Sidarto Tak Terima Pernyataan Prijanto Soal Komunis
A
A
A
JAKARTA - Pernyataan mantan Aster Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Mayjen TNI Purnawirawan Prijanto yang mengungkapkan indikasi bangkitnya komunis PKI di Indonesia ditanggapi oleh Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sidarto Danusubroto.
Sebab, Prijanto mengait-ngaitkan indikasi bangkitnya komunis PKI di Indonesia dengan beberapa kader PDIP seperti Ribka Tjiptaning dan Rieke Dyah Pitaloka. Sidarto tak terima beberapa kader PDIP dikaitkan dengan indikasi bangkitnya PKI tersebut.
"Dia harus buktikan itulah. Pak Prijanto harus buktikan kalau dia komunis. Enak aja. Pak Prijanto suruh buktikan kalau mereka komunis. Kasihan orangnya kan," ujar Sidarto Danusubroto yang juga selaku Ketua MPR RI ini kepada Sindonews di Jakarta, Senin (30/6/2014) malam.
Seperti diberitakan sebelumnya, menjelang pelaksanaan Pemilu Presiden (Pilpres) 9 Juli 2014 mendatang isu komunisme kembali muncul. Isu ini menyasar ke lingkaran Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Apalagi, Ribka Tjiptaning yang juga Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP pernah membuat buku berjudul Aku Bangga Jadi Anak PKI. Hal ini semakin memunculkan kekhawatiran beberapa pihak akan kebangkitan paham komunis tersebut.
Kemudian pada Juni 2010, pertemuan anak PKI dari berbagai kota yang turut dihadiri oleh anggota DPR RI dari Fraksi PDIP Rieke Dyah Pitaloka di Banyuwangi, Jawa Timur. Terakhir, dikabarkan anak eks PKI itu terbang ke China guna belajar politik dari partai komunis di sana.
"Sepertinya komunisme sedang lakukan rekonsolidasi secara serius dan terencana di Indonesia," ujar mantan Aster KSAD Mayjen TNI Purn Prijanto dalam siaran persnya kepada wartawan, Minggu, 29 Juni 2014 malam.
Prijanto mengungkapkan salah satu gerakan kelompok PKI yang perlu diwaspadai adalah adu domba dan fitnah untuk mengobok-obok institusi TNI AD.
Prijanto mengatakan, dalam pemikiran kelompok PKI itu, Bintara Binda Desa (Babinsa) ibarat tujuh setan yang harus dimusnahkan. "Mirip dengan suasana kebatinan saat PKI akan lakukan kudeta tahun 1965," ungkapnya.
Dia menambahkan, upaya kelompok PKI yang perlu diwaspadai adalah, mereka berupaya mejauhkan masyarakat dengan TNI. Bahkan, kata mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu, indikasinya mulai terlihat dengan menolak upaya TNI untuk memperkuat alat utama sistem persenjataan (Alutsista).
"Tank Leopard yang dibutuhkan TNI AD ditolak. Dalam sejarah, TNI AD memang adalah musuh bebuyutan PKI," tandasnya.
Sebab, Prijanto mengait-ngaitkan indikasi bangkitnya komunis PKI di Indonesia dengan beberapa kader PDIP seperti Ribka Tjiptaning dan Rieke Dyah Pitaloka. Sidarto tak terima beberapa kader PDIP dikaitkan dengan indikasi bangkitnya PKI tersebut.
"Dia harus buktikan itulah. Pak Prijanto harus buktikan kalau dia komunis. Enak aja. Pak Prijanto suruh buktikan kalau mereka komunis. Kasihan orangnya kan," ujar Sidarto Danusubroto yang juga selaku Ketua MPR RI ini kepada Sindonews di Jakarta, Senin (30/6/2014) malam.
Seperti diberitakan sebelumnya, menjelang pelaksanaan Pemilu Presiden (Pilpres) 9 Juli 2014 mendatang isu komunisme kembali muncul. Isu ini menyasar ke lingkaran Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Apalagi, Ribka Tjiptaning yang juga Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP pernah membuat buku berjudul Aku Bangga Jadi Anak PKI. Hal ini semakin memunculkan kekhawatiran beberapa pihak akan kebangkitan paham komunis tersebut.
Kemudian pada Juni 2010, pertemuan anak PKI dari berbagai kota yang turut dihadiri oleh anggota DPR RI dari Fraksi PDIP Rieke Dyah Pitaloka di Banyuwangi, Jawa Timur. Terakhir, dikabarkan anak eks PKI itu terbang ke China guna belajar politik dari partai komunis di sana.
"Sepertinya komunisme sedang lakukan rekonsolidasi secara serius dan terencana di Indonesia," ujar mantan Aster KSAD Mayjen TNI Purn Prijanto dalam siaran persnya kepada wartawan, Minggu, 29 Juni 2014 malam.
Prijanto mengungkapkan salah satu gerakan kelompok PKI yang perlu diwaspadai adalah adu domba dan fitnah untuk mengobok-obok institusi TNI AD.
Prijanto mengatakan, dalam pemikiran kelompok PKI itu, Bintara Binda Desa (Babinsa) ibarat tujuh setan yang harus dimusnahkan. "Mirip dengan suasana kebatinan saat PKI akan lakukan kudeta tahun 1965," ungkapnya.
Dia menambahkan, upaya kelompok PKI yang perlu diwaspadai adalah, mereka berupaya mejauhkan masyarakat dengan TNI. Bahkan, kata mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu, indikasinya mulai terlihat dengan menolak upaya TNI untuk memperkuat alat utama sistem persenjataan (Alutsista).
"Tank Leopard yang dibutuhkan TNI AD ditolak. Dalam sejarah, TNI AD memang adalah musuh bebuyutan PKI," tandasnya.
(kri)