Komnas HAM Usut Bentrokan di Depan KPU Jatim
A
A
A
JAKARTA - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengusut kasus bentrokan pendemo dengan polisi di Kantor Kmisi Pemilihan Umum (KPU) Surabaya di Jalan Tenggilis, Jawa Timur 6 Agustus lalu.
Langkah itu diambil Komnas HAM menindaklanjuti laporan Tim Merah Putih yang menyatakan adanya pemukulan kader Partai Gerindra oleh anggota kepolisian.
Komisioner Komnas HAM Muhammad Nurkhoiron bersama tim pada Minggu (17/8/2014) malam datang ke Surabaya guna mengumpulkan informasi terkait kasus tersebut.
Dua orang korban pemukulan yakni Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Sidoarjo M Rifai dan kader Tunas Indonesia Raya (Tidar) Marsekan Ibrahim menyampaikan langsung kronologis kejadian itu kepada komisioner Komnas HAM.
Nurkhoiron mengatakan, pihaknya belum bisa memberikan kesimpulan terkait peristiwa tersebut. "Ini adalah quick respons pengaduan dari Partai Gerindra. Komnas HAM akan menemui Kapolda Jatim untuk mencari keterangan terkait peristiwa ini. Hal ini dilakukan agar tidak ada keterangan sepihak," tuturnya, Minggu (17/8/2014).
Dia mengatakan, Komnas HAM akan mencari tahu motif pemukulan oknum aparat kepolisian saat mengamankan aksi unjuk rasa kader Gerindra itu.
Komnas HAM akan mencari tahu apakah ada unsur kesengajaan, spontanitas atau memang protap dari atasan seperti itu.
"Apalagi juga ada pengaduan bahwa saat menghalau massa aksi, ada polisi yang menyeletuk ayo maju jangan takut sama Kopassus. Ini kan harus dikroscek kepada Kapolda Jatim dan Kapolrestabes Surabaya," tuturnya.
Ketua DPD Partai Gerindra Jatim Soepriyatno mengapresiasi Komnas HAM yang bertindak cepat dalam menyikapi persoalan itu.
"Pelaku pemukulan kader kami harus diusut tuntas. Ini karena saat demo adalah aksi damai sejak awal. Kami ingin menyampaikan aspirasi politik yang dilindungi undang-undang di depan Kantor KPU Jatim," tutur anggota Fraksi Gerindra DPR ini.
Sebelumnya, pendukung Prabowo-Hatta terlibat bentrok dengan aparat kepolisian saat demo di depan kantor KPU Jawa Timur, Jalan Tenggilis, Surabaya pada Rabu 6 Agustus lalu.
Langkah itu diambil Komnas HAM menindaklanjuti laporan Tim Merah Putih yang menyatakan adanya pemukulan kader Partai Gerindra oleh anggota kepolisian.
Komisioner Komnas HAM Muhammad Nurkhoiron bersama tim pada Minggu (17/8/2014) malam datang ke Surabaya guna mengumpulkan informasi terkait kasus tersebut.
Dua orang korban pemukulan yakni Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Sidoarjo M Rifai dan kader Tunas Indonesia Raya (Tidar) Marsekan Ibrahim menyampaikan langsung kronologis kejadian itu kepada komisioner Komnas HAM.
Nurkhoiron mengatakan, pihaknya belum bisa memberikan kesimpulan terkait peristiwa tersebut. "Ini adalah quick respons pengaduan dari Partai Gerindra. Komnas HAM akan menemui Kapolda Jatim untuk mencari keterangan terkait peristiwa ini. Hal ini dilakukan agar tidak ada keterangan sepihak," tuturnya, Minggu (17/8/2014).
Dia mengatakan, Komnas HAM akan mencari tahu motif pemukulan oknum aparat kepolisian saat mengamankan aksi unjuk rasa kader Gerindra itu.
Komnas HAM akan mencari tahu apakah ada unsur kesengajaan, spontanitas atau memang protap dari atasan seperti itu.
"Apalagi juga ada pengaduan bahwa saat menghalau massa aksi, ada polisi yang menyeletuk ayo maju jangan takut sama Kopassus. Ini kan harus dikroscek kepada Kapolda Jatim dan Kapolrestabes Surabaya," tuturnya.
Ketua DPD Partai Gerindra Jatim Soepriyatno mengapresiasi Komnas HAM yang bertindak cepat dalam menyikapi persoalan itu.
"Pelaku pemukulan kader kami harus diusut tuntas. Ini karena saat demo adalah aksi damai sejak awal. Kami ingin menyampaikan aspirasi politik yang dilindungi undang-undang di depan Kantor KPU Jatim," tutur anggota Fraksi Gerindra DPR ini.
Sebelumnya, pendukung Prabowo-Hatta terlibat bentrok dengan aparat kepolisian saat demo di depan kantor KPU Jawa Timur, Jalan Tenggilis, Surabaya pada Rabu 6 Agustus lalu.
(dam)