KPU Diminta Buka Formulir Rekapitulasi Suara TPS
A
A
A
JAKARTA - Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksektif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia menggelar aksi demonstrasi di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Mahasiswa mendesak Komisi Pemilihan Umum (KPU) berani membongkar data formulir C1 atau dokumen hasil rekapitulasi pemungutan suara di tempat pemungutan suara (TPS).
Mahasiswa menilai data C1 yang diklaim masing-masing kubu pasangan calon sebagai data pemenang sangat membingungkan asyarakat.
Koordinator aksi, Reza Indrawan bahkan menilai penggunaan data C1 merupakan model skema yang sengaja diterapkan pihak ketiga untuk membenturkan pemahaman masyarakat.
Oleh sebab itu, tugas KPU membeberkan suara pemilih di C1. "Intervensi asing yang terus berkembang membuat rakyat cemas dengan dibangunnya persentase kemenangan dua kubu, ini sangat berbahaya bagi demokrasi kita," ujar Reza di Gedung KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta, Senin (21/7/2014).
Jika terjadi dugaan kecurangan pemilu, kata dia, keharusan penyelenggara pemilu mencermati ulang, atau bahkan dimungkinkan menggelar pemungutan suara ulang.
"Kami juga menyerukan seluruh elemen bangsa untuk tetap menjaga keputusan pilpres agar terbebas dari segala bentuk intervensi asing," tutur Reza.
Mahasiswa mendesak Komisi Pemilihan Umum (KPU) berani membongkar data formulir C1 atau dokumen hasil rekapitulasi pemungutan suara di tempat pemungutan suara (TPS).
Mahasiswa menilai data C1 yang diklaim masing-masing kubu pasangan calon sebagai data pemenang sangat membingungkan asyarakat.
Koordinator aksi, Reza Indrawan bahkan menilai penggunaan data C1 merupakan model skema yang sengaja diterapkan pihak ketiga untuk membenturkan pemahaman masyarakat.
Oleh sebab itu, tugas KPU membeberkan suara pemilih di C1. "Intervensi asing yang terus berkembang membuat rakyat cemas dengan dibangunnya persentase kemenangan dua kubu, ini sangat berbahaya bagi demokrasi kita," ujar Reza di Gedung KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta, Senin (21/7/2014).
Jika terjadi dugaan kecurangan pemilu, kata dia, keharusan penyelenggara pemilu mencermati ulang, atau bahkan dimungkinkan menggelar pemungutan suara ulang.
"Kami juga menyerukan seluruh elemen bangsa untuk tetap menjaga keputusan pilpres agar terbebas dari segala bentuk intervensi asing," tutur Reza.
(dam)