Prabowo: Setujukah Penambahan Lahan Sawah? Jokowi: Perlu Ada Air Dulu
A
A
A
JAKARTA - Capres Prabowo Subianto berkesempatan bertanya jawab dengan capres Joko Widodo mengenai penambahan lahan pertanian untuk mengatasi krisis pangan di Indonesia di masa-masa mendatang.
Tanya jawab tersebut tergelar dalam acara debat capres terakhir di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Sabtu (5/7/2014).
"Pak Jokowi yang saya hormati tadi kita menyinggung pangan dan intinya sawah kita berkurang. 2015 kita harus defisit 750 ribu hektare. Kami punya program 2 juta hektare. Pertanyaan apakah sependapat ekstensifikasi lahan harus besar-besaran?"
Ini jawaban Jokowi.
"Tambahan sawah sangat diperlukan. Tetapi kita harus melihat airnya dari mana. Jangan (seperti) yang saya lihat di Papua, sudah dibuka kemudian dibiarkan begitu saja karena tidak dipikirkan airnya. Bendungannya dari mana. Menurut saya tentukan lokasi apakah ada air atau tidak? Apakah ada sungai untuk dibendung atau tidak? Kalau ada buat bendungannya dulu, irigasi kita buat, itu baru membuat sawah berhasil," katanya.
Mendengar jawaban Jokowi, Prabowo menanggapi, bahwa sebuah program tentu memiliki perencanaan matang. "Saya mengerti kalau mau buat sawah harus ada sumber air. Kalau tidak ada air tidak ada tanaman yang hidup," tukas Prabowo.
Prabowo mengulang, yang menjadi pertanyaannya adalah kesepakatan Jokowi mengenai penambahan lahan sawah dua juta hektare. Namun Jokowi tak serta merta menyutujui program Prabowo. Jokowi lebih memilih menyebutkan visi misinya.
"Dalam visi misi kita jelas menambah sawah. Yang ingin kami sampaikan bagaimana melaksanakan, mengimplemtasikan dari visi dan misi itu," tukas Jokowi.
Tanya jawab tersebut tergelar dalam acara debat capres terakhir di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Sabtu (5/7/2014).
"Pak Jokowi yang saya hormati tadi kita menyinggung pangan dan intinya sawah kita berkurang. 2015 kita harus defisit 750 ribu hektare. Kami punya program 2 juta hektare. Pertanyaan apakah sependapat ekstensifikasi lahan harus besar-besaran?"
Ini jawaban Jokowi.
"Tambahan sawah sangat diperlukan. Tetapi kita harus melihat airnya dari mana. Jangan (seperti) yang saya lihat di Papua, sudah dibuka kemudian dibiarkan begitu saja karena tidak dipikirkan airnya. Bendungannya dari mana. Menurut saya tentukan lokasi apakah ada air atau tidak? Apakah ada sungai untuk dibendung atau tidak? Kalau ada buat bendungannya dulu, irigasi kita buat, itu baru membuat sawah berhasil," katanya.
Mendengar jawaban Jokowi, Prabowo menanggapi, bahwa sebuah program tentu memiliki perencanaan matang. "Saya mengerti kalau mau buat sawah harus ada sumber air. Kalau tidak ada air tidak ada tanaman yang hidup," tukas Prabowo.
Prabowo mengulang, yang menjadi pertanyaannya adalah kesepakatan Jokowi mengenai penambahan lahan sawah dua juta hektare. Namun Jokowi tak serta merta menyutujui program Prabowo. Jokowi lebih memilih menyebutkan visi misinya.
"Dalam visi misi kita jelas menambah sawah. Yang ingin kami sampaikan bagaimana melaksanakan, mengimplemtasikan dari visi dan misi itu," tukas Jokowi.
(hyk)