Golkar Bantah Terpecah Belah
A
A
A
JAKARTA - Partai Golkar membantah partainya sedang mengalami konflik internal yang membuat para kadernya terpecah belah.
Diakui, turbulensi politik di internal Golkar tengah naik turun. Namun hal itu hanya silang pendapat mengenai pelaksanaan Munas sebelum Oktober 2014 atau April 2015, dan itu bukanlah sesuatu yang luar biasa bagi Golkar.
Hal ini diterangkan Wakil Bendahara Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo dalam pesan elektronik kepada Sindonews, Minggu (10/8/2014).
"Ibarat perusahaan, Golkar merupakan perusahaan Tbk atau perusahaan terbuka. Golkar bukanlah partai keluarga yang dipimpin oleh bapak-anak atau ibu-anak. Sehingga tidak tabu dalam berbeda pendapat," jelasnya.
Bambang berkeyakinan usai pelantikan presiden dan pengumuman kabinet baru pada Oktober 2014 mendatang, suhu politik Partai Golkar bakal mereda.
Sebelumnya Yoris Ketua DPP Golkar Yoris Raweyai mendesak pelaksanaan Munas Golkar dipercepat. Pelaksanaan Munas yang dipercepat diyakini akan menyelamatkan partai.
Dia mengkritik kepemimpinan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie yang sangat otoriter dan lebih kejam dari jaman Golkar era Orde Baru, lantaran melakukan pemecatan terhadap sejumlah kader.
Diakui, turbulensi politik di internal Golkar tengah naik turun. Namun hal itu hanya silang pendapat mengenai pelaksanaan Munas sebelum Oktober 2014 atau April 2015, dan itu bukanlah sesuatu yang luar biasa bagi Golkar.
Hal ini diterangkan Wakil Bendahara Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo dalam pesan elektronik kepada Sindonews, Minggu (10/8/2014).
"Ibarat perusahaan, Golkar merupakan perusahaan Tbk atau perusahaan terbuka. Golkar bukanlah partai keluarga yang dipimpin oleh bapak-anak atau ibu-anak. Sehingga tidak tabu dalam berbeda pendapat," jelasnya.
Bambang berkeyakinan usai pelantikan presiden dan pengumuman kabinet baru pada Oktober 2014 mendatang, suhu politik Partai Golkar bakal mereda.
Sebelumnya Yoris Ketua DPP Golkar Yoris Raweyai mendesak pelaksanaan Munas Golkar dipercepat. Pelaksanaan Munas yang dipercepat diyakini akan menyelamatkan partai.
Dia mengkritik kepemimpinan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie yang sangat otoriter dan lebih kejam dari jaman Golkar era Orde Baru, lantaran melakukan pemecatan terhadap sejumlah kader.
(hyk)