Lagi, Data Hasil Survei Hanya Prediksi
A
A
A
JAKARTA - Hasil hitung cepat (quick count) lembaga survei dalam pemilihan presiden (pilpres) membingungkan masyarakat, lantaran hasil diperoleh berbeda-beda, sehingga terjadi saling klaim antara kedua pasangan.
Mantan peneliti LP3ES yang juga peneliti opini publik, Agung Prihatna mengatakan, seharusnya semua lembaga survei melakukan deklarasi bahwa quick count hanya prediksi.
"Agak fatal tidak ada deklarasi yang menyatakan hasil quick count hanya prediksi, kita tunggu hasil sesungguhnya yang dikeluarin KPU," kata Agung saat diskusi Sindo Radio, Jakarta, Sabtu (13/7/2014).
Dalam diskusi bertemua "Republik Quick Count" ini menghadirkan pembicara di antaranya, Jubir Pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, tim Jokowi Jusuf Kalla Arief Budimanta, Kepala Riset IRC Yunita Mandolang. "Itu yang luput, mungkin teman-teman (lembaga survei) terlalu semangat," tukasnya.
Sementara, Arief sendiri mendorong supaya lembaga survei yang melakukan quick count dilakukan audit. Dia meminta, lembaga survei bersedia membuka data yang dimiliki. "Buka saja datanya, kalau punya niat dan iktikad baik. Kenapa harus risih, kalau benar proses itu dilakukan," tutupnya.
Mantan peneliti LP3ES yang juga peneliti opini publik, Agung Prihatna mengatakan, seharusnya semua lembaga survei melakukan deklarasi bahwa quick count hanya prediksi.
"Agak fatal tidak ada deklarasi yang menyatakan hasil quick count hanya prediksi, kita tunggu hasil sesungguhnya yang dikeluarin KPU," kata Agung saat diskusi Sindo Radio, Jakarta, Sabtu (13/7/2014).
Dalam diskusi bertemua "Republik Quick Count" ini menghadirkan pembicara di antaranya, Jubir Pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, tim Jokowi Jusuf Kalla Arief Budimanta, Kepala Riset IRC Yunita Mandolang. "Itu yang luput, mungkin teman-teman (lembaga survei) terlalu semangat," tukasnya.
Sementara, Arief sendiri mendorong supaya lembaga survei yang melakukan quick count dilakukan audit. Dia meminta, lembaga survei bersedia membuka data yang dimiliki. "Buka saja datanya, kalau punya niat dan iktikad baik. Kenapa harus risih, kalau benar proses itu dilakukan," tutupnya.
(maf)