Paduan Mediterania, Klasik & Modern

Minggu, 26 Oktober 2014 - 16:56 WIB
Paduan Mediterania, Klasik & Modern
Paduan Mediterania, Klasik & Modern
A A A
Host televisi, public speaker, sekaligus entrepreneur Choky Sitohang mendesain huniannya dengan gaya yang tak lekang oleh waktu. Model serta penataan interiornya sangat terkonsep, sejalan dengan selera si empunya rumah beserta keluarga.

Menurut lelaki bernama lengkap Binsar Choky Victory Sitohang itu, sensasi feels at homeadalah suasana yang terbangun dalam keluarga sehingga menimbulkan rasa sukacita bagi setiap penghuninya."Di rumah ini saya merasakan kenyamanan dan kelegaan. Yang menaruh kedamaian dan jiwa dalam sebuah rumah, ya para penghuninya," kata Choky saat dijumpai KORAN SINDO di kediamannya di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Choky merasa tidak ada tempat bernaung yang lebih baik di dunia selain dalam rumah."Rumah adalah tempat berkumpul, menggabungkan ide-ide, dan membangun keluarga. Jika bepergian selalu kangen rumah, ingin cepat kembali ke rumah. Kembali berkumpul dengan keluarga," ujar pendiri Public Speaking School Choky Sitohang Speaking Incorporation (CHOSSI) ini.

Bangunan seluas 700 meter persegi (m2) ini kerap dijadikan ajang kumpulkumpul keluarga. Dengan alasan itu, Choky dan istri, Melissa, sepakat menerapkan konsep mediterania klasik modern pada hunian mereka. Pertimbangannya, desain yang abadi dan tidak kuno. Selain itu, konsep mediterania klasik modern berkesan kokoh dan luas sehingga banyak ruang yang bisa dipakai untuk berkumpul. Tak hanya dalam ruangan, area kolam renang menjadi spot favorit kala berkumpul bersama keluarga besar."Kadang kami afternoon teadi situ," ujar Choky.

Mengenai desain interior, tata letak furnitur, dan pembagian ruangan, Choky mempercayakan hal tersebut kepada istrinya. Choky lebih berperan dalam memberi masukan untuk pemilihan barang elektronik seperti televisi, pengeras suara, dan alat karaoke."Kami hobi bernyanyi. Ini salah satu cara melepas penat di rumah. Selain karaoke, cara lain yaitu berenang dan bermain bersama anjing peliharaan," kata pria kelahiran Bandung, 10 Juli 1982, itu.

Chacha, sapaan Melissa, memang hobi menata rumah. Misalnya ruang tamu, Chacha yang sangat menyukai kota mode Paris mendesain ruangan tersebut ala Paris. Hal ini terciri dari adanya lukisan Menara Eiffel. Tak hanya itu, pernik-pernik hingga pencahayaan pun bernuansa Paris.

Beranjak dari ruang tamu akan terdapat satu ruangan plong tanpa sekat yang merupakan penggabungan tiga ruangan, yaitu ruang keluarga, ruang makan, dan ruang doa. Griya yang dibangun di lahan seluas 500 m2 ini memiliki ceiling tinggi. Dengan begitu, sirkulasi udara dan sinar matahari berjalan baik. Jendela pun didesain menggunakan dua model kusen, termasuk area pantry."Begitu ada acara kumpul-kumpul tinggal buka jendela, mengandalkan kipas angin. Suasana dalam ruangan tetap sejuk dan terang sehingga hemat listrik," ujar ayah Chelsea Abigail Victoria Sitohang ini.

Berbeda dengan ruang tamu, ruang keluarga dibuat lebih homey. Di ruangan ini sudah ada permainan warna seperti cokelat, krem, dan hitam untuk pajangan, sofa, dan meja. Terdapat tiga lukisan besar bergaya retro bertuliskan NEW YORK, LONDON, dan PARIS di dinding dekat tangga."Tiga kota kesukaan kami," ucap Choky.

Ruang makan menjadi ruang tengah antara ruang keluarga dan ruang doa. Terdapat aksen gorden sebagai pembatas antara ruang makan dan ruang doa. Di ruang doa ini ada sebuah piano serta dua cerukan di sisi kiri dan kanan layaknya mimbar."Jika ada ibadah seperti kebaktian kecil, bisa fokus di sana," imbuh Chacha.

Konsep mediterania klasik modern sudah tampak dari fasad griya yang didiami sejak Juni 2012 ini. Di balik pagar kayu terdapat bangunan dengan dominasi warna putih dan aksen bebatuan alam. Teras dibuat berbentuk setengah lingkaran dengan pilar besar di samping kiri dan kanan. "Batu alam mengesankan konsep mediterania, jadi tidak monoton putih. Ada unsur warna lain, tapi tetap selaras dengan warna yang ada," ujar Chacha.

Uniknya, griya ini bertingkat 2,5 lantai. Antara lantai satu dan dua, tepatnya di bordes tangga, terdapat sebuah pintu. Pintu ini merupakan akses untuk ke ruang servis. Ruangan seperti mezzanine ini dilengkapi tiga kamar dan satu kamar mandi untuk tempat tinggal asisten rumah tangga. Ruangan ini berada di atas garasi dan ada akses tangga langsung menuju garasi.

Di lantai atas terdapat ruang keluarga yang lebih privacy, kamar utama, kamar Abigail, dan kamar mertua Choky. Di dalam kamar utama, terdapat walk in closet untuk menyimpan pakaian serta aksesori milik Choky dan Chacha. Walk in closetdibuat lebih tinggi dua anak tangga dibandingkan kamar utama. Dengan begitu, terdapat celah yang bisa dimanfaatkan untuk menyimpan barang. "Idenya dari saya. Saya ingin tidak ada spaceyang tidak terpakai, akhirnya dibuatkan model buka tutup seperti ini," kata Chacha.

Ema malini
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8722 seconds (0.1#10.140)