Hijab, Potret Fenomena Terkini dari Hanung Bramantyo

Rabu, 17 September 2014 - 00:03 WIB
Hijab, Potret Fenomena...
Hijab, Potret Fenomena Terkini dari Hanung Bramantyo
A A A
JAKARTA - Sutradara ternama Hanung Bramantyo beserta dengan tim dari Dapur Film akan segera menggarap film terbaru yang berjudul Hijab.

Film yang dibintangi oleh Carissa Puteri, Natasha Rizki, Tika Bravani, dan Zaskia Adya Mecca ini bercerita tentang empat orang wanita muslimah mandiri yang bersahabat sejak SMA.

Semua itu berubah ketika tiga dari mereka harus menikah dan menghadapi kehidupan sesungguhnya setelah menikah. Berada di bawah bayang-bayang suami yang melarang mereka bekerja membuat mereka gerah. Akhirnya empat sahabat itu pun membuat suatu keputusan besar dalam hidup.

Selain diperankan empat wanita yang menginspirasi, film ini juga diperankan oleh Ananda Omesh, Nino Fernandez, Mike Lucock, dan Dion Wiyoko yang akan berperan sebagai pasangan dari empat wanita mandiri tersebut.

Hanung Bramantyo mengatakan, film ini merupakan film pertamanya yang digarap sendiri di rumah produksi miliknya, Dapur Film dan belerjasama dengan Ampuh Entertainment.

"Kami bersukur, kami telah berkiprah pada 15 film dan belum pernah membiayai film sendiri. Ini adalah awal kami untuk mencoba mandiri. Untuk memberikan film yang berkualitas dan membumi," kata Hanung di Kantor Dapur Film, Jalan Ampera Raya, Cilandak Timur, Jakarta Selatan, Selasa (16/9/2014) malam.

Film berjudul Hijab ini, kata Hanung, ingin memotret fenomena sehari-hari dalam masyarakat Indonesia. Hijab yang merupakan identitas Islam, dipotret sebagai bentuk budaya serta life style yang perlahan-lahan, sejak zaman reformasi bergulir, telah menggeser keberadaan sanggul, konde, dan sasak yang selama ini menjadi identitas perempuan Indonesia.

"Ini fenomena menarik dan belum ada yang memotret hijab sebagai life style," kata Hanung.

Dalam film perdana yang diproduksi secara mandiri ini, Hanung mengaku, ingin melakukan eksplorasi secara lebih bebas dan di luar pakem. Hal itu terlihat dari pilihan tema yang tidak lagi mengangkat soal percintaan, melainkan fenomena hijab.

Lebih lanjut, ia memaparkan, bahwa film ini juga tidak ingin berbicara apakah penggunaan hijab itu wajib atau tidak wajib bagi seorang perempuan.

"Saya dalam posisi tidak menjustifikasi apakah pakai hijab itu wajib atau tidak. Saya melihat hijab sebagai gerakan kebudayaan," kata Hanung.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9431 seconds (0.1#10.140)