The Sydney Morning Herald Ungkap Elektabilitas Jokowi
A
A
A
JAKARTA - Pemilihan Presiden (Pilpres) Indonesia 2014 semakin mendapat perhatian publik. Indikasinya adalah dalam pemberitaan di The Sydney Herald Morning menyatakan elektabilitas calon presiden (capres) nomor urut 1 Prabowo Subianto terus meningkat.
Masih dalam situs tersebut dinyatakan bahwa, berdasarkan sejumlah sumber yang dihubungi oleh Fairfax Media telah mengonfirmasi tiga lembaga survei. Berdasarkan hasil survei tersebut ternyata elektabilitas Prabowo Subianto mengungguli capres nomor urut 2 Joko Widodo.
Hasil survei ini menunjukkan perubahan cukup signifikan dengan elektabilitas capres yang biasa disapa Jokowi sebelumnya jauh memimpin di depan. Diprediksi perubahan elektabilitas ini dipengaruhi adanya publikasi media secara besar-besaran terhadap Prabowo Subianto.
Dalam berita itu juga memaparkan pada awal Juni Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyebutkan bahwa selisih elektabilitas antara Jokowi dengan Prabowo menunjukkan perbedaan cukup signifikan yang mencapai lebih dari 20 persen.
Sementara berdasarkan hasil survei belum lama ini yang dilakukan LSI menunjukkan selisih elektabilitas keduanya semakin tipis menjadi 6,3 persen tidak sampai 20 persen. Bahkan elektabilitas Prabowo mampu menyalip Jokowi menjadi 51,2 persen, sementara elektabilitas Jokowi hanya mencapai 48,8 persen.
Sementara itu Aeron Connelly dari Lowy Institute beberapa hari lalu menyebutkan bahwa lembaga survei paling kredibel di Indonesia yaitu CSIS, Saiful Mujani Research and Consulting (SRMC), dan Indikator menyebutkan persaingan elektabilitas kedua calon semakin ketat.
"Prabowo Subianto sekarang harus dianggap sebagai favorit untuk memenangkan pemilihan presiden 9 Juli, hasil yang tidak terpikirkan hanya sebulan lalu," tulis Connelly dalam situs The Sydney Morning Herald, Rabu, 25 Juni 2014.
Fairfax Media kemudian mengonfirmasi sejumlah sumber di CSIS terhadap jajak pendapat yang dilakukannya pada tanggal 15 Juni. Hasil jajak pendapat itu ternyata menunjukkan suatu yang kurang menggembirakan terhadap elektabilitas Jokowi.
Atas dasar itulah kemudian hasil jajak pendapat tersebut tidak mau dipublikasikan. Alasannya ada kekhawatiran berpindahnya para pendukung Jokowi ke Prabowo. Pihak Fairfax Media mengaku sudah mendapat respons Rizal dari CSIS dan Burhanudin Muhtadi dari LSI ketika dikonfirmasi melalui pesan singkat.
Namun, Saiful Mujani dari SMRC belum ada respons, karena pada saat itu sedang menjalani pengobatan di rumah sakit.
Masih dalam situs tersebut dinyatakan bahwa, berdasarkan sejumlah sumber yang dihubungi oleh Fairfax Media telah mengonfirmasi tiga lembaga survei. Berdasarkan hasil survei tersebut ternyata elektabilitas Prabowo Subianto mengungguli capres nomor urut 2 Joko Widodo.
Hasil survei ini menunjukkan perubahan cukup signifikan dengan elektabilitas capres yang biasa disapa Jokowi sebelumnya jauh memimpin di depan. Diprediksi perubahan elektabilitas ini dipengaruhi adanya publikasi media secara besar-besaran terhadap Prabowo Subianto.
Dalam berita itu juga memaparkan pada awal Juni Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyebutkan bahwa selisih elektabilitas antara Jokowi dengan Prabowo menunjukkan perbedaan cukup signifikan yang mencapai lebih dari 20 persen.
Sementara berdasarkan hasil survei belum lama ini yang dilakukan LSI menunjukkan selisih elektabilitas keduanya semakin tipis menjadi 6,3 persen tidak sampai 20 persen. Bahkan elektabilitas Prabowo mampu menyalip Jokowi menjadi 51,2 persen, sementara elektabilitas Jokowi hanya mencapai 48,8 persen.
Sementara itu Aeron Connelly dari Lowy Institute beberapa hari lalu menyebutkan bahwa lembaga survei paling kredibel di Indonesia yaitu CSIS, Saiful Mujani Research and Consulting (SRMC), dan Indikator menyebutkan persaingan elektabilitas kedua calon semakin ketat.
"Prabowo Subianto sekarang harus dianggap sebagai favorit untuk memenangkan pemilihan presiden 9 Juli, hasil yang tidak terpikirkan hanya sebulan lalu," tulis Connelly dalam situs The Sydney Morning Herald, Rabu, 25 Juni 2014.
Fairfax Media kemudian mengonfirmasi sejumlah sumber di CSIS terhadap jajak pendapat yang dilakukannya pada tanggal 15 Juni. Hasil jajak pendapat itu ternyata menunjukkan suatu yang kurang menggembirakan terhadap elektabilitas Jokowi.
Atas dasar itulah kemudian hasil jajak pendapat tersebut tidak mau dipublikasikan. Alasannya ada kekhawatiran berpindahnya para pendukung Jokowi ke Prabowo. Pihak Fairfax Media mengaku sudah mendapat respons Rizal dari CSIS dan Burhanudin Muhtadi dari LSI ketika dikonfirmasi melalui pesan singkat.
Namun, Saiful Mujani dari SMRC belum ada respons, karena pada saat itu sedang menjalani pengobatan di rumah sakit.
(kur)