Guy Scott Jadi Presiden Kulit Putih Pertama di Afrika sejak Era Apartheid
A
A
A
Zambia sedang dirundung duka atas meninggalnya Presiden Michael Sata di Rumah Sakit King Edward VII, London, Inggris, dua hari lalu. Posisinya kini digantikan Wakil Presiden Guy Scott, 70, sembari menunggu proses pemilihan presiden.
Scott menjadi presiden kulit putih pertama di wilayah Afrika sejak era apartheid berakhir di Afrika Selatan. Sebelum meninggal, Sata menunjuk Menteri Pertahanan Zambia Edgar Lungu sebagai pelaksana tugas presiden sebelum keberangkatannya ke London meskipun secara konstitusional penunjukan tersebut diragukan. Kini Scott resmi mengambil kendali pemerintahan sampai pemilihan presiden digelar dalam waktu 90 hari ke depan. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Jen Psaki mengucapkan selamat atas penunjukan Scott sebagai presiden sementara sampai diadakan pemilihan presiden.
Sementara Presiden Barrack Obama menyampaikan pidato belasungkawa atas nama komunitas internasional dan mendesak negara Afrika Selatan ini melakukan transisi pemerintahan yang damai dan konstitusional sebagai negara yang bergerak maju. Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyatakan kesedihannya mendengar berita kematian Sata. Menurutnya, Zambia terkenal dengan catatan panjang pergantian presiden yang halus dan teratur.
Scott yang kedua orang tuanya berasal dari Skotlandia menjadi presiden kulit putih pertama di kawasan Afrika sejak 20 tahun lalu setelah FW de Klerk memerintah di Afrika Selatan sampai 1994. Sayangnya Scott tidak memenuhi syarat untuk maju pada pemilihan presiden mendatang karena ada larangan konstitusi bagi kandidat presiden yang orang tuanya lahir di luar Zambia, negara eks koloni Inggris. Dalam pidatonya di hadapan rakyat Zambia, Scott bersumpah akan menjunjung tinggi konstitusi dan mengumumkan berita duka. ”Kami akan merindukan Presiden tercinta yang juga seorang sahabat,” ungkap Scott seperti dilansir AFP.
Scott yang lahir di Livingstone, Zambia, pada 1 Juni 1944, menjabat sebagai wakil presiden Zambia pada periode 2011– 2014. Pria yang dikaruniai empat anak ini merupakan lulusan Universitas Cambridge bidang ekonomi. Dia juga menyandang gelar PhD bidang ilmu kognitif dari Universitas Sussex. Sebelumnya dia pernah menjabat sebagai menteri pertanian (1991–1996) yang diusung Partai Pergerakan untuk Demokrasi Muliti-Partai (MMD) pada masa pemerintahan Presiden Frederick Chiluba. Pada 1996, dia mengundurkan diri dari MMD.
Selanjutnya bersama Ben Kapita, Ketua Perkumpulan Himpunan Pertanian Zambia, dia mendirikan Partai Lima. Scott juga memimpin penggabungan partai antara Partai Lima dan partai lain, termasuk partai dari Dean Mungomba, Kongres Demokrasi Zambia (ZADECO), menjadi Partai Aliansi Zambia untuk Kemajuan (ZAP).
Dia diambil sumpah jabatannya sebagai wakil presiden pada 29 September 2011 setelah bersama Presiden Sata memenangi pemilihan umum dengan perbedaan suara yang cukup signifikan mengalahkan kandidat presiden Rupiah Banda yang diusung MMD.
ARVIN
Scott menjadi presiden kulit putih pertama di wilayah Afrika sejak era apartheid berakhir di Afrika Selatan. Sebelum meninggal, Sata menunjuk Menteri Pertahanan Zambia Edgar Lungu sebagai pelaksana tugas presiden sebelum keberangkatannya ke London meskipun secara konstitusional penunjukan tersebut diragukan. Kini Scott resmi mengambil kendali pemerintahan sampai pemilihan presiden digelar dalam waktu 90 hari ke depan. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Jen Psaki mengucapkan selamat atas penunjukan Scott sebagai presiden sementara sampai diadakan pemilihan presiden.
Sementara Presiden Barrack Obama menyampaikan pidato belasungkawa atas nama komunitas internasional dan mendesak negara Afrika Selatan ini melakukan transisi pemerintahan yang damai dan konstitusional sebagai negara yang bergerak maju. Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyatakan kesedihannya mendengar berita kematian Sata. Menurutnya, Zambia terkenal dengan catatan panjang pergantian presiden yang halus dan teratur.
Scott yang kedua orang tuanya berasal dari Skotlandia menjadi presiden kulit putih pertama di kawasan Afrika sejak 20 tahun lalu setelah FW de Klerk memerintah di Afrika Selatan sampai 1994. Sayangnya Scott tidak memenuhi syarat untuk maju pada pemilihan presiden mendatang karena ada larangan konstitusi bagi kandidat presiden yang orang tuanya lahir di luar Zambia, negara eks koloni Inggris. Dalam pidatonya di hadapan rakyat Zambia, Scott bersumpah akan menjunjung tinggi konstitusi dan mengumumkan berita duka. ”Kami akan merindukan Presiden tercinta yang juga seorang sahabat,” ungkap Scott seperti dilansir AFP.
Scott yang lahir di Livingstone, Zambia, pada 1 Juni 1944, menjabat sebagai wakil presiden Zambia pada periode 2011– 2014. Pria yang dikaruniai empat anak ini merupakan lulusan Universitas Cambridge bidang ekonomi. Dia juga menyandang gelar PhD bidang ilmu kognitif dari Universitas Sussex. Sebelumnya dia pernah menjabat sebagai menteri pertanian (1991–1996) yang diusung Partai Pergerakan untuk Demokrasi Muliti-Partai (MMD) pada masa pemerintahan Presiden Frederick Chiluba. Pada 1996, dia mengundurkan diri dari MMD.
Selanjutnya bersama Ben Kapita, Ketua Perkumpulan Himpunan Pertanian Zambia, dia mendirikan Partai Lima. Scott juga memimpin penggabungan partai antara Partai Lima dan partai lain, termasuk partai dari Dean Mungomba, Kongres Demokrasi Zambia (ZADECO), menjadi Partai Aliansi Zambia untuk Kemajuan (ZAP).
Dia diambil sumpah jabatannya sebagai wakil presiden pada 29 September 2011 setelah bersama Presiden Sata memenangi pemilihan umum dengan perbedaan suara yang cukup signifikan mengalahkan kandidat presiden Rupiah Banda yang diusung MMD.
ARVIN
(ars)