Kubu Prabowo Telah Laporkan Ancaman Saksi ke LPSK
A
A
A
JAKARTA - Kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa angkat bicara terkait adanya ancaman terhadap Novela Nawipa, saksi asal Papua yang memberikan keterangan untuk pasangan Prabowo-Hatta.
Novela bersaksi dalam sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 di Mahkamah Konstitusi (MK).
Juru Bicara Tim Prabowo-Hatta Andre Rosiade mengatakan, pihaknya telah melaporkan ancaman tersebut kepada Lembaga Perlidungan Saksi dan Korban (LPSK).
"Hari ini LPSK menindaklanjuti laporan kami dengan memanggil beberapa saksi dari Prabowo-Hatta untuk dimintai keterangan. Jadi sudah ada beberapa orang yang mengaku diancam," kata Andre saat dihubungi Sindonews, Kamis (14/8/2014).
Menurut Andre, adanya ancaman yang ditujukan kepada pihaknya, menunjukkan bahwa opini yang selama ini menyebutkan pasangan capres dan cawapres dari Koalisi Merah Putih tidak demokratis, tidak terbukti.
"Isu atau opini bahwa pasangan nomor satu yang tidak demokratis semakin terbantahkan, dengan adanya ancaman kepada saksi itu. Saya kira saat ini rakyat Indonesia sudah bisa menilai siapa yang tidak demokratis," ucap Andre.
"Tentu semua masih ingat peristiwa pengepungan dan penyegelan kantor TV One. Saya khawatir perusakan rumah di Papua ini juga dilakukan kubu yang sama," imbuhnya.
Novela bersaksi dalam sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 di Mahkamah Konstitusi (MK).
Juru Bicara Tim Prabowo-Hatta Andre Rosiade mengatakan, pihaknya telah melaporkan ancaman tersebut kepada Lembaga Perlidungan Saksi dan Korban (LPSK).
"Hari ini LPSK menindaklanjuti laporan kami dengan memanggil beberapa saksi dari Prabowo-Hatta untuk dimintai keterangan. Jadi sudah ada beberapa orang yang mengaku diancam," kata Andre saat dihubungi Sindonews, Kamis (14/8/2014).
Menurut Andre, adanya ancaman yang ditujukan kepada pihaknya, menunjukkan bahwa opini yang selama ini menyebutkan pasangan capres dan cawapres dari Koalisi Merah Putih tidak demokratis, tidak terbukti.
"Isu atau opini bahwa pasangan nomor satu yang tidak demokratis semakin terbantahkan, dengan adanya ancaman kepada saksi itu. Saya kira saat ini rakyat Indonesia sudah bisa menilai siapa yang tidak demokratis," ucap Andre.
"Tentu semua masih ingat peristiwa pengepungan dan penyegelan kantor TV One. Saya khawatir perusakan rumah di Papua ini juga dilakukan kubu yang sama," imbuhnya.
(maf)