Rousseff Kembali Pimpin Brasil
A
A
A
BRASILIA - Presiden Brasil Dilma Rousseff, 66, mampu mempertahankan jabatannya setelah meraih 51,6% suara dalam pemilihan presiden putaran kedua yang digelar pada Minggu (26/10).
Petahana ini hanya unggul 3% dari rivalnya, Aecio Neves yang meraih 48%. Ketatnya perolehan suara ini sudah diprediksi sebelumnya oleh sejumlah lembaga survei. Bahkan, pemilu presiden Brasil kali ini menjadi yang terketat selama beberapa dekade terakhir. Pemilu kali ini juga memecah Brasil menjadi dua bagian, yakni masyarakat miskin di utara yang mendukung Rousseff dan warga menengahatas di selatan yang memfavoritkan Neves.
Walaupun kemenangan Rousseff telah diprediksi sebelumnya dalam beberapa jajak pendapat, namun dia tidak memperoleh kemenangan mutlak karena banyaknya skandal. Program pemerintahan Rousseff yang dekat dengan kalangan buruh dan warga miskin, menjadikannya tetap sebagai figur favorit untuk memimpin Brasil dalam beberapa tahun mendatang. Dalam pidato kemenangannya, Rousseff mengungkapkan keinginannya untuk menjadi presiden yang lebih baik dari periode sebelumnya.
“Presiden ini terbuka untuk dialog. Inilah prioritas utama dalam masa jabatan kedua saya,” ujar Rousseff di hadapan publik di Brasilia, ibu kota Brasil, dikutip AFP. Dia mengaku mengetahui keinginan rakyat Brasil yang mengharapkan perubahan besar atas terpilihnya kembali dirinya sebagai presiden untuk periode kedua. Rousseff juga memanfaatkan momen bersejarah itu untuk berterima kasih kepada para pendukungnya. Tak lupa dia juga mengucapkan terima kasih khusus kepada mantan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva yang akrab disapa Lula.
“Saya berterima kasih dari lubuk hati paling dalam untuk militan nomor satu, Presiden Lula,” ucapnya di samping Lula. Apa yang akan dilakukan pemerintahan Rousseff ke depan? Dia mengungkapkan, program terpenting yang akan dilakukannya, yaitu melakukan reformasi di bidang politik. Setelah empat tahun berjuang dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di tengah resesi ekonomi dunia, dia juga berjanji akan memerangi korupsi. “Saya menyerukan perdamaian dan persatuan,” tuturnya, setelah pemilu presiden yang diwarnai kampanye negatif dan saling serang.
Selanjutnya, fokus pemerintahan Rousseff juga akan memprioritaskan bidang ekonomi. Dia akan mengganti menteri keuangan dan memikirkan kembali kebijakan ekonominya. Sebagai presiden, Rousseff dikenal sangat menguasai ekonomi dan memimpin serta mengarahkan berbagai kebijakannya sendiri. Sebaliknya, Neves yang dipastikan kandas karena hanya mendulang 48% suara mengaku terhormat dapat bersaing dalam pemilihan presiden. Dia juga mengaku telah menghubungi Rousseff untuk mengucapkan selamat.
“Saya mengharapkan kesuksesannya dalam pemerintahan selanjutnya. Kemudian, saya menegaskan apa yang saya rasa seharusnya menjadi prioritas terbesar kami, yaitu mempersatukan Brasil melalui proyek-proyek yang menaikkan martabat semua rakyat Brasil,” ujar Neves. Rousseff menghadapi kecaman sejumlah elemen publik Brasil sejak akhir tahun lalu. Pemerintahannya dituding korup dengan memanfaatkan dana Piala Dunia 2014 untuk kepentingan pemilih. Namun, sedikitnya 40 juta warga Brasil berhasil diangkat dari jurang kemiskinan dan tingkat pengangguran hanya 4,9%.
“Tanpa melakukan efisiensi dan menjadikan Brasil semakin produktif dalam ekonomi global, negara ini hanya akan tetap berjalan kacau,” tutur Marcio Garcia, ekonomi dari Universitas Katholik Pontifical Rio de Janeiro. Kesuksesan pemerintahan Rousseff itu telah diadopsi beberapa negara Amerika Latin lain.
“Brasil lebih memilih orang yang telah mereka ketahui dibandingkan mengambil risiko dengan memilih figur yang belum teruji,” kata Profesor Fernando Abrucio dari Getulio Vargas Foundation, kepada Reuters.
Andika hendra m
Petahana ini hanya unggul 3% dari rivalnya, Aecio Neves yang meraih 48%. Ketatnya perolehan suara ini sudah diprediksi sebelumnya oleh sejumlah lembaga survei. Bahkan, pemilu presiden Brasil kali ini menjadi yang terketat selama beberapa dekade terakhir. Pemilu kali ini juga memecah Brasil menjadi dua bagian, yakni masyarakat miskin di utara yang mendukung Rousseff dan warga menengahatas di selatan yang memfavoritkan Neves.
Walaupun kemenangan Rousseff telah diprediksi sebelumnya dalam beberapa jajak pendapat, namun dia tidak memperoleh kemenangan mutlak karena banyaknya skandal. Program pemerintahan Rousseff yang dekat dengan kalangan buruh dan warga miskin, menjadikannya tetap sebagai figur favorit untuk memimpin Brasil dalam beberapa tahun mendatang. Dalam pidato kemenangannya, Rousseff mengungkapkan keinginannya untuk menjadi presiden yang lebih baik dari periode sebelumnya.
“Presiden ini terbuka untuk dialog. Inilah prioritas utama dalam masa jabatan kedua saya,” ujar Rousseff di hadapan publik di Brasilia, ibu kota Brasil, dikutip AFP. Dia mengaku mengetahui keinginan rakyat Brasil yang mengharapkan perubahan besar atas terpilihnya kembali dirinya sebagai presiden untuk periode kedua. Rousseff juga memanfaatkan momen bersejarah itu untuk berterima kasih kepada para pendukungnya. Tak lupa dia juga mengucapkan terima kasih khusus kepada mantan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva yang akrab disapa Lula.
“Saya berterima kasih dari lubuk hati paling dalam untuk militan nomor satu, Presiden Lula,” ucapnya di samping Lula. Apa yang akan dilakukan pemerintahan Rousseff ke depan? Dia mengungkapkan, program terpenting yang akan dilakukannya, yaitu melakukan reformasi di bidang politik. Setelah empat tahun berjuang dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di tengah resesi ekonomi dunia, dia juga berjanji akan memerangi korupsi. “Saya menyerukan perdamaian dan persatuan,” tuturnya, setelah pemilu presiden yang diwarnai kampanye negatif dan saling serang.
Selanjutnya, fokus pemerintahan Rousseff juga akan memprioritaskan bidang ekonomi. Dia akan mengganti menteri keuangan dan memikirkan kembali kebijakan ekonominya. Sebagai presiden, Rousseff dikenal sangat menguasai ekonomi dan memimpin serta mengarahkan berbagai kebijakannya sendiri. Sebaliknya, Neves yang dipastikan kandas karena hanya mendulang 48% suara mengaku terhormat dapat bersaing dalam pemilihan presiden. Dia juga mengaku telah menghubungi Rousseff untuk mengucapkan selamat.
“Saya mengharapkan kesuksesannya dalam pemerintahan selanjutnya. Kemudian, saya menegaskan apa yang saya rasa seharusnya menjadi prioritas terbesar kami, yaitu mempersatukan Brasil melalui proyek-proyek yang menaikkan martabat semua rakyat Brasil,” ujar Neves. Rousseff menghadapi kecaman sejumlah elemen publik Brasil sejak akhir tahun lalu. Pemerintahannya dituding korup dengan memanfaatkan dana Piala Dunia 2014 untuk kepentingan pemilih. Namun, sedikitnya 40 juta warga Brasil berhasil diangkat dari jurang kemiskinan dan tingkat pengangguran hanya 4,9%.
“Tanpa melakukan efisiensi dan menjadikan Brasil semakin produktif dalam ekonomi global, negara ini hanya akan tetap berjalan kacau,” tutur Marcio Garcia, ekonomi dari Universitas Katholik Pontifical Rio de Janeiro. Kesuksesan pemerintahan Rousseff itu telah diadopsi beberapa negara Amerika Latin lain.
“Brasil lebih memilih orang yang telah mereka ketahui dibandingkan mengambil risiko dengan memilih figur yang belum teruji,” kata Profesor Fernando Abrucio dari Getulio Vargas Foundation, kepada Reuters.
Andika hendra m
(ars)