Pesan SBY ke Pamong Praja IPDN: Perbaiki Tata Pemerintahan
A
A
A
JATINANGOR - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan pesan khusus kepada para Pamong Praja Muda Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) yang baru dilantiknya di lapangan Parade Abdi Praja IPDN, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat.
Kepada para pamong praja muda angkatan XXI ini, SBY berpesan agar para pamong praja bisa memperbaiki tata cara penyelenggaraan pemerintahan. Serta menunjukkan kepada masyarakat bahwa pamong praja sungguh-sungguh melaksanakan asas-asas pemerintahan yang baik.
Prinsip paling utama yang harus dipegang teguh adalah setiap kebijakan yang ditempuh haruslah mempertimbangkan azas manfaat bagi kepentingan rakyat. "Kita dituntut untuk bersikap arif dan bijaksana, bersedia mendengar, dan bersedia untuk berdialog dengan hati terbuka," tutur SBY dalam sambutannya, Senin (16/6/2014).
SBY menambahkan, ketika ada kebijakan yang sifatnya kompleks dan terkait dengan kepentingan masyarakat luas, maka diperlukan sosialisasi terlebih dahulu agar masyarakat mengerti seluk-beluk kebijakan yang akan ditetapkan itu.
Jika hal-hal tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, SBY yakin Indonesia akan mempunyai jajaran aparatur pemerintahan dengan birokrasi yang andal. Karena negara akan menjadi baik, jika aparatur pemerintahannya baik pula. Sebaliknya negara akan jatuh ke lembah sejarah, jika aparatur pemerintahannya tidak memiliki idealisme dan integritas untuk membangun dan memajukan bangsanya.
Diingatkan SBY, sejak tahun 1998 Indonesia telah berubah secara dramatis. Dikatakannya, era reformasi telah membawa masyarakat kita menjadi sedemikian kritis dan terbuka.
"Menghadapi semuanya itu, tidak ada pilihan lain kecuali kita harus terus memperbaiki diri kita masing-masing," ujar SBY.
Kepada para pamong praja muda angkatan XXI ini, SBY berpesan agar para pamong praja bisa memperbaiki tata cara penyelenggaraan pemerintahan. Serta menunjukkan kepada masyarakat bahwa pamong praja sungguh-sungguh melaksanakan asas-asas pemerintahan yang baik.
Prinsip paling utama yang harus dipegang teguh adalah setiap kebijakan yang ditempuh haruslah mempertimbangkan azas manfaat bagi kepentingan rakyat. "Kita dituntut untuk bersikap arif dan bijaksana, bersedia mendengar, dan bersedia untuk berdialog dengan hati terbuka," tutur SBY dalam sambutannya, Senin (16/6/2014).
SBY menambahkan, ketika ada kebijakan yang sifatnya kompleks dan terkait dengan kepentingan masyarakat luas, maka diperlukan sosialisasi terlebih dahulu agar masyarakat mengerti seluk-beluk kebijakan yang akan ditetapkan itu.
Jika hal-hal tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, SBY yakin Indonesia akan mempunyai jajaran aparatur pemerintahan dengan birokrasi yang andal. Karena negara akan menjadi baik, jika aparatur pemerintahannya baik pula. Sebaliknya negara akan jatuh ke lembah sejarah, jika aparatur pemerintahannya tidak memiliki idealisme dan integritas untuk membangun dan memajukan bangsanya.
Diingatkan SBY, sejak tahun 1998 Indonesia telah berubah secara dramatis. Dikatakannya, era reformasi telah membawa masyarakat kita menjadi sedemikian kritis dan terbuka.
"Menghadapi semuanya itu, tidak ada pilihan lain kecuali kita harus terus memperbaiki diri kita masing-masing," ujar SBY.
(hyk)