Publik Diingatkan Tak Terprovokasi Quick Count
A
A
A
JAKARTA - Hasil penghitungan cepat (quick count) perolehan suara Pilpres 2014 yang diumumkan sejumlah lembaga survei dianggap berpotensi terjadinya konflik horizontal.
"47 persen itu bukan angka sedikit dan 52 persen itu juga bukan kemenangan jarak jauh. Kalau beda tipis, kemudian diklaim sebagai kemenangan tinggi, lalu disebarkan terus menerus, makin lama bisa arah konflik," ujar Deputi Koordinator Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Masykurudin Hafidz saat dihubungi Sindonews, Kamis 10 Juli 2014 malam.
Oleh karena itu, dia berharap kepada seluruh masyarakat untuk tetap tenang, tetap damai, menghargai pilihan masing-masing. Serta menunggu hasil rekapitulasi perolehan suara pilpres atau real count yang dilakukan Komisi Pemilihaan Umum (KPU) pada 22 Juli 2014 nanti.
"Apabila ada gerakan-gerakan atau ajakan-ajakan untuk mengklaim kemenangan atau tidak menerima kekalahan, sebaiknya tidak usah terpancing," katanya.
Masyarakat ataupun pendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, lanjut dia, diharapkan bisa menerima keputusan KPU nantinya.
"Kalau ada kecurangan kan ada mekanismenya. Kalau menemukan atau merasakan kekurangan, itu tinggal dilaporkan aja, ada lembaga-lembaga yang mengurusi itu," pungkasnya.
Sekadar diketahui, berbagai hasil quick count perolehan suara Pilpres 2014 dari lembaga survei rujukan masing-masing pasangan capres dan cawapres memenangkan jagoannya masing-masing.
"47 persen itu bukan angka sedikit dan 52 persen itu juga bukan kemenangan jarak jauh. Kalau beda tipis, kemudian diklaim sebagai kemenangan tinggi, lalu disebarkan terus menerus, makin lama bisa arah konflik," ujar Deputi Koordinator Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Masykurudin Hafidz saat dihubungi Sindonews, Kamis 10 Juli 2014 malam.
Oleh karena itu, dia berharap kepada seluruh masyarakat untuk tetap tenang, tetap damai, menghargai pilihan masing-masing. Serta menunggu hasil rekapitulasi perolehan suara pilpres atau real count yang dilakukan Komisi Pemilihaan Umum (KPU) pada 22 Juli 2014 nanti.
"Apabila ada gerakan-gerakan atau ajakan-ajakan untuk mengklaim kemenangan atau tidak menerima kekalahan, sebaiknya tidak usah terpancing," katanya.
Masyarakat ataupun pendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, lanjut dia, diharapkan bisa menerima keputusan KPU nantinya.
"Kalau ada kecurangan kan ada mekanismenya. Kalau menemukan atau merasakan kekurangan, itu tinggal dilaporkan aja, ada lembaga-lembaga yang mengurusi itu," pungkasnya.
Sekadar diketahui, berbagai hasil quick count perolehan suara Pilpres 2014 dari lembaga survei rujukan masing-masing pasangan capres dan cawapres memenangkan jagoannya masing-masing.
(kri)