Sigma Ajak Masyarakat Awasi Penyelenggara Pemilu
A
A
A
JAKARTA - Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi (Sigma) menemukan bahwa pilpres yang sudah memasuki masa tenang tidak benar-benar sepenuhnya tenang. Aktivitas kampanye terselubung masih terjadi dalam berbagai bentuk.
Direktur Sigma Said Salahudin mengatakan, seharusnya aktivitas kampanye terselubung semacam ini seharusnya yang menjadi fokus penyelenggara pemilu. Dalam ini ini dituntut kejelian pengawas pemilu yakni Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
"Pengawas Pemilu ditiap jenjang harus aktif berpatroli untuk menemukan pihak-pihak yang melakukan pelanggaran," ujarnya ketika dihubungi Sindonews, Senin (7/7/2014).
Menurutnya, Bawaslu dan Panwaslu tidak boleh hanya duduk-duduk saja di kantornya. Harus turun langsung ke lapangan. Lebih dari itu, yang paling harus diwaspadai dalam masa tenang ini adalah money politics.
"Tetapi fokusnya bukan hanya kepada pemilih, melainkan kepada penyelenggara pemilu. Evaluasi pileg kemarin menunjukan money politics lebih banyak dilakukan kepada penyelenggara pemilu, daripada kepada pemilih," jelas Said.
Sebab, lanjut Said, bagi pihak yang melakukan kecurangan semacam itu, menyuap penyelenggara lebih efektif untuk mendapatkan suara haram. Nah, pada masa-masa seperti sekarang inilah rawan terjadi negosiasi antara penyelenggara pemilu di tingkatkan bawah dengan timses pasangan calon.
"Pertemuan diantara mereka harus diwaspadai. Saya mengimbau agar KPU dan Bawaslu mengeluarkan edaran untuk melarang jajarannya melakukan pertemuan di luar kantor dengan timses atau pihak yang berkepentingan dengan salah satu pasangan calon. Jadi tidak cukup hanya membersihkan atribut saja," pungkasnya.
Direktur Sigma Said Salahudin mengatakan, seharusnya aktivitas kampanye terselubung semacam ini seharusnya yang menjadi fokus penyelenggara pemilu. Dalam ini ini dituntut kejelian pengawas pemilu yakni Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
"Pengawas Pemilu ditiap jenjang harus aktif berpatroli untuk menemukan pihak-pihak yang melakukan pelanggaran," ujarnya ketika dihubungi Sindonews, Senin (7/7/2014).
Menurutnya, Bawaslu dan Panwaslu tidak boleh hanya duduk-duduk saja di kantornya. Harus turun langsung ke lapangan. Lebih dari itu, yang paling harus diwaspadai dalam masa tenang ini adalah money politics.
"Tetapi fokusnya bukan hanya kepada pemilih, melainkan kepada penyelenggara pemilu. Evaluasi pileg kemarin menunjukan money politics lebih banyak dilakukan kepada penyelenggara pemilu, daripada kepada pemilih," jelas Said.
Sebab, lanjut Said, bagi pihak yang melakukan kecurangan semacam itu, menyuap penyelenggara lebih efektif untuk mendapatkan suara haram. Nah, pada masa-masa seperti sekarang inilah rawan terjadi negosiasi antara penyelenggara pemilu di tingkatkan bawah dengan timses pasangan calon.
"Pertemuan diantara mereka harus diwaspadai. Saya mengimbau agar KPU dan Bawaslu mengeluarkan edaran untuk melarang jajarannya melakukan pertemuan di luar kantor dengan timses atau pihak yang berkepentingan dengan salah satu pasangan calon. Jadi tidak cukup hanya membersihkan atribut saja," pungkasnya.
(kri)