XII SMA Muhammadiyah 02 Sidoarjo, Yusril Anwar, 17, dan Dyhan Ramadhan, 17. Mereka membuat ASYVO tech home (android system and voice recognition).
Alat ini memberi kemudahan bagi masyarakat dalam mengendalikan, memantau, dan mengamankan rumah secara praktis, otomatis, dan dapat diakses dari jarak jauh. “Dengan menggunakan ASYVO tech home, keselamatan rumah dapat terjamin, baik dari pencurian maupun kebakaran,” kata Dyhan kepada KORAN SINDO kemarin. Menurut Dhyan, sering kali tindakan keseharian masyarakat sangat merugikan diri sendiri maupun orang lain, misalnya dari hal yang sederhana, yaitu lupa mematikan komponen-komponen listrik sehingga memungkinkan terjadi hubungan arus pendek yang bisa berakibat fatal.
Tak mengherankan bila hampir setiap hari ada saja pemberitaan mengenai kebakaran rumah atau gedung perkantoran. Padahal, jika diamati, akar persoalan itu bermula dari kesalahan yang sederhana seperti malas mematikan lampu atau komponen listrik lain. Nah, aplikasi ASYVO diciptakan untuk memberikan kemudahan masyarakat dalam mengontrol rumah dari jarak jauh menggunakan handphone android. Fitur berbasis android dengan rangkaian wireless mendukung dalam mengendalikan seluruh peralatan rumah sehingga, meski si pemilik rumah sedang tidak ada, alat tersebut dapat diakses secara otomatis.
“Jadi, jika si pemilik rumah lupa menutup gerbang atau mematikan lampu, mereka tak harus balik ke rumah, melainkan bisa melakukannya di kantor, kendaraan, atau di mana saja. Pengendaliannya cukup dilakukan lewat fitur android,” ungkap Dhyan. Tak hanya itu, pengoperasian juga bisa dilakukan dengan berdasarkan perintah suara karena di setiap arus listrik yang diinginkan dipasang rangkaian sensor suara bertipe easyvr.
Yusril Anwar menjelaskan, alat ini juga dilengkapi dengan IP kamera sebagai pemantau rumah sehingga aktivitas mengontrol rumah dapat dilakukan secara nirkabel atau otomatis. Jika alat ini bisa diaplikasinya di kehidupan nyata, tak ada alasan lagi akan banyaknya pemberitaan tentang kebakaran rumah atau gedung perkantoran. Sebab selain diprediksi murah harganya, alat ini juga praktis karena hampir setiap orang kini memiliki handphone berbasis android.
Karya dua siswa cerdas ini patut diapresiasi karena idenya mengembangkan suatu karya pengamanan rumah sebagai sumber utama memberikan kemudahan dan keselamatan bagi penghuninya. Temuan ini juga sekaligus menjadi konsep besar bagi penerapan green house di masa mendatang. Atas ide kreatifnya itu, ASYVO tech home pun didaulat sebagai juara kedua di ajang Lomba Karya IlmiahRemaja (LKIR) Ke-46 yang diadakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Jakarta, (30/10).
Yusril mengakui, proses merealisasi alat ini membutuhkan waktu dua bulan untuk bisa mendapatkan hasil yang maksimal. Mulai dari riset, pencarian komponen- komponen listrik hingga desain alat dilakukan hanya berdua saja. Saat terjadi kebuntuan, baru berkonsultasi dengan guru pembimbing di sekolah. “Di sekolah kami memang ada kelompok bagi siswa-siswa yang punya minat di bidang karya ilmiah. Pembimbingnya bisa dari guru maupun alumni kelompok ekstra kurikuler ini,” tutur Yusril.
Ke depan, keduanya berharap supaya alat ini bisa dikembangkan lagi karena untuk diaplikasikan secara nyata di sebuah rumah, alat ini harus disesuaikan lagi dengan kekuatan daya listrik masing- masing rumah. Meski belum pernah diujicobakan secara langsung, keduanya optimistis temuan ini akan bermanfaat bagi masyarakat di masa mendatang. Untuk itu, keduanya berharap agar pemerintah bisa memfasilitasi pengembangan alat ini supaya lebih inovatif dan praktis.
“Jika memungkinkan kami ingin ada pihak swasta yang tertarik dengan alat ini sehingga riset yang lebih mendalam bisa dilakukan secara serius dan kemudian bisa diaplikasikan secara nyata,” urai Yusril. Nah, sudah saatnya bagi Indonesia untuk tidak ketinggalan dari negara-negara adidaya tersebut karena sejatinya generasi bangsa punya potensi dan keunggulan yang sama di bidang teknologi informasi dan komunikasi.
Nafi muthohirin
Misalnya dua siswa kelas XII SMA Muhammadiyah 02 Sidoarjo, Yusril Anwar, 17, dan Dyhan Ramadhan, 17. Mereka membuat ASYVO tech home (android system and voice recognition).
Alat ini memberi kemudahan bagi masyarakat dalam mengendalikan, memantau, dan mengamankan rumah secara praktis, otomatis, dan dapat diakses dari jarak jauh. “Dengan menggunakan ASYVO tech home, keselamatan rumah dapat terjamin, baik dari pencurian maupun kebakaran,” kata Dyhan kepada KORAN SINDO kemarin. Menurut Dhyan, sering kali tindakan keseharian masyarakat sangat merugikan diri sendiri maupun orang lain, misalnya dari hal yang sederhana, yaitu lupa mematikan komponen-komponen listrik sehingga memungkinkan terjadi hubungan arus pendek yang bisa berakibat fatal.
Tak mengherankan bila hampir setiap hari ada saja pemberitaan mengenai kebakaran rumah atau gedung perkantoran. Padahal, jika diamati, akar persoalan itu bermula dari kesalahan yang sederhana seperti malas mematikan lampu atau komponen listrik lain. Nah, aplikasi ASYVO diciptakan untuk memberikan kemudahan masyarakat dalam mengontrol rumah dari jarak jauh menggunakan handphone android. Fitur berbasis android dengan rangkaian wireless mendukung dalam mengendalikan seluruh peralatan rumah sehingga, meski si pemilik rumah sedang tidak ada, alat tersebut dapat diakses secara otomatis.
“Jadi, jika si pemilik rumah lupa menutup gerbang atau mematikan lampu, mereka tak harus balik ke rumah, melainkan bisa melakukannya di kantor, kendaraan, atau di mana saja. Pengendaliannya cukup dilakukan lewat fitur android,” ungkap Dhyan. Tak hanya itu, pengoperasian juga bisa dilakukan dengan berdasarkan perintah suara karena di setiap arus listrik yang diinginkan dipasang rangkaian sensor suara bertipe easyvr.
Yusril Anwar menjelaskan, alat ini juga dilengkapi dengan IP kamera sebagai pemantau rumah sehingga aktivitas mengontrol rumah dapat dilakukan secara nirkabel atau otomatis. Jika alat ini bisa diaplikasinya di kehidupan nyata, tak ada alasan lagi akan banyaknya pemberitaan tentang kebakaran rumah atau gedung perkantoran. Sebab selain diprediksi murah harganya, alat ini juga praktis karena hampir setiap orang kini memiliki handphone berbasis android.
Karya dua siswa cerdas ini patut diapresiasi karena idenya mengembangkan suatu karya pengamanan rumah sebagai sumber utama memberikan kemudahan dan keselamatan bagi penghuninya. Temuan ini juga sekaligus menjadi konsep besar bagi penerapan green house di masa mendatang. Atas ide kreatifnya itu, ASYVO tech home pun didaulat sebagai juara kedua di ajang Lomba Karya IlmiahRemaja (LKIR) Ke-46 yang diadakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Jakarta, (30/10).
Yusril mengakui, proses merealisasi alat ini membutuhkan waktu dua bulan untuk bisa mendapatkan hasil yang maksimal. Mulai dari riset, pencarian komponen- komponen listrik hingga desain alat dilakukan hanya berdua saja. Saat terjadi kebuntuan, baru berkonsultasi dengan guru pembimbing di sekolah. “Di sekolah kami memang ada kelompok bagi siswa-siswa yang punya minat di bidang karya ilmiah. Pembimbingnya bisa dari guru maupun alumni kelompok ekstra kurikuler ini,” tutur Yusril.
Ke depan, keduanya berharap supaya alat ini bisa dikembangkan lagi karena untuk diaplikasikan secara nyata di sebuah rumah, alat ini harus disesuaikan lagi dengan kekuatan daya listrik masing- masing rumah. Meski belum pernah diujicobakan secara langsung, keduanya optimistis temuan ini akan bermanfaat bagi masyarakat di masa mendatang. Untuk itu, keduanya berharap agar pemerintah bisa memfasilitasi pengembangan alat ini supaya lebih inovatif dan praktis.
“Jika memungkinkan kami ingin ada pihak swasta yang tertarik dengan alat ini sehingga riset yang lebih mendalam bisa dilakukan secara serius dan kemudian bisa diaplikasikan secara nyata,” urai Yusril. Nah, sudah saatnya bagi Indonesia untuk tidak ketinggalan dari negara-negara adidaya tersebut karena sejatinya generasi bangsa punya potensi dan keunggulan yang sama di bidang teknologi informasi dan komunikasi.
Nafi muthohirin
(ars)