Prabowo Detail, Jokowi Terlalu Teknis
Prabowo Detail, Jokowi Terlalu Teknis
A
A
A
JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) kembali menggelar debat antar calon presiden (capres) dengan tema politik internasional dan ketahanan nasional.
Dalam durasi selama 120 menit itu, capres Joko Widodo (Jokowi) dinilai terlalu teknis dalam menjawab segala persoalan dari dua tema tersebut.
"Teknisnya detail sehingga tidak menjawab substansi dari permasalahan yang ada, harusnya lihat dahulu masalah apa, kebijakan apa, baru teknisnya apa," ujar anggota tim pemenangan pasangan Prabowo-Hatta, Akbar Tandjung di Hotel Holiday Inn, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (22/6/2014).
Dia pun mencontohkan ketika Gubernur DKI Jakarta itu dimintai tanggapan oleh Prabowo mengenai sikap Indonesia terhadap persoalan di Laut Cina Selatan.
"Misal tadi mengenai Laut Cina Selatan, kelihatan dia kurang memahami betul di Laut Cina Selatan, padahal Laut Cina Selatan menjadi perebutan kepentingan sejumlah negara," kata dia.
Hal itu berbeda dengan capres Prabowo Subianto, menurut dia mantan Danjen Kopassus ini lebih detail menjelaskan isi permasalahan dengan program yang akan dijalankan dari dua tema itu plus dengan teknis penyelesaian.
"Baru kemudian dilanjutkan terkait program dan itu bisa lebih detail dan teknis, Prabowo menempatkan sebagai kepala negara dan paham betul masalah negara," tutup Akbar.
Dalam durasi selama 120 menit itu, capres Joko Widodo (Jokowi) dinilai terlalu teknis dalam menjawab segala persoalan dari dua tema tersebut.
"Teknisnya detail sehingga tidak menjawab substansi dari permasalahan yang ada, harusnya lihat dahulu masalah apa, kebijakan apa, baru teknisnya apa," ujar anggota tim pemenangan pasangan Prabowo-Hatta, Akbar Tandjung di Hotel Holiday Inn, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (22/6/2014).
Dia pun mencontohkan ketika Gubernur DKI Jakarta itu dimintai tanggapan oleh Prabowo mengenai sikap Indonesia terhadap persoalan di Laut Cina Selatan.
"Misal tadi mengenai Laut Cina Selatan, kelihatan dia kurang memahami betul di Laut Cina Selatan, padahal Laut Cina Selatan menjadi perebutan kepentingan sejumlah negara," kata dia.
Hal itu berbeda dengan capres Prabowo Subianto, menurut dia mantan Danjen Kopassus ini lebih detail menjelaskan isi permasalahan dengan program yang akan dijalankan dari dua tema itu plus dengan teknis penyelesaian.
"Baru kemudian dilanjutkan terkait program dan itu bisa lebih detail dan teknis, Prabowo menempatkan sebagai kepala negara dan paham betul masalah negara," tutup Akbar.
(sms)
Explore More