RI Aktif Tuntaskan Konflik

Jum'at, 31 Oktober 2014 - 13:49 WIB
RI Aktif Tuntaskan Konflik
RI Aktif Tuntaskan Konflik
A A A
DEPOK - Indonesia sebagai negara mayoritas muslim harus ikut dalam menindaklanjuti konflik dan demokratisasi timur tengah. Isu ini penting didalami di tengah era globalisasi.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, pascalahir musim demokratisasi di kawasan tersebut muncul ketegangan baru di masyarakat. Kondisi tersebut terkadang berdampak pada masyarakat Indonesia yang memiliki kedekatan secara emosional keagamaan.

“Di mana Indonesia sudah mengglobal, tak lagi secara rigid batasan wilayah kaku. Globalisasi membuat kita hidup di wilayah dunia. Di timur tengah dan konflik tentu langsung maupun tak langsung bawa implikasi hidup di Tanah Air,” katanya di Masjid Al Hikam milik mantan Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi, Depok, Jawa Barat, kemarin. Lukman menjadi salah satu pembicara di Seminar Internasional Konflik dan Proses Demokratisasi di Timur Tengah.

Hadir dalam kesempatan itu, Menlu Retno LP Marsudi, Mensos Khofifah Indar Parawansa, Kepala BNPT Komjen Pol Saud Usman, dan sejumlah tokoh dari Timur Tengah. Lebih lanjut Lukman mengungkapkan banyak titik-titik kelemahan demokrasi, namun itu sebuah keniscayaan. Menurut dia, demokrasi memberi jalan keluar dalam menghadapi perbedaan yang disikapi lebih bermartabat.

“Meski ini tema internasional, globalisasi hidup tanpa batas. Indonesia miliki pengalaman cukup untuk menghadapi perbedaan dalam konteks agama dengan negara, dalam konteks menata kehidupan bersama, miliki paham kehidupan berbeda-beda,” tuturnya. Lukman menambahkan, itulah mengapa para pendiri bangsa sangat arif dan bijak dalam merumuskan nilai mendasar sehingga membuat bangsa senantiasa menjaga keutuhan bersama.

“Pendiri bangsa ini menata hubungan. Meskipun kita umat Islam terbesar di dunia, Indonesia bukan negara Islam. Kita juga bukan negara sekuler,” tutupnya. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengungkapkan, kawasan Timur Tengah memiliki arti mendalam bagi Indonesia. Banyak mahasiswa Indonesia, tenaga kerja, hingga ratusan ribu jamaah haji setiap tahun menyambangi Timur Tengah.

Retno menilai dari sisi perekonomian Timur Tengah juga menjadi pasar yang harus diperkuat untuk perekonomian bangsa. Arti penting Timur Tengah dalam politik luar negeri Indonesia didasarkan pada strategi empat pilar utama. Tak saja berpengaruh positif, kata Retno, pengaruh dukungan Indonesia terhadap perjuangan rakyat Palestina juga disampaikan secara menyeluruh. Perkembangan kawasan global juga sangat dinamis di Timur Tengah.

“Negara mulai bangkit gelar pemilu. Aljazair, Tunisia, Irak, dan Mesir jalankan pemerintahan baru. Isu Palestina juga selalu kita ikuti,” ungkapnya. Retno menambahkan, Indonesia melakukan upaya menghentikan aksi kekerasan dengan aktif di dalam OKI dan Nonblok. Indonesia aktif mencari solusi untuk hentikan serangan Israel.

“Indonesia senantiasa mendukung perdamaian di Timur Tengah. Dalam lima tahun terakhir kita jajaki 128 program peningkatan kapasitas, dimanfaatkan lebih dari 1257 orang. Program kerja sama UMKM, perpajakan, finance, pertanian, dan kesehatan,” sebutnya. Penasihat Kepresidenan Irak Syekh Khaled Al Mulla mengatakan, penyebab ada teror dan radikalisme merupakan akibat kebodohan. Mereka akhirnya mereduksi nilai-nilai agama ke arah yang destruktif. “Di Irak yang terjadi bukan soal suku ataupun antarkelompok, tapi lebih karena politik,” kata dia.

Menurut dia, pendiri negara Islam Irak-Syiria (ISIS) bukan berasal dari negara-negara tersebut. Mereka orang luar yang menggunakan organisasi tersebut untuk melakukan tindakan kriminal, menjarah, dan menguasai aset-aset ekonomi. Dia juga menegaskan, para ulama Irak dan Syiria tidak mengetahui secara jelas asalusul pendiri ISIS Abu Bakr Albaghdadi.

Imas/Chamad hojin
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3472 seconds (0.1#10.140)