Reaksi Tim Jokowi-JK Soal Pemberitaan The Sydney Morning Herald
A
A
A
JAKARTA - Tim pemenangan Calon Presiden (Capres) Joko Widodo-Jusuf Kalla bereaksi dengan pemberitaan di media Australia The Sydney Morning Herald.
Eva Kusuma Sundari selaku salah satu tim pemenangan capres nomor urut 2 itu menegaskan pihaknya tidak memiliki kedakatan khusus dengan lemba survei tertentu. Alasannya, tim capres yang biasa disebut Jokowi-JK itu sudah mempunya survei internal sendiri.
"Tanya lembaga surveinya, Jokowi enggak pernah bayar mereka karena punya yang internal," kata Eva ketika dikonfirmasi Sindonews melalui sambungan telepon, Kamis (26/6/2014).
Pada kesempatan itu Eva juga mengkritik dasar penilaian dalam pemberitaan itu yang menyebutkan elektabilitas Jokowi di bawah Capres Prabowo Subianto. Namun, pihaknya tak mau mempersoalkan pemberitaan tersebut.
Pihaknya lanjut Eva, lebih memilih fokus untuk memenangkan Jokowi-JK dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 9 Juli 2014 mendatang. "Kita tidak tahu pertimbangannya, tapi kita fokus melanjutkan strategi yang kita siapkan," ucapnya.
Sebelumnya The Sydney Morning Herald memberitakan hasil survei di Indonesia terkait elektabilitas Prabowo Subianto dan Joko Widodo. Dalam berita itu dikatakan elektabilitas Prabowo mencapai 51,2 persen sementara Joko Widodo hanya mencapai 48,8 persen.
Masih dalam pemberitaan itu juga dikatakan beberapa lembaga survei yang memiliki relasi ke Joko Widodo sengaja tidak dipublikasikan, karena khawatir sebagain pendukung Joko Widodo beralih ke Prabowo Subianto.
Eva Kusuma Sundari selaku salah satu tim pemenangan capres nomor urut 2 itu menegaskan pihaknya tidak memiliki kedakatan khusus dengan lemba survei tertentu. Alasannya, tim capres yang biasa disebut Jokowi-JK itu sudah mempunya survei internal sendiri.
"Tanya lembaga surveinya, Jokowi enggak pernah bayar mereka karena punya yang internal," kata Eva ketika dikonfirmasi Sindonews melalui sambungan telepon, Kamis (26/6/2014).
Pada kesempatan itu Eva juga mengkritik dasar penilaian dalam pemberitaan itu yang menyebutkan elektabilitas Jokowi di bawah Capres Prabowo Subianto. Namun, pihaknya tak mau mempersoalkan pemberitaan tersebut.
Pihaknya lanjut Eva, lebih memilih fokus untuk memenangkan Jokowi-JK dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 9 Juli 2014 mendatang. "Kita tidak tahu pertimbangannya, tapi kita fokus melanjutkan strategi yang kita siapkan," ucapnya.
Sebelumnya The Sydney Morning Herald memberitakan hasil survei di Indonesia terkait elektabilitas Prabowo Subianto dan Joko Widodo. Dalam berita itu dikatakan elektabilitas Prabowo mencapai 51,2 persen sementara Joko Widodo hanya mencapai 48,8 persen.
Masih dalam pemberitaan itu juga dikatakan beberapa lembaga survei yang memiliki relasi ke Joko Widodo sengaja tidak dipublikasikan, karena khawatir sebagain pendukung Joko Widodo beralih ke Prabowo Subianto.
(kur)