Tak Libatkan Partai Pendukung, Tim Transisi Jokowi Dikritik
A
A
A
JAKARTA - Tim Transisi yang dibentuk Joko Widodo (Jokowi) menuai kritik. Komposisi tim transisi terdiri dari tiga orang profesional Rini Mariani Soemarno, Andi Widjajanto, Anis Baswedan dan dua dari partai politik (parpol) seperti Hasto Kristiyanto (PDIP) dan Akbar Faisal (Nasdem), dinilai terlalu eksklusif.
"Saya kira komposisinya terlalu eksklusif, seharusnya tim transisi ini diisi oleh orang yang memberikan kontribusi kepada Jokowi dan isinya lebih beragam," ujar Pengamat Politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Zaki Mubarok kepada Sindonews, Kamis (7/8/2014).
Dengan hanya terdiri dari lima orang dan ada dua perwakilan partai, menurut Zaki, secara otomatis tiga perwakilan partai (PKB, Hanura dan PKPI) tidak terpakai dalam Tim Transisi.
"Mengapa golongan ini tidak dilibatkan, Pak Jokowi harus menjelaskan itu, agar tidak terjadi kebuntuan komunikasi antar partai pendukung," tutur Zaki.
Menurut Zaki, komposisi Tim Transisi ini bisa menjadi arena konflik yang baru di antara partai pendukung Jokowi. "Bisa menimbulkan kecemburuan, karena seharusnya Pak Jokowi bisa merekrut tim yang beragam dan bisa memberikan sumbangan pemikiran yang lebih luas," tandasnya.
Zaki menambahkan, maksud Jokowi untuk membentuk Tim Transisi ini sudah baik. Namun, pola perekrutan yang dilakukan masih kurang taktis.
"Harus ada penghargaan secara psikologis kepada partai pendukung, karena setiap partai pasti mempunyai ahli di bidang-bidang tertentu," tutupnya.
"Saya kira komposisinya terlalu eksklusif, seharusnya tim transisi ini diisi oleh orang yang memberikan kontribusi kepada Jokowi dan isinya lebih beragam," ujar Pengamat Politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Zaki Mubarok kepada Sindonews, Kamis (7/8/2014).
Dengan hanya terdiri dari lima orang dan ada dua perwakilan partai, menurut Zaki, secara otomatis tiga perwakilan partai (PKB, Hanura dan PKPI) tidak terpakai dalam Tim Transisi.
"Mengapa golongan ini tidak dilibatkan, Pak Jokowi harus menjelaskan itu, agar tidak terjadi kebuntuan komunikasi antar partai pendukung," tutur Zaki.
Menurut Zaki, komposisi Tim Transisi ini bisa menjadi arena konflik yang baru di antara partai pendukung Jokowi. "Bisa menimbulkan kecemburuan, karena seharusnya Pak Jokowi bisa merekrut tim yang beragam dan bisa memberikan sumbangan pemikiran yang lebih luas," tandasnya.
Zaki menambahkan, maksud Jokowi untuk membentuk Tim Transisi ini sudah baik. Namun, pola perekrutan yang dilakukan masih kurang taktis.
"Harus ada penghargaan secara psikologis kepada partai pendukung, karena setiap partai pasti mempunyai ahli di bidang-bidang tertentu," tutupnya.
(kri)