RI-Pakistan Tingkatkan Kerja Sama Militer

Rabu, 16 Juli 2014 - 02:25 WIB
RI-Pakistan Tingkatkan Kerja Sama Militer
RI-Pakistan Tingkatkan Kerja Sama Militer
A A A
JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Moeldoko menerima kunjungan kehormatan Duta Besar (Dubes) Pakistan untuk RI Ms Attiya Mahmood. Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas peningkatan kerja sama militer kedua negara yang telah lama terjalin.

Hadir dalam pertemuan tersebut, sejumlah perwira tinggi TNI dan Atase Pertahanan Kolonel Muhammad Shahid Siddeeq serta Mr Shakeel Staf Athan, di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.

Jenderal TNI Moeldoko menegaskan, hubungan diplomatik antara Indonesia dan Pakistan dibuka sejak 1950 dengan didirikannya Representative Office Indonesia di Karachi, Ibu Kota Pakistan pada waktu itu.

Pada September 1967 KBRI yang berlokasi di Karachi dipindahkan ke Islamabad sehubungan dengan perubahan ibu kota negara Pakistan dari Karachi menjadi Islamabad.

Selanjutnya pada 1971, kantor perwakilan RI yang ada di Karachi dijadikan kantor konsulat RI. Menurut dia pembukaan hubungan diplomatik Indonesia-Pakistan merupakan bagian dari upaya diplomasi aktif Pemerintah RI dalam memperoleh dukungan politik terhadap perjuangan memperoleh kemerdekaan.

"Apalagi kedudukan Pakistan saat itu sangat strategis, yakni sebagai jalur lintas internasional baik darat maupun laut,” tegas Panglima TNI, di Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa 15 Juli 2014.

Hubungan kerja sama pertahanan dan militer RI-Pakistan telah berlangsung lama dan berjalan baik hingga sekarang. Peningkatan dari wujud kerja sama ini telah dituangkan dalam nota kesepakatan, antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Islam Pakistan tentang Kegiatan Kerjasama di Bidang Pertahanan yang ditanda tangani oleh Menhan kedua negara pada 21 Juli 2010 di Jakarta.

Kerja sama yang dibangun meliputi, dialog dan konsultasi bilateral tentang isu-isu strategis dan keamanan yang menjadi perhatian bersama, pertukaran informasi terkait kelembagaan dan masalah pertahanan termasuk mengenai organisasi, doktrin dan kebijakan, kerja sama ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pertahanan melalui pertukaran personel, kunjungan-kunjungan dan pelatihan.

Serta bentuk kerja sama teknis lainnya seperti pengembangan sumber daya manusia di lembaga pertahanan dan Angkatan Bersenjata kedua belah pihak melalui pendidikan, pelatihan, latihan bersama, pertukaran pengamat militer untuk menyaksikan latihan dan pertukaran tenaga ahli bidang pendidikan.

"Termasuk penyediaan peralatan dan kegiatan lain yang terkait, yang menyangkut kepentingan bersama," ujarnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4498 seconds (0.1#10.140)