Derita Kanker Tulang, Fahmi Idris Dirawat di Singapura
A
A
A
JAKARTA - Mantan Menteri Perindustrian Fahmi Idris mengalami penyakit kanker multiple myeloma. Fahmi pun telah menjalani operasi di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura.
“Alhamdulillah operasinya berhasil dan dalam dua minggu kedepan akan kembali ke Tanah Air," kata Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault usai menjenguk Fahmi di RS Mount Elizabeth, Rabu 29 Oktober 2014 melalui keterangan tertulisnya kepada Sindonews.
Adhyaksa mengungkapkan Fahmi terlihat tabah dan pasrah ketika dokter mengatakan lima tulang punggungnya harus diangkat melalui operasi. "(Fahmi) tak sadarkan diri selama empat jam setelah operasi,” tutur Adhyaksa,
Dia mengungkapkan, Fahmi harus menjalani kemoterapi dan perawatan serta dalam kontrol dokter selama dua minggu di Singapura.
Perawatan itu, kata dia, dalam pengawasan para dokter ahli. Kemoterapi lanjutan akan dilakukan di Jakarta oleh Profesor Dr Abdul Muthalib.
Adhyaksa mengaku terharu dan sedih saat bertemu Fahmi. Saat itu Fahmi duduk di atas kursi roda karena tidak boleh terlalu banyak bergerak. “Beliau bertanya, bagaimana Pramuka?. Beliau malah mendoakan semoga Pramuka kembali berjaya sebagai wadah pembinaan generasi muda. Saya jawab insya Allah Bang,” kata Adhyaksa.
Fahmi juga menceritakan asal mula penyakit kanker darah multiple myeloma itu menyerangnya. Bermula pada bulan lalu ketika Fahmi mengajar di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
“Beliau tidak dapat berdiri lama. Besoknya bahkan beliau tidak dapat berdiri sama sekali. Kemudian beliau dibawa ke Singapura, dan ternyata hasil diagnosa dokter beliau kena kanker darah multiple myeloma. Kanker itu menyerang tulang, hingga jika bergerak atau mengangkat barang berat sedikit saja bisa terjadi keretakan tulang,” paparnya.
Adhyaksa juga meminta masyarakat mendoakan kelancaran pengobatan dan kesembuhan Fahmi Idris yang merupakan salah satu putra terbaik bangsa.
“Alhamdulillah operasinya berhasil dan dalam dua minggu kedepan akan kembali ke Tanah Air," kata Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault usai menjenguk Fahmi di RS Mount Elizabeth, Rabu 29 Oktober 2014 melalui keterangan tertulisnya kepada Sindonews.
Adhyaksa mengungkapkan Fahmi terlihat tabah dan pasrah ketika dokter mengatakan lima tulang punggungnya harus diangkat melalui operasi. "(Fahmi) tak sadarkan diri selama empat jam setelah operasi,” tutur Adhyaksa,
Dia mengungkapkan, Fahmi harus menjalani kemoterapi dan perawatan serta dalam kontrol dokter selama dua minggu di Singapura.
Perawatan itu, kata dia, dalam pengawasan para dokter ahli. Kemoterapi lanjutan akan dilakukan di Jakarta oleh Profesor Dr Abdul Muthalib.
Adhyaksa mengaku terharu dan sedih saat bertemu Fahmi. Saat itu Fahmi duduk di atas kursi roda karena tidak boleh terlalu banyak bergerak. “Beliau bertanya, bagaimana Pramuka?. Beliau malah mendoakan semoga Pramuka kembali berjaya sebagai wadah pembinaan generasi muda. Saya jawab insya Allah Bang,” kata Adhyaksa.
Fahmi juga menceritakan asal mula penyakit kanker darah multiple myeloma itu menyerangnya. Bermula pada bulan lalu ketika Fahmi mengajar di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
“Beliau tidak dapat berdiri lama. Besoknya bahkan beliau tidak dapat berdiri sama sekali. Kemudian beliau dibawa ke Singapura, dan ternyata hasil diagnosa dokter beliau kena kanker darah multiple myeloma. Kanker itu menyerang tulang, hingga jika bergerak atau mengangkat barang berat sedikit saja bisa terjadi keretakan tulang,” paparnya.
Adhyaksa juga meminta masyarakat mendoakan kelancaran pengobatan dan kesembuhan Fahmi Idris yang merupakan salah satu putra terbaik bangsa.
(dam)