Klarifikasi Potong Leher, Ade Armando Ingin Semuanya Jelas
A
A
A
JAKARTA - Pengamat politik Universitas Indonesia (UI), Ade Armando memberikan klarifikasi menyangkut beredarnya berita yang menyebut dirinya bernazar, akan memotong leher jika Joko Widodo (Jokowi) kalah dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.
Ade mengakui, klarifikasi tersebut dituliskan agar duduk persoalan menjadi jelas. Menurutnya, selama ini banyak yang salah paham terkait pernyataannya tersebut.
"Karena banyak sekali orang menulis terutama lewat sosial media (sosmed), mem-brodcast, kemudian sampai tahap membuat yang kenal dengan saya bertanya (soal potong leher)," kata Ade saat dihubungi Sindonews, Sabtu 21 Juni 2014 malam.
"Di sosmed atau ketemu, saya jawab satu per satu, tapi kalau terus bertanya dan saya memberikan jawaban kan cukup melelahkan juga ya. Padahal beda konteksnya," imbuhnya.
Sebelumnya Ade menjelaskan, soal ucapan potong leher itu sebenarnya cerita lama. Saat itu dia menjadi pembicara di sebuah diskusi di Jakarta pada September 2013.
Diskusi itu membahas tentang tren pembicaraan politik di media sosial. Ketika itu suasana politik sudah mulai memanas. Partai Demokrat sudah mulai menggelar Konvensi Capres.
Saat itu, kata dia, dirinya diminta menanggapi tren pembicaraan politik di media sosial. Kalau tidak salah, ketika itu Political Wave mempresentasikan hasil penelitiannya yang menunjukkan bahwa tokoh yang paling banyak dibicarakan secara positif di media sosial adalah Jokowi.
Ade mengakui, klarifikasi tersebut dituliskan agar duduk persoalan menjadi jelas. Menurutnya, selama ini banyak yang salah paham terkait pernyataannya tersebut.
"Karena banyak sekali orang menulis terutama lewat sosial media (sosmed), mem-brodcast, kemudian sampai tahap membuat yang kenal dengan saya bertanya (soal potong leher)," kata Ade saat dihubungi Sindonews, Sabtu 21 Juni 2014 malam.
"Di sosmed atau ketemu, saya jawab satu per satu, tapi kalau terus bertanya dan saya memberikan jawaban kan cukup melelahkan juga ya. Padahal beda konteksnya," imbuhnya.
Sebelumnya Ade menjelaskan, soal ucapan potong leher itu sebenarnya cerita lama. Saat itu dia menjadi pembicara di sebuah diskusi di Jakarta pada September 2013.
Diskusi itu membahas tentang tren pembicaraan politik di media sosial. Ketika itu suasana politik sudah mulai memanas. Partai Demokrat sudah mulai menggelar Konvensi Capres.
Saat itu, kata dia, dirinya diminta menanggapi tren pembicaraan politik di media sosial. Kalau tidak salah, ketika itu Political Wave mempresentasikan hasil penelitiannya yang menunjukkan bahwa tokoh yang paling banyak dibicarakan secara positif di media sosial adalah Jokowi.
(maf)