Pilih Tokoh Tua di Kabinet, Revolusi Mental Jokowi Gagal
A
A
A
JAKARTA - Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) pernah menyampaikan jargon revolusi mental saat kampanye pemilihan presiden (pilpres) beberapa waktu lalu.
Setelah terpilih sebagai presiden, dia pun diharapkan bisa mewujudkan hal itu. Salah satunya dengan memilih tokoh muda dan terhindar praktik korupsi di dalam kabinetnya.
"Sebaiknya, revolusi mental itu diarahkan memperdalam penghayatan nilai-nilai Pancasila dan profesionalitas bukan kaum tua," ujar Psikologi Politik UI Dewi Haroen saat dihubungi wartawan, Sabtu (18/10/2014).
Selain menghayati nilai-nilai Pancasila, revolusi mental perlu dibutuhkan keteladanan dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya bagi kabinet Jokowi.
Selain tokoh muda, Dewi juga mengimbau agar mereka yang duduk di dalam pemerintahan mantan Wali Kota Solo itu ialah orang-orang yang memiliki kompetensi.
"Karena banyak kader muda di luar partai yang mempunyai profesionalitas dan kapabilitas di berbagai bidang" pungkasnya.
Setelah terpilih sebagai presiden, dia pun diharapkan bisa mewujudkan hal itu. Salah satunya dengan memilih tokoh muda dan terhindar praktik korupsi di dalam kabinetnya.
"Sebaiknya, revolusi mental itu diarahkan memperdalam penghayatan nilai-nilai Pancasila dan profesionalitas bukan kaum tua," ujar Psikologi Politik UI Dewi Haroen saat dihubungi wartawan, Sabtu (18/10/2014).
Selain menghayati nilai-nilai Pancasila, revolusi mental perlu dibutuhkan keteladanan dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya bagi kabinet Jokowi.
Selain tokoh muda, Dewi juga mengimbau agar mereka yang duduk di dalam pemerintahan mantan Wali Kota Solo itu ialah orang-orang yang memiliki kompetensi.
"Karena banyak kader muda di luar partai yang mempunyai profesionalitas dan kapabilitas di berbagai bidang" pungkasnya.
(kri)