Polri Anggap Data WikiLeaks Tak Bisa Dipertanggungjawabkan
A
A
A
JAKARTA - Mabes Polri berharap masyarakat dan khususnya media massa tidak menelan mentah-mentah data yang dilansir oleh WikiLeaks. Sebab, data dan informasi WikiLeaks tidak bisa dipertanggungjawabkan validitas dan kebenarannya.
"Bahwa informasi ini tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Oleh karena itu kita berharap masyarakat jangan mentah-mentah menyerap berita tersebut," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar kepada SINDO, Kamis (31/7/2014).
Selain itu, kata dia, WikiLeaks memang sengaja ingin membuat provokasi dengan cara menghimpun informasi yang tak jelas dengan tujuan menciptakan distrust kepada instansi pemerintahan dan penegak hukum.
"Itu kan informasi yang sifatnya mereka menyusun informasi sendiri yang kita enggak tahu validitasnya seperti apa. Ini tentu sesuatu hal yang bisa meresahkan masyarakat," ujarnya.
Atas penyebaran informasi tak jelas itu, Boy berharap semua pihak, khususnya media untuk tidak terpancing. Jika terpancing, justru WikiLeaks yang akan senang karena misinya berhasil yakni memprovokasi dengan data atau informasi tak jelas tersebut.
"Jadi harusnya kita memanfaatkan data itu secara cerdas. Karena memang tujuan dari data itu memang membangun opini yang tak sesuai fakta. Jangan malah terpancing, agar jangan sampai blunder," jelasnya.
"Bahwa informasi ini tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Oleh karena itu kita berharap masyarakat jangan mentah-mentah menyerap berita tersebut," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar kepada SINDO, Kamis (31/7/2014).
Selain itu, kata dia, WikiLeaks memang sengaja ingin membuat provokasi dengan cara menghimpun informasi yang tak jelas dengan tujuan menciptakan distrust kepada instansi pemerintahan dan penegak hukum.
"Itu kan informasi yang sifatnya mereka menyusun informasi sendiri yang kita enggak tahu validitasnya seperti apa. Ini tentu sesuatu hal yang bisa meresahkan masyarakat," ujarnya.
Atas penyebaran informasi tak jelas itu, Boy berharap semua pihak, khususnya media untuk tidak terpancing. Jika terpancing, justru WikiLeaks yang akan senang karena misinya berhasil yakni memprovokasi dengan data atau informasi tak jelas tersebut.
"Jadi harusnya kita memanfaatkan data itu secara cerdas. Karena memang tujuan dari data itu memang membangun opini yang tak sesuai fakta. Jangan malah terpancing, agar jangan sampai blunder," jelasnya.
(kri)