Suhardi Biasa Naik Ontel ke UGM
Jum'at, 29 Agustus 2014 - 12:08 WIB
Suhardi Biasa Naik Ontel ke UGM
A
A
A
JAKARTA - Kabar duka atas meninggalnya almarhum Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi meninggalkan luka di hati keluarga. Suhardi meninggalkan istri dan tiga anaknya.
Di mata keluarga besarnya, Suhardi merupakan sosok yang sederhana. Almarhum biasa naik sepeda ontel saat menuju UGM ketika masih mengajar.
"Kakak saya itu orangnya sederhana, kalau ke kampus biasanya dengan bersepeda," kata Yuni, adik kandung Suhardi ditemui di rumah duka, Yogyakarta, Jumat (29/8/2014).
Perempuan yang tinggal di Banjarnegara, Jawa Tengah itu mengaku sangat kehilangan atas meninggalnya sang kakak, Suhardi. Perempuan itu tak kuasa menahan sedih. Matanya berkaca-kaca terlihat sedih usai menangis.
"Kalau hari-hari biasa disini saya enggak tahu, saya tinggal di Banjarnegara," katanya.
Sementara di mata Sihono, tetangga Suhardi, almarhum merupakan salah tokoh masyarakat di perkampungannya. "Orangnya baik, sering ngajak diskusi saat kumpul-kumpul, dan sederhana," katanya.
Dia mengaku kaget saat mendengar kabar Suhardi menderita sakit kronis dan akhirnya meninggal. "Lebaran kemarin terlihat masih seger, sehat, kok tahu-tahu ada kabar sakit cukup kronis," katanya.
Hingga pukul 11.30 WIB ini, jenasah belum tiba di rumah duka. Informasinya, penerbangan ke Yogyakarta mengalami keterlambatan.
Di mata keluarga besarnya, Suhardi merupakan sosok yang sederhana. Almarhum biasa naik sepeda ontel saat menuju UGM ketika masih mengajar.
"Kakak saya itu orangnya sederhana, kalau ke kampus biasanya dengan bersepeda," kata Yuni, adik kandung Suhardi ditemui di rumah duka, Yogyakarta, Jumat (29/8/2014).
Perempuan yang tinggal di Banjarnegara, Jawa Tengah itu mengaku sangat kehilangan atas meninggalnya sang kakak, Suhardi. Perempuan itu tak kuasa menahan sedih. Matanya berkaca-kaca terlihat sedih usai menangis.
"Kalau hari-hari biasa disini saya enggak tahu, saya tinggal di Banjarnegara," katanya.
Sementara di mata Sihono, tetangga Suhardi, almarhum merupakan salah tokoh masyarakat di perkampungannya. "Orangnya baik, sering ngajak diskusi saat kumpul-kumpul, dan sederhana," katanya.
Dia mengaku kaget saat mendengar kabar Suhardi menderita sakit kronis dan akhirnya meninggal. "Lebaran kemarin terlihat masih seger, sehat, kok tahu-tahu ada kabar sakit cukup kronis," katanya.
Hingga pukul 11.30 WIB ini, jenasah belum tiba di rumah duka. Informasinya, penerbangan ke Yogyakarta mengalami keterlambatan.
(kri)
