Polri Diharapkan Sigap Hadapi Pilpres 2014
Polri Diharapkan Sigap Hadapi Pilpres 2014
A
A
A
JAKARTA - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) belum lama ini baru merayakan hari jadinya yang ke 68. Dalam kurun waktu tersebut, menggambarkan bahwa Polri sarat dengan pengalaman.
Pernyataan itu dikemukaan Anggota Komisi III DPR, Bambang Soesatyo. Menurutnya, dengan usianya, Polri mempunyai catatan sendiri tentang sejarah Indonesia merdeka, dari Orde Lama, Orde Baru dan Orde Reformasi sekarang ini.
"Hari-hari ini, Polri kembali mengemban tugas sejarah, mengawal persiapan dan pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014. Hari Bhayangkari ke-68 pada akhirnya tak bisa dipisahkan begitu saja dari dinamika tahun politik saat ini," kata Bambang Soesatyo lewat rilis kepada Sindonews, Kamis 3 Juli 2014 malam.
Bamsoet sapaan akrabnya menilai, dalam situasi seperti ini, netralitas Polri kembali diuji. Menurutnya, publik mendesak Polri untuk merespons tegas beberapa masalah yang berkait dengan dugaan pelanggaran etika berkampanye.
"Dalam kasus Obor Rakyat, serta sejumlah kasus kekerasan bernuansa intoleransi yang marak di Yogyakarta. Menuju hari pemungutan suara Pilpres 2014 pada 9 Juli nanti, muncul kegelisahan terkait potensi instabilitas," ucap politikus Partai Golkar ini.
"Publik masih menggunjingkan kemungkinan terjadi benturan massa di sejumlah kota yang melibatkan para pendukung capres-cawapres. Diharapkan jajaran Polri di semua wilayah mampu merespons semua persoalan dan tantangan itu," imbuhnya.
Pernyataan itu dikemukaan Anggota Komisi III DPR, Bambang Soesatyo. Menurutnya, dengan usianya, Polri mempunyai catatan sendiri tentang sejarah Indonesia merdeka, dari Orde Lama, Orde Baru dan Orde Reformasi sekarang ini.
"Hari-hari ini, Polri kembali mengemban tugas sejarah, mengawal persiapan dan pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014. Hari Bhayangkari ke-68 pada akhirnya tak bisa dipisahkan begitu saja dari dinamika tahun politik saat ini," kata Bambang Soesatyo lewat rilis kepada Sindonews, Kamis 3 Juli 2014 malam.
Bamsoet sapaan akrabnya menilai, dalam situasi seperti ini, netralitas Polri kembali diuji. Menurutnya, publik mendesak Polri untuk merespons tegas beberapa masalah yang berkait dengan dugaan pelanggaran etika berkampanye.
"Dalam kasus Obor Rakyat, serta sejumlah kasus kekerasan bernuansa intoleransi yang marak di Yogyakarta. Menuju hari pemungutan suara Pilpres 2014 pada 9 Juli nanti, muncul kegelisahan terkait potensi instabilitas," ucap politikus Partai Golkar ini.
"Publik masih menggunjingkan kemungkinan terjadi benturan massa di sejumlah kota yang melibatkan para pendukung capres-cawapres. Diharapkan jajaran Polri di semua wilayah mampu merespons semua persoalan dan tantangan itu," imbuhnya.
(maf)
Explore More