Kritiki Politik Indonesia, Teater UI Pentaskan Naskah Rendra

Sabtu, 19 Juli 2014 - 00:40 WIB
Kritiki Politik Indonesia,...
Kritiki Politik Indonesia, Teater UI Pentaskan Naskah Rendra
A A A
JAKARTA - Indonesia belum bersih dari feodalisme dan budaya korupsi. Tidak hanya itu, pencitraan kerap mewarnai kehidupan politik, ekonomi dan kemanusiaan bangsa ini.

Seniman WS Rendra menuliskan naskah drama berjudul "Sekda" sebagai kritik atas fenomena itu, pada tahun 1977. Meski sudah 37 tahun, tulisan itu masih tetap relevan untuk mengkritiki kondisi kehidupan di Indonesia.

Kritikan itu datang dari Teater Paradoks, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) yang dikomandoi Maharani Megananda (21). Dia mengatakan, tulisan itu mudah untuk dipahami lantaran tidak jauh berbeda dengan kondisi saat ini.

Menurut Nanda, panggilan akrab sang sutradara muda ini, situasi ekonomi dan politik yang terjadi sekarang belum jauh berbeda dengan saat naskah dirilis pertama kali pada 37 tahun silam.

"Hasrat berkuasa yang penuh kepura-puaraan masih mewarnai kondisi kebangsaan kita (Indonesia)," katanya dalam keterangan tertulisnya yang diterima Sindonews, Jumat (19/7/2014).

Mahasiswi semester tujuh ini menerangkan, dahulu rezim orde baru (Orba) melarang pementasan naskah buatan WR Rendra ini. Karena, dinilai mengkritiki hidup pejabat yang hedonisme.

"Pada masanya dahulu, naskah Sekda kerap dilarang dipentaskan oleh rezim Orde Baru," katanya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1085 seconds (0.1#10.140)