Serbabatik dan Instruksi Totok Nadi

Selasa, 28 Oktober 2014 - 12:40 WIB
Serbabatik dan Instruksi Totok Nadi
Serbabatik dan Instruksi Totok Nadi
A A A
Meja oval besar di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, itu akhirnya kembali berpenghuni. Kemarin, untuk pertama kali Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menggelar rapat kabinet. Sekilas, tak ada yang berubah dari ruang sidang ini. Presiden dan Wapres memimpin dengan para menteri di sekelilingnya. Tapi tetap ada yang lain.

Warna baru paling mencolok tentu saja keberadaan Presiden Jokowi. Selama 10 tahun terakhir, kursi tempat dia duduk kemarin menjadi “milik” Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Di tempat itu pula dalam satu dekade SBY meminta laporan dan memberikan instruksi-instruksi kepada para menterinya. Tentu saja dalam suasana formal, cenderung kaku, dan berbalut busana jas atau safari.

Ini tidak terjadi kemarin. Di luar kebiasaan, Jokowi-JK menggelar rapat kabinet dalam suasana serbabatik. Mereka tidak meminta para menterinya berganti pakaian setelah acara pelantikan kabinet di mana keseluruhan menteri juga mengenakan batik.

JK yang pernah menjabat sebagai wapres terlihat rileks. Sepanjang rapat selama 1 jam 45 menit itu, mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar ini terlihat serius menyimak. Adapun Jokowi, tak dapat dimungkiri, masih terlihat sedikit kaku. Saat menyampaikan instruksi, dia sempat beberapa kali mengambil jeda bicara, lalu melanjutkan dengan gerak-gerik tangan.

Ini seperti misalnya ketika mantan Wali Kota Solo itu memberi perumpamaan agar para menterinya bekerja gesit. “Lakukan totok nadi, pijat, biar darahnya mengalir deras,” katanya. Presiden lalu terdiam sejenak. “Yang sebelumnya vitaminnya bisa tidak sampai ke rakyat. Lihat secara detail, identifikasi agar seluruh vitamin itu bisa dirasakan oleh rakyat langsung,” katanya.

Rapat kabinet dimulai sekitar pukul 14.00 WIB. Secara umum, Presiden meminta seluruh anggota Kabinet Kerja (nama kabinet Jokowi-JK) untuk segera bekerja keras. Kepala Negara menekankan agar para menteri menghentikan ego sektoral dan memulai semuanya dengan tradisi baru. Tradisi yang dimaksud adalah bekerja lintas sektor, lintas kementerian. Menurut Presiden, pada prinsipnya tidak ada pekerjaan menteri yang dapat dikerjakan dan diselesaikan sendiri.

"Oleh sebab itu sinergi dan koordinasi tidak hanya lintas kementerian dalam satu kementerian koordinasi (kemenko), tetapi juga bisa lintas Kemenko," ujar Presiden saat membuka sidang kabinet perdana di Kantor Kepresidenan Jakarta.

Di hadapan 34 jajaran kabinet yang baru dilantiknya, Presiden juga semua menteri menjalankan visi, misi, dan program utama Presiden. "Tidak ada lagi visi dan misi menteri karena yang ada program operasional menteri, dan kita harus bekerja garis lurus sesuai arahan yang saya sampaikan" jelasnya.

Selain dihadiri seluruh anggota Kabinet Kerja, rapat kabinet perdana kemarin juga dihadiri Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, Kapolri Jenderal Pol Sutarman, dan Kepala Badan Intelijen Negara Marciano Norman. Rapat membahas agenda utama tugas kementerian.

Presiden mengatakan, saat ini rakyat sedang menunggu hasil kerja pemerintahan baru yang mengusung slogan revolusi mental. Untuk itu, dia meminta para menteri untuk langsung bekerja dan tidak boleh ragu-ragu terhadap kendala apa pun, termasuk kendala penataan organisasi.

Sebagai catatan tambahan, Presiden menginstruksikan agar Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas akan ditempatkan satu kelompok dengan Kementerian Sekretaris Negara. Tugas Bappenas menurutnya bukan hanya urusan ekonomi makro semata, tetapi mencakup segalanya.

Dalam dua hari ke depan, Presiden akan kembali mengundang seluruh menteri koordinator untuk melaporkan apa yang telah dilakukan.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, dalam arahan yang disampaikan secara tertutup, Presiden Joko Widodo menginstruksikan agar fokus pembangunan secepatnya dapat dilakukan pada sektor pangan, maritim, dan energi. Selain itu pemerintahan Kabinet Kerja juga menargetkan pembangunan listrik sebesar 25.000 megawatt dalam waktu beberapa tahun ke depan.

"Kunci semua itu adalah percepatan, percepatan, percepatan perizinan. Pemerintah mempunyai dua kemampuan untuk melakukan pembangunan itu, yaitu kemampuan APBN dan kemampuan kebijakan regulasi," jelasnya.

Busana Batik

Sebelum memimpin rapat kabinet paripurna, Presiden melantik 34 menteri dan 2 wakil menteri di Istana Negara. Pelantikan tersebut menarik perhatian banyak kalangan karena menteri yang dilantik dan Presiden yang melantik menggunakan busana batik.

Sepanjang sejarah pelantikan pejabat yang merupakan kegiatan kenegaraan, pelantikan biasanya menggunakan Pakaian Sipil Lengkap atau disebut PSL untuk pria dan baju kebaya nasional untuk para wanita.

Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengatakan, penggunaan batik ini memudahkan para menteri untuk melanjutkan aktivitasnya setelah dilantik yaitu mengikuti sidang kabinet paripurna.

"Ini cuma masalah praktis karena ini acara pelantikan yang kemudian dilanjutkan banyak acara seperti rapat kabinet. Jadi memang Presiden hanya menginginkan suatu kepraktisan dan tidak membedakan (identitas) apakah itu laki-laki atau perempuan," katanya.

Putri mantan Presiden Megawati Soekarnoputri ini mengapresiasi Presiden yang meminta menteri menggunakan baju batik sebagai kegiatan resmi negara. Menurut politikus PDIP ini, batik merupakan pakaian nasional yang dapat digunakan dalam acara apapun, baik kegiatan formal ataupun informal.

"Jadi buat saya lebih enak kalau saya pakai batik, tenun, atau karya Indonesia apa pun tanpa ada pakaian resmi dengan jas atau kebaya dan konde, terkecuali acara kenegaraan," tambahnya.

Seusai pelantikan, Presiden dan Wapres didampingi seluruh jajaran menteri Kabinet Kerja melakukan foto bersama di halaman depan Istana Merdeka. Hadir dalam acara pelantikan itu antara lain Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketua Umum Partai Hanura Wiranto, Ketua DPR Setya Novanto, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua DPD Irman Gusman, dan Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama.

Hari Pertama Menteri

Hari pertama menteri bertugas banyak diisi dengan serah terima jabatan dan menggelar koordinasi di kementerian masing-masing. Mendagri Tjahjo Kumolo, misalnya, melakukan pertemuan dengan jajaran eselon I Kementerian Dalam Negeri. Datang sekitar pukul 16.17, Tjahjo lantas mengumumkan beberapa hal baru seperti menolak dipanggil "Pak Menteri".

"Kita satu keluarga. Saya risih kalau dipanggil Pak Menteri. Dipanggil Pak Tjahjo atau Mas Tjahjo saja," pintanya. Sekjen PDIP ini mengaku tidak terbiasa dengan hal-hal formal, termasuk cara memanggil nama.

Tidak hanya itu, politikus yang telah enam periode menjadi anggota DPR ini mengatakan dirinya enggan menggunakan mobil dinas, kecuali untuk acara-acara resmi kelembagaan. Selebihnya dia akan menggunakan mobil pribadi. Tjahjo juga sebisa mungkin tidak akan menggunakan pengawalan (voorijder ) ketika mengendarai mobil dinas."Kecuali ada acara penting yang waktunya mepet dan harus cepat, itu oke," ujarnya.

Gerak cepat juga dilakukan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan. Setelah mengikuti rapat kabinet, mantan Direktur Utama PT KAI itu bergerak ke kantor barunya di Jalan Medan Mereka Barat, Jakarta. Seperti sebelumnya, pria kelahiran Singapura ini berjalan gesit dan taktis.
Dia menyusuri hampir semua ruangan di dua gedung Kemenhub, yakni Gedung Karsa yang memiliki 9 lantai dan Gedung Karya setinggi 25 lantai. Meski beberapa kali harus naik turun lantai, dia tak terlihat lelah.

Menariknya, saat memasuki lift dan berpapasan dengan salah satu karyawan, Jonan mengenalkan dirinya."Saya pegawai baru," katanya. Keluar masuk ruangan di tiap direktorat, Jonan tak hanya naik dengan menggunakan lift biasa, tetapi juga menggunakan lift barang. Dia bahkan menggunakan tangga darurat. Kontan aksinya itu membuat pejabat Kemenhub gelagapan mengikuti. Selesai blusukan, Jonan lantas menggelar rapat dengan para pejabat Kemenhub.

Ant/RARASATI SYARIEF/DITA ANGGA
Jakarta
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8794 seconds (0.1#10.140)